Alat tangkap pukat cincin

Berdasarkan hasil penelitian Marasut 2005, kapal-kapal pukat cincin pada beberapa daerah di Sulawesi Utara Tumumpa, Belang, Lolak, dan Bitung memiliki ukuran panjang L 14,72 m – 22,50 m, lebar B 3,81 m – 4,00 m, dan dalam D 1,28 m – 1,80 m; selanjutnya dikatakan bahwa kapal-kapal pukat cincin yang digunakan di beberapa daerah Sulawesi Utara mempunyai kecepatan yang besar dan lebar yang besar dikarenakan pada bagian tengah kapal ditempatkan jaring dan wings hauler.

2.3.2 Alat tangkap pukat cincin

Pukat cincin purse seine merupakan alat tangkap ikan yang tergolong berukuran besar, membutuhkan nelayan berjumlah banyak. Persiapan purse seine dengan kelengkapannya desain, konstruksi, dan alat bantu penangkapan ikan, kemampuan mendeteksi gerombolan ikan secara tepat, dan ketrampilan untuk mengoperasikannya merupakan faktor penting untuk terhindar dari resiko kegagalan dalam setiap operasi penangkapan ikan dengan menggunakan purse seine, mengingat pengoperasian purse seine harus aktif mencari, mengejar, dan mengurung ikan pelagis yang bergerombol dan bergerak cepat dalam jumlah besar atau melalui alat pengumpul ikan rumpon dan lampu Zarochman dan Wahyono 2005. Purse seine merupakan suatu alat penangkapan ikan yang digolongkan dalam kelompok jaring lingkar surrounding nets Martasuganda 2004. Selanjutnya Baskoro 2002, menyatakan bahwa pukat cincin purse seine adalah jaring yang umumnya berbentuk empat persegi panjang, dilengkapi dengan tali kerut yang dilewatkan melalui cincin yang diikatkan pada bagian bawah jaring tali ris bawah, sehingga dengan menarik tali kerut bagian bawah jaring dapat dikuncupkan dan jaring akan berbentuk seperti mangkok Gambar 2. Brandt 1984, menyatakan bahwa pukat cincin purse seine merupakan alat tangkap yang lebih efektif untuk menangkap ikan-ikan pelagis di sekitar permukaan air. Purse seine dibuat dengan dinding jaring yang panjang, terkadang hingga beberapa kilo meter, dengan panjang jaring bagian bawah sama atau lebih panjang dari bagian atas. Bentuk konstruksi jaring seperti ini, tidak ada kantong yang berbentuk permanen pada jaring purse seine. Karakteristik jaring purse seine terletak pada cincin yang terdapat pada bagian bawah jaring. Dilihat dari segi konstruksi maka komponen jaring pukat cincin purse seine dapat dikelompokkan dalam 5 bagian besar yaitu; 1 badan jaring, 2 tali kerut, 3 cincin ring, 4 pelampung dan pemberat, dan 5 tali selembar Martasuganda 2004. Menurut Subani dan Barus 1989, konstruksi pukat cincin purse seine terdiri atas: 1 Bagian jaring, nama bagian-bagian jaring ini belum mantap, tetapi ada yang membagi menjadi 2 yaitu; bagian tengah dan jampang. Namun yang jelas jaring terdiri dari 3 bagian, yaitu; jaring utama, jaring sayap, dan jaring kantong. 2 Selvedge srampatan, dipasang pada bagian pinggir jaring yang berfungsi untuk memperkuat jaring pada waktu dioperasikan terutama pada waktu penarikkan jaring. 3 Tali temali 4 Tali pelampung 5 Tali ris atas 6 Tali ris bawah 7 Tali pemberat 8 Tali kolor 9 Tali selambar 10 Pelampung 11 Pemberat 12 Cincin, digantungkan pada tali pemberat dengan seutas tali yang panjangnya 1 meter dengan jarak sekitar 3 meter setiap cincin. Purse line dimasukkan melalui cincin ini. Gambar 2 Metode penangkapan ikan dengan pukat cincin purse seine Ayodhyoa 1981, mengemukakan bahwa tujuan dari penangkapan dengan menggunakan alat tangkap pukat cincin purse seine adalah kawanan ikan dan kawan ikan tersebut harus berada dekat permukaan air, sangatlah diharapkan pula agar densitas school itu tinggi, yang berarti jarak antara sesama ikan dalam kawanan harus sedekat mungkin. Menurut Nugroho 2006, setelah pasca pelarangan pukat harimau tahun 1980, alat tangkap pukat cincin menjadi semi industri dan berkembang cepat, baik kapasitas penangkapan ukuran kapal dan termasuk kekuatan mesin dan perluasan daerah penangkapan, maupun peningkatan efisiensi penangkapan melalui penggunaan jumlah lampu sorot cahaya yang cenderung meningkat. Selanjutnya Sainsbury 1996, menyatakan bahwa alat tangkap ini dapat menangkap ikan dari segala ukuran mulai dari ikan- ikan kecil hingga ikan-ikan besar tergantung pada ukuran mata jaring yang digunakan. Semakin kecil ukuran mata jaring semakin banyak ikan-ikan kecil yang tertangkap karena tidak dapat meloloskan diri dari mata jaring. Berdasarkan hasil penelitian Irham 2006, pukat cincin yang digunakan di Maluku Utara terdiri dari kantong, badan jaring, sayap, jaring pada pinggir badan jaring, tali ris atas, tali ris bawah, pemberat, pelampung, dan cincin. Memiliki Sumber: Von Brandt 1984. ukuran panjang L berkisar 200 m – 600 m, lebar B berkisar 40 m – 60 m. Hasil penelitian Luasunaung 1999, mini purse seine soma pajeko yang ada di perairan sekitar Molibagu, Teluk Tomini Sulawesi Utara umumnya ukuran jaring bervariasi menurut besarnya kapal. Jaring memiliki ukuran panjang L berkisar 225 m – 420 m dan lebar B berkisar 50 m – 70 m.

2.3.3 Rumpon