6.3 Power House PLTSa Bantargebang
Gambar 15 Proses Produksi Listrik di PLTSa Bantargebang Pengolahan  sampah  di  TPST  Bantargebang  memang  cukup  kompleks,
namun usaha pengolahan tersebut memang bertujuan untuk mereduksi tumpukan sampah  pada  setiap  zona  TPST  serta  memberi  added  value  bagi  sampah.  Selain
memproduksi kompos dan biji plastik, TPST Bantargebang juga memiliki  power house  untuk  menghasilkan  listrik  dari  sampah.  Beberapa  rangkaian  aktivitas
produksi  yang  diperlukan  dalam  memproduksi  gas  metan  yaitu  soil  covering, waste  reprofilling,  penyerapan  gas  metan,  penyaluran  gas  metan,  pengecekan
kadar  gas  metan,  dan  gasses  compressing.  Tahapan  tersebut  dilakukan  secara berkesinambungan dalam produksi listrik, seperti yang terdapat pada Gambar 15.
Soil Covering dan Waste Reprofilling
Sumber: Dokumentasi PT NOEI, 2010 dan dokumentasi penulis, 2014
Gambar 16 Soil covering dan pelapisan geomembran Ketika timbunan sampah telah mencapai ketinggian tertentu, zona sampah
kemudian  diberi  perlakuan  pelapisan  dengan  tanah  soil  covering.  Selain  itu, zona  tersebut  juga  akan  dibentuk  menyerupai  piramida  berundak  atau  disebut
350-700 ton sampah  hari
Produksi gas metan: -
Soil covering  waste reprofilling
- Penyerapan gas metan
- Penyaluran gas metan
- Pengecekan kadar gas metan
- Gasses compresing
Gas metan masuk ke mesin pembangkit
98 – 196 MW disalurkan ke
PLN Jawa-Bali
perlakuan  waste  reprofilling.  Zona  tersebut  kemudian  dilapisi  dengan  plastik untuk menahan gas metan agar tidak terlepas ke udara.
Penyerapan Gas Metan
Proses  selanjutnya  yaitu  pembuatan  sumur  gas.  Saat  ini  telah  dibangun sekitar 70 sumur gas di zona sampah TPST. Sumur gas berfungsi untuk menyerap
gas di lapisan zona sampah melalui pori-pori pada permukaan pipa. Pipa tersebut berbahan polyethylene PE, berfungsi menyisihkan air lindi  yang terbawa ketika
blower menyedot gas dari landfill. Air lindi tersebut disalurkan untuk dibuang ke Instalasi Pengolahan Air Sampah IPAS.
Penyaluran Gas Metan
Gas yang telah disisihkan dari kandungan air lindi kemudian diserap oleh blower  untuk  dibawa  ke  mesin  generator.  Pipa  yang  terbenam  di  lapisan  zona
sengaja dibuat dengan berpori untuk tetap dapat menyerap gas di dalam timbunan sampah. Penyerapan gas ini memang selalu berpotensi terdapat komponen ikutan
berupa air lindi. Oleh karena itu, pipa-pipa dibuat sedemikian rupa agar berbentuk horizontal. Hal ini memudahkan gas untuk menuju mesin pembangkit listrik yang
terletak  di  power  house  area,  air  yang  terbawa  pun  akan  otomatis  terjatuh  ke bawah tanpa ikut masuk ke blower.
Pengecekan Kadar Gas Metan
Kadar gas yang terserap oleh blower selalu dikontrol oleh sebuah alat yang disebut  Gas  Analyzer.  Alat  ini  berfungsi  untuk  mengecek  kadar  gas  pada  setiap
titik  yang  ditentukan.  Jika  pada  suatu  titik  terdeteksi  hanya  terdapat  sedikit kandungan metan, maka pipa pada titik tersebut akan ditutup untuk mengehntikan
aliran. Hal ini bertujuan untuk mencegah gas selain metan agar tak ikut mengalir menuju mesin generator. Kadar oksigen yang melebihi 2 kandungan gas metan
pada aliran tersebut berpotensi mengubah metan menjadi karbondioksida dan uap air sehingga menyebabkan kerusakan pada mesin pembangkit listrik.
Gasses Compressing
Gas  yang  disalurkan  dari  zona  sampah  memiliki  suhu  sebesar  50-70 C
sehingga perlu didinginkan di  dalam sebuah mesin pendingin  chiller. Suhu gas setelah  proses  pendinginan  tersebut  mencapai  kisaran  18
C.  Selanjutnya,  gas ditekan  compressed  hingga  padat,  sekitar  110  milibar.  Gas  padat  tersebut