2.5.2 Analisis kriteria investasi
Investasi adalah usaha menanamkan faktor-faktor produksi dalam proyek tertentu, baik yang bersifat baru sama sekali atau perluasan proyek. Tujuan
utamanya yaitu memperoleh manfaat keuangan atau non keuangan yang layak di kemudian hari. Investasi dapat dilakukan oleh perorangan, perusahaan swasta
maupun badan-badan pemerintah Sutojo 2000. Untuk mencari suatu ukuran menyeluruh tentang baik tidaknya sesuatu
proyek telah dikembangkan berbagai indeks. Indeks-indeks ini disebut investment criteria Kadariah 1978. Hakekat dari semua kriteria tersebut adalah mengukur
hubungan antara manfaat biaya dari proyek. Beberapa kriteria yang ada diantaranya adalah net present value NPV, internal rate of return IRR, dan net
benefit-cost net BC. Ketiga kriteria ini digunakan untuk menentukan diterima tidaknya suatu usulan proyek dengan tingkat keuntungan masing-masing.
Metode net benefit-cost net BC ini merupakan perbandingan antara nilai
sekarang dari keuntungan bersih yang positif dengan nilai sekarang dari keuntungan bersih yang negatif. Kriterianya adalah:
Jika net BC ratio 1, investasi layak karena memberikan keuntungan
Jika net BC ratio = 1, usaha tidak untung dan tidak rugi
Jika net BC ratio 1, investasi tidak layak karena mengalami kerugian
2.6 Analisis SWOT
Analisis SWOT merupakan identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan berbagai strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada
logika yang dapat memaksimalkan kekuatan strengths dan peluang opportunities, namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan
weaknesses dan ancaman threats. Proses pengambilan keputusan strategi selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan
Rangkuti 2004. Analisis SWOT mempertimbangkan faktor internal internal factor evaluationIFE yaitu strengths dan weaknesses serta faktor eksternal
external factor evaluationEFE yaitu opportunities dan threats yang dihadapi dunia usaha, sehingga dari analisis tersebut dapat diambil suatu keputusan strategi
pengembangan Marimin 2004.
Analisis SWOT didahului dengan identifikasi posisi usaha melalui IFE dan
EFE, selanjutnya tahapan analisis matriks SWOT. Proses yang harus dilakukan dalam pembuatan analisis SWOT agar keputusan yang diperoleh lebih tepat
melalui berbagai tahapan sebagai berikut: 1
Tahap pengambilan data yaitu evaluasi faktor internal dan eksternal 2 Tahap analisis yaitu pembuatan matriks internal eksternal dan matriks
SWOT 3
Tahap pengambilan keputusan Tahap pengambilan data ini digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang
menjadi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman bagi perusahaan dapat dilakukan dengan wawancara terhadap ahli perusahaan yang bersangkutan
ataupun analisis secara kuantitatif misalkan neraca laba rugi dan lain-lain. Setelah mengetahui berbagai faktor dalam perusahaan maka tahap selanjutnya adalah
membuat matriks internal eksternal. Matriks
SWOT menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan
kelemahan yang dimiliki. Matriks ini akan terbentuk empat kemungkinan alternatif strategi Tabel 6.
Tabel 6 Matriks SWOT dan kemungkinan strategi yang sesuai
IFEEFE Strength S
Weaknesses W Oppotunities O
Strategi SO Menciptakan strategi yang
menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang.
Strategi WO Menciptakan strategi yang
meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang.
Threats T
Strategi ST Menciptakan strategi yang
menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman.
Strategi WT Menciptakan stretegi yang
meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman.
Berdasarkan matriks
SWOT diperoleh 4 alternatif arahan pengembangan yaitu:
1 Memanfaatkan seluruh kekuatan yang ada untuk mendapatkan peluang yang
sebesar-besarnya strategi SO. 2 Memanfaatkan sebesar-besarnya kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi
ancaman strategi ST.
3 Kelemahan yang dimiliki oleh suatu kawasan diatasi dengan memanfaatkan semua peluang yang dimiliki strategi WO.
4 Strategi pengembangan dengan segala kelemahan untuk menghadapi ancaman yang muncul. Kebijakan ini lebih bersifat defensif sambil berusaha
meminimalkan kelemahan serta menghindari ancaman strategi WT.
2.7 Pengelolaan Sumberdaya