IV. METODE PENELITIAN
4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada lokasi Tempat Pengolahan Sampah Terpadu TPST Bantargebang yang terletak pada 3 kelurahan yaitu Kelurahan Cikiwul,
Kelurahan Ciketing Udik dan Kelurahan Sumur Batu. Lokasi penelitian ditentukan secara sengaja purposive karena sebagai tempat pembuangan dari
salah satu kota penghasil sampah terbanyak di Indonesia yaitu Provinsi DKI Jakarta. Pengambilan data pendukung penelitian ini dilakukan pada kurun waktu
Maret-Mei 2014.
4.2 Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang didapatkan melalui hasil wawancara
langsung dengan responden seperti pihak joint operation TPST Bantargebang- Dinas Kebersihan DKI Jakarta, pihak PT Navigat Organic Energy Indonesia
NOEI, dan pihak PT Godang Tua Jaya GTJ. Data primer juga diperoleh dari observasi langsung di lokasi penelitian. Data sekunder berupa inflow-outflow
didapatkan melalui laporan keuangan TPST Bantargebang dan PT NOEI. Hasil studi literatur terhadap buku, jurnal penelitian serta artikel terkait penelitian juga
menjadi referensi data sekunder dalam penelitian ini. Data primer maupun sekunder yang telah diperoleh akan dianalisis dengan
metode kualitatif dan metode kuantitatif. Metode kualitatif digunakan untuk mengidentifikasi pengelolaan sampah di TPST Bantargebang. Metode kuantitatif
dibutuhkan dalam mengolah data sekunder seperti cashflow perusahaan serta data emisi karbon. Pengolahan data kuantitatif dapat menggunakan Microsoft Excel
2010 dan disajikan dalam bentuk tabel untuk diinterpretasikan selanjutnya. Adapun cara analisis data sesuai tujuan penelitian diuraikan dalam Tabel 2.
Tabel 2 Matriks Metode Analisis Data sesuai Tujuan Penelitian No.
Tujuan Penelitian Data dan Sumber Data
Metode Analisis 1.
Mengidentifikasi sistem
pengelolaan sampah
di TPST
Bantargebang. Data sumber sampah berasal
industri, pasar, rumah tangga; data kuantitas sampah yang
dibuang ke TPST, observasi lapang
proses perlakuan
terhadap sampah di TPST. Sumber
data: Dinas
Kebersihan DKI Jakarta, dan pihak joint operation PT
NOEI dan PT GTJ. Analisis
Deskriptif
2. Mengevaluasi
manfaat benefit
ekonomi yang
mungkin dihasilkan
melalui reduksi emisi karbon dari kegiatan
PLTSa. Data serapan karbon untuk
generator listrik dari zona sampah di TPST, data jenis
serta komposisi sampah yang diangkut ke TPST.
Sumber data: PT NOEI dan PT GTJ.
LandGEM U.S. EPA
3. Mengevaluasi secara
ekonomi terhadap
proyek Pembangkit
Listrik Tenaga
Sampah PLTSa di TPST Bantargebang.
Data biaya
tetap, biaya
variabel, data penjualan listrik, data serapan emisi karbon.
Cost-Benefit Analysis
Secara detail, rincian jenis data yang dibutuhkan sebagai berikut. 1.
Data teknis pengolahan sampah di TPST Bantargebang - Jumlah volume sampah sesuai sumber sampah berasal industri, pasar,
rumah tangga; - Kuantitas sampah yang dibuang ke TPST Bantargebang;
- Sistem operasi pengolahan sampah di TPST Bantargebang hingga menjadi produk seperti biji plastik, pupuk kompos dan listrik.
2. Cashflow PLTSa Bantargebang
- Data peralatan dan bangunan PLTSa; - Data kapasitas produksi listrik PLTSa;
3. Data penyerapan karbon oleh generator PLTSa
- Jumlah karbon berjenis metana CH4 yang terserap untuk kegiatan PLTSa;
- Data komposisi sampah yang masuk ke TPST Bantargebang.
4.3 Identifikasi Sistem Pengolahan Sampah di TPST Bantargebang
Metode analisis deskriptif akan digunakan untuk mengidentifikasi pengolahan sampah di TPST Bantargebang melalui wawancara pihak joint
operation Dinas Kebersihan DKI Jakarta serta observasi lapang. Sistem yang akan diobservasi terkait proses pengangkutan sampah dari sumber rumah tangga,
pasar, maupun industri, proses pembuangan sampah ke TPST Bantargebang, perlakuan treatment terhadap sampah yang menumpuk hingga menjadi produk
olahan berupa pupuk kompos, biji plastik serta listrik. Nida 1949 mengemukakan prinsip umum dalam melakukan analisis deskriptif. Penjabaran
interpretasi harus tepat sesuai fakta yang terdapat dalam observasi dengan didukung pendapat pihak tertentu. Deskripsi dihasilkan melalui kombinasi
fenomena yang terjadi dengan data-data lapangan sesuai tema pertanyaan yang diajukan.
4.4 Teknik Analisis Data
Penelitian menggunakan Landfill Gas Emission untuk menilai manfaat ekonomi reduksi emisi karbon. Cost-Benefit Analysis CBA akan digunakan
untuk mengevaluasi proyek secara ekonomi. Data kuantitatif yang telah didapatkan kemudian akan diolah melalui alat bantu software Microsoft Excel
2010.
4.4.1 Penilaian Manfaat Ekonomi Reduksi Emisi Karbon
Potensi nilai ekonomi reduksi emisi karbon proyek PLTSa Bantargebang akan diestimasi berdasarkan nilai pasar. Hal tersebut dilakukan karena kini karbon
dapat dianggap sebagai manfaat tidak langsung indirect benefit, meski bersifat tangible karena terdapat harga standar yang berlaku di pasar internasional maupun
nasional. Proyek PLTSa Bantargebang perlu diidentifikasi terlebih dahulu untuk
mengetahui manfaat proyek berdasarkan nilai nyata tangible value dan nilai tak nyata intangible value. Barang tangible merupakan sumberdaya yang dapat
dinilai dengan nilai pasar, sedangkan barang intangible adalah barang atau jasa lingkungan yang perlu pendekatan khusus untuk menilainya. Secara lebih jelas
konsep tersebut dikaitkan sesuai penelitian tercantum pada Tabel 3. Tabel 3 Identifikasi Benefit and Cost Proyek PLTSa
Identifikasi Direct
Indirect Benefit
Listrik Tipping fee
Reduksi emisi karbon. Penyerapan tenaga kerja.
Pencegah eksternalitas negatif berupa
pencemaran air lindi di Sungai Kali Asem.
Perubahan paradigma cara pengolahan sampah
di TPA.
Cost Direct project costs upah
tenaga kerja, infrastruktur kantor
Acquisition costs pembelian atau pembuatan teknologi
Implementation costs produktivitas yang hilang
Whole of life ownership costs biaya operasional,
pemeliharaan, penggantian fasilitas, pelatihan.
Dampak regulasi jika gagal diterapkan
adanya market failure. Biaya untuk
memperbaiki pengetahuan
manajemen perusahaan yang lemah.
Penurunan produktivitas organisasi
perusahaan
Keterangan: cakupan penelitian Sumber: Disadur dari Sydney Technical and Further Education Comission, 1991
Produk utama dari PLTSa adalah listrik. Proyeksi manfaat ekonomi listrik dilakukan dengan menyesuaikan kapasitas produksi listrik PLTSa Bantargebang
per tahun dengan harga listrik yang diberlakukan oleh PLN sebagai pembeli. Secara lebih jelas, penilaian manfaat ekonomi produksi listrik B tersebut sesuai
dengan persamaan 4.1.
4.1