Konsep Sumberdaya dan Hak Kepemilikan

menunjukkan bahwa penerapan penilaian emisi karbon pada proyek dapat memberi keuntungan bagi perusahaan, masyarakat maupun pemerintah. Konsep ekonomi lingkungan sepakat bahwa pengukuran ekonomi secara tradisional melalui Gross National Product GNP tak memperhitungkan penurunan stok sumberdaya alam dan lingkungan. GNP juga tidak mengikutsertakan penilaian terhadap nilai non-guna non-market value dari suatu sumberdaya. Valuasi ekonomi diperlukan untuk mempertimbangkan keberlanjutan sumberdaya agar kesejahteraan dicapai secara optimal. Proses produksi yang menyerap karbon memberi nilai lebih bagi proyek. Emisi karbon yang hilang akibat penyerapan biogas sebagai penggerak generator listrik termasuk sebagai nilai manfaat dari keberadaan proyek PLTSa. Proyek ramah lingkungan berpotensi mendapatkan keuntungan profit gain dari emisi karbon pada proses produksinya. Keuntungan tersebut dianalisis dengan membandingkan penerimaan bersih proyek saat ini atau Net Present Value NPV dengan emisi karbon rata-rata yang berhasil diserap oleh proyek. Penilaian terhadap emisi karbon carbon accounting memberi manfaat bagi perusahaan karena dapat meningkatkan penjualan produk, menarik minat investor dan kreditor untuk mendanai proyek, serta melakukan ekspansi pasar. Pemerintah juga diuntungkan sebagai bagian dari program pengurangan polusi di Indonesia dengan langkah yang konkrit. Keberlanjutan sumberdaya pun menjadi lebih terjamin sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam jangka panjang. Keuntungan lain yang mungkin didapatkan oleh masyarakat yaitu berkurangnya potensi bencana alam, mendatangkan peluang lapangan pekerjaan baru, serta kondisi lingkungan areal proyek yang semakin membaik karena audit terhadap emisi karbon tersebut. Oleh karena itu, carbon accounting penting untuk diberlakukan juga pada sektor industri.

2.5 Penelitian Terdahulu

Penelitian terkait sampah telah dilakukan dengan mengkaji beragam aspek. Dewi 2008 melakukan penelitian mengenai Evaluasi Ekonomi dan Sosial Unit Pengolahan Sampah UPS Kota Depok. Tujuan dari penelitian tersebut yaitu 1 mengestimasi nilai ekonomi sampah domestik Kota Depok yang dapat dihasilkan UPS jika adanya penanganan lebih lanjut; 2 membandingkan manfaat dan biaya pengelolaan sampah Kota Depok melalui sistem UPS dengan lokasi yang tidak menerapkan sistem UPS; 3 mengevaluasi dampak sosial keberadaan UPS terhadap masyarakat. Adapun metode analisis yang digunakan untuk estimasi nilai ekonomi yaitu konsep total economic value use value, net benefit, avoided transportation cost, Benefit Cost Analysis BCA, uji non-parametrik McNemar serta tabulasi deskriptif persepsi responden. Fatimah 2009 meneliti dengan topik Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Sampah menjadi Pembangkit Listrik Tenaga Sampah PLTSa di Kota Bogor. Penelitian tersebut mencantumkan skenario pendirian proyek PLTSa di Kota Bogor dengan kondisi berdasarkan hasil studi PLTSa Kota dan Kabupaten Bandung. Tujuan dari penelitian ini yaitu 1 Menganalisis kelayakan proyek PLTSa ditinjau dari aspek teknis, aspek pasar dan aspek manajemen; 2 Menganalisis kelayakan proyek PLTSa ditinjau dari aspek finansial; 3 Menganalisis kepekaan proyek PLTSa yang mempengaruhi kondisi kelayakan. Metode yang digunakan untuk mengkaji tujuan tersebut adalah Analisis Aspek Teknis, Pasar, Manajemen dan Finansial kriteria berupa NPV, IRR, Net BC, Payback Period, Switching Value serta Analisis Kelayakan Usaha. Hapsari 2011 mengkaji tentang Studi Emisi Karbondioksida CO 2 dan Metana CH4 dari Kegiatan Reduksi Sampah di Wilayah Surabaya Bagian Selatan. Tujuan dari penelitian tersebut yaitu 1 Menghitung jumlah emisi gas karbondioksida dan metan dari timbulan sampah di Surabaya; 2 Menghitung jumlah emisi gas karbondioksida dan metan yang dihasilkan dari kegiatan reduksi sampah di wilayah Surabaya bagian Selatan; 3 Menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi masyarakat untuk melakukan kegiatan reduksi sampah di wilayah Surabaya bagian Selatan. Adapun alat analisis yang digunakan dalam penelitian tersebut menggunakan Minitab dan SPSS meninjau faktor perilaku masyarakat; metode dari Intergovermental Panel on Climate Change IPCC digunakan untuk menilai emisi karbon dari pembuatan kompos serta metode dari United States Environmental Protection Agency U.S. EPA digunakan untuk menilai emisi karbon dari kegiatan reduksi sampah. Persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu berfokus pada analisis kelayakan proyek pengelolaan sampah. Kelayakan proyek akan dievaluasi untuk menjadi acuan ataupun gambaran dalam menerapkan sistem sejenis pada TPSTTPA lainnya. Faktor-faktor yang berbeda dengan penelitian lain yaitu sistem pengelolaan sampah, aspek penelitian serta lokasi penelitian. Sistem pengelolaan sampah di TPST Bantargebang telah menggunakan sanitary landfill yang cukup baik. Kegiatan proyek PLTSa juga memiliki manfaat ekonomi berupa reduksi emisi karbon dari tumpukan sampah yang kian hari memenuhi TPST. Lokasi penelitian pada TPST Bantargebang dipilih untuk menjadi salah satu bahan kajian penanganan sampah yang berasal dari aktivitas perekonomian kota.