Sumberdaya Ikan Pelagis Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh

berjalan tanpa adanya tenaga kerja. Dalam operasi penangkapan ikan, masing- masing nelayan memiliki tugas tersendiri, sehingga operasi penangkapan ikan dapat berjalan dengan lancar. Jumlah nelayan yang mengoperasikan pukat cincin purse seine yaitu berkisar antara 18 – 22 orang termasuk kapten kapal. Dalam pembagian tugas, kapten kapal memiliki tanggung jawab paling besar terhadap kelancaran operasi penangkapan ikan. Menurut Hermanto 1986 secara umum berdasarkan bagian yang diterima dalam usaha penangkapan ikan dibagi menjadi lima kelompok yaitu: 1 Juragan darat adalah orang yang mempunyai perahu dan alat penangkapan ikan laut. Juragan darat hanya menerima bagi hasil tangkapan yang diusahakan oleh orang lain. Pada umumnya juragan darat menanggung seluruh biaya operasi penangkapan. 2 Juragan laut adalah orang yang tidak punya perahu dan alat tangkap, tetapi bertanggung jawab dalam operasi penangkapan ikan di laut. 3 Juragan darat-laut adalah orang yang memiliki perahu dan alat tangkap sekaligus ikut dalam operasi penangkapan ikan di laut. Juragan darat-laut menerima bagi hasil sebagai nelayan dan bagi hasil sebagai pemilik unit penangkapan. 4 Buruh atau pandega adalah orang yang tidak memiliki unit penangkapan dan hanya berfungsi sebagai anak buah kapal, umumnya menerima bagi hasil tangkapan dan jarang diberikan upah harian. 5 Anggota kelompok adalah orang yang berusaha pada suatu unit penangkapan secara berkelompok. Perahu yang dioperasikannya adalah perahu yang dibeli dari modal yang dikumpulkan oleh semua anggota kelompok.

2.4 Sumberdaya Ikan Pelagis

Ikan pelagis adalah ikan-ikan permukaan yang hidupnya sangat aktif di dekat permukaan laut. Direktorat Jendral Perikanan 1979 mengelompokkan ikan pelagis berdasarkan ukurannya menjadi dua jenis, yaitu: 1 Jenis-jenis ikan pelagis besar yaitu jenis ikan pelagis yang mempunyai ukuran panjang 100 cm – 250 cm ukuran dewasa antara lain adalah tuna Thunnus spp., cakalang Katsuwonus pelamis, tenggiri Scomberomorus spp., tongkol Euthynnus spp., setuhuk Xiphias spp., dan lemadang Coryphaena spp.. Jenis ikan pelagis besar, kecuali jenis-jenis tongkol biasanya berada di perairan yang lebih dalam dengan salinitas yang lebih tinggi. 2 Jenis-jenis ikan pelagis kecil yang mempunyai ukuran 5 cm – 50 cm ukuran dewasa. Ikan pelagis kecil adalah ikan yang hidup dipermukaan sampai kedalaman 30 m – 60 m, tergantung pada kedalaman laut yang bersangkutan. Kelompok ikan pelagis kecil biasanya hidup bergerombol schooling, hidup di perairan neritik dekat pantai. Bila hidup di perairan yang secara berkalamusiman mengalami up welling pengadukan ikan pelagis kecil dapat membentuk biomassa yang besar. Ikan pelagis kecil yang memiliki arti penting bagi perikanan Indonesia antara lain adalah ikan layang Decapterus spp., selar Selaroides spp., teri Stolephorus spp., japuh Dussumieria spp., tembang Sardinella fimbriata, lemuru Sardinella longiceps, dan kembung Rastrelliger spp.. Beberapa jenis ikan pelagis kecil dan besar yang sampai saat ini bernilai ekonomis penting dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5 Beberapa jenis ikan pelagis kecil dan besar di Indonesia Kelompok Ikan No Nama Indonesia Nama Ilmiah Nama Inggris Pelagis kecil 1 Julung-julung Tylosurus spp. Grafish and Halfbeak 2 Kembung Rastrelliger spp. Indo-Pacifik mackerels 3 Layang Decapterus spp. Scads 4 Lemuru Sardinella longiceps Indiana oil sardinella 5 Selar Selar spp. Travaillies 6 Tembang Sardinella fimbriata Fringescalles sardinella 7 Tongkol Euthinnus spp. Eastern little tuna Pelagis besar 1 Madidihang Thunnus albacores Yellowfin tuna 2 Tuna Mata Besar Thunnus obesus Bigeyes tunas 3 Albakora Thunnus alalunga Albacore 4 Tuna sirip Biru Selatan Thunnus macoyii Southen bluefin tuna 5 Ikan layaran Istiophorus platypterus Indo-Pacific sailfishes 6 Cakalang Katsuwonus pelamis Skipjack tunas 7 Tenggiri Scomberomorus commersoni Narrow-barred Spanish mackerels 8 Cucut Biru Sphyrna spp. Blue shark Sumber: Dwiponggo 1988. Ikan pelagis merupakan kelompok ikan aktif, keberadaannya dipengaruhi oleh berbagai faktor oseanografi dan lingkungan lainnya, antara lain suhu, arus, kelimpahan klorofil, dan salinitas. Besarnya pengaruh lingkungan terhadap keberadaan ikan ini, diperkirakan menjadi salah satu faktor yang menyebabkan ikan-ikan pelagis selalu bermigrasi dan membentuk gerombolan schooling akibat memiliki kecenderungan yang sama terhadap kebutuhan kondisi perairan yang optimum. Ikan-ikan pelagis merupakan ikan yang memiliki respon positif terhadap cahaya fototaksis positif. Ciri lainnya, ikan-ikan pelagis bila mengalami stres atau gangguan akan berusaha berenang ke bawah.

2.5 Analisis Kelayakan Usaha