Rumpon Perikanan Pukat Cincin Purse Seine

ukuran panjang L berkisar 200 m – 600 m, lebar B berkisar 40 m – 60 m. Hasil penelitian Luasunaung 1999, mini purse seine soma pajeko yang ada di perairan sekitar Molibagu, Teluk Tomini Sulawesi Utara umumnya ukuran jaring bervariasi menurut besarnya kapal. Jaring memiliki ukuran panjang L berkisar 225 m – 420 m dan lebar B berkisar 50 m – 70 m.

2.3.3 Rumpon

Rumpon adalah suatu benda menyerupai pepohonan yang dipasang di suatu tempat di laut. Menurut SK Mentan Nomor 51KptsIK250197, rumpon didefinisikan sebagai alat bantu penangkapan ikan yang dipasang dan ditempatkan pada perairan laut. Berdasarkan tempat pemasangan dan pemanfaatan rumpon menurut SK tersebut, dikategorikan ada 3 jenis rumpon, yaitu: 1 Rumpon perairan dasar adalah alat bantu penangkapan ikan yang dipasang dan ditempatkan pada dasar perairan laut. 2 Rumpon perairan dangkal adalah alat bantu penangkapan ikan, dipasang dan ditempatkan pada perairan laut dengan kedalaman sampai dengan 200 meter. 3 Rumpon perairan dalam adalah alat bantu penangkapan ikan yang dipasang dan ditempatkan pada perairan laut dengan kedalaman lebih dari 200 meter. Subani 1986 mengatakan bahwa, baik rumpon laut dalam maupun rumpon laut dangkal secara garis besar terdiri dari empat komponen utama, yaitu; 1 pelampung atau float; 2 tali pelampung atau rope; 3 pemikat ikan atau attracrtor; dan 4 pemberat atau sinker. Panjang tali bervariasi, tetapi pada umumnya adalah 1,5 kali kedalaman laut tempat rumpon tersebut ditanam. Tim Pengkaji Rumpon Institut Pertanian Bogor 1987 mengemukakan bahwa persyaratan umum komponen- komponen dari konstruksi rumpon adalah: 1 Pelampung float - Mempunyai kemampuan mengapung yang cukup baik bagian yang mengapung di atas 13 bagian. - Konstruksi cukup kuat. - Tahan terhadap gelombang. - Mudah dikenali dari jarak jauh. - Bahan pembuatnya mudah diperoleh. 2 Pemikat attractor - Mempunyai daya pikat yang baik terhadap ikan. - Tahan lama. - Mempunyai bentuk seperti posisi potongan vertikal dengan arah ke bawah. - Terbuat dari bahan yang kuat dan tahan lama. 3 Tali-temali rope - Terbuat dari bahan yang kuat dan tidak mudah busuk. - Harga relatif murah. - Mempunyai daya apung yang cukup untuk mencegah gesekkan terhadap benda-benda lainnya dan terhadap arus. - Tidak bersimpul less knot. 4 Pemberat sinker - Bahannya murah, kuat, dan mudah diperoleh. - Massa jenisnya besar, permukaannya tidak licin dan dapat mencengkeram. Menurut Badan Litbang Pertanian 1992, rumpon yang dikembangkan saat ini dikelompokkan berdasarkan: 1 Posisi dari pemikat atau pengumpul aggregator, rumpon dibagi menjadi rumpon perairan permukaan lapisan tengah dan dasar. Rumpon perairan permukaan lapisan tengah terdiri dari jenis rumpon perairan dangkal dan rumpon perairan dalam. 2 Kriteria portabilitas, rumpon dikelompokkan menjadi rumpon yang dijangkar secara tetap statis dan rumpon yang dijangkar tetapi dapat dipindah-pindah dinamis. 3 Tingkat teknologi yang digunakan, rumpon dikelompokkan menjadi tradisional dan modern. Rumpon tradisional umumnya digunakan oleh nelayan tradisional yang terdiri dari pelampung, tali jangkar atau pemberat serta pemikat yang dipasang pada kedalaman 300 - 2000 m. Rumpon modern umumnya digunakan oleh perusahaan perikanan swasta dan BUMN. Komponen rumpon modern biasanya terdiri dari pelampung yang terbuat dari plat besi atau drum, tali jangkar terbuat dari kabel baja steel wire, tali sintesis dan dilengkapi dengan swivel, pemberat biasanya terbuat dari semen cor. Pemikat yang digunakan umumnya terbuat dari bahan alami dan bahan sintesis seperti ban, pita plastik, dan lain-lain Nahumury 2001 Gambar 3. Gambar 3 Model rumpon modern. Rumpon merupakan alat pemikat ikan yang digunakan untuk mengkonsentrasikan ikan sehingga operasi penangkapan ikan dapat dilakukan dengan mudah Subani 1972. Cara pengumpulan ikan dengan pikatan berupa benda terapung tersebut menurut Sondita 1986, merupakan salah satu bentuk dari fish aggregating device FAD, yaitu metode benda atau bangunan yang dipakai sebagai sarana untuk penangkapan ikan dengan cara memikat dan mengumpulkan ikan-ikan tersebut. Selanjutnya Simbolon 2004, menyatakan bahwa rumpon ini dimaksudkan untuk memikat dan mengkonsentrasikan ikan, baik ikan yang berada di sekitar pemasangan rumpon maupun ikan yang sedang melakukan ruaya, dengan demikian ikan akan berada lebih lama di sekitar pemasangan rumpon, dan akibatnya penangkapan dapat dilakukan dengan lebih mudah, efektif, dan efisien. Rumpon selain berfungsi sebagai pengumpul kawanan ikan, pada prinsipnya juga memudahkan kawanan ikan untuk ditangkap sesuai dengan alat tangkap yang dikehendaki. Penggunaan rumpon oleh kapal penangkap ikan juga dapat menghemat waktu dan bahan bakar, karena tidak perlu lagi mencari dan mengejar gerombolan-gerombolan ikan Subani 1986; Wudianto dan Linting 1988. Sumber: Nahumury 2001 = Monintja 1993 menyatakan lebih lanjut bahwa manfaat yang diharapkan dengan penggunaan rumpon selain menghemat waktu dan bahan bakar juga dapat menaikkan hasil tangkapan per satuan upaya penangkapan, meningkatkan mutu hasil tangkapan ditinjau dari spesies dan komposisi ukuran berdasarkan selektivitas alat. Di Indonesia rumpon dikenal dengan berbagai sebutan seperti tendak Jawa. onjen Madura, rabo Sumatera Barat, unjan tuasan Sumatera Utara, dan rompong Sulawesi merupakan FAD skala kecil dan sederhana yang umumnya dibuat dari bahan tradisional, ditempatkan pada kedalaman perairan dangkal dengan jarak 5 - 10 mil laut 9 - 1 8 km dari pantai dan umumnya tidak lebih dari 10 - 20 mil laut 35 km dari pangkalan terdekat Mathews et al 1996.

2.3.4 Nelayan