Perencanaan Lanskap Proses Perencanaan Lanskap

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Perencanaan Lanskap

Menurut Laurie 1984, perencanaan merupakan suatu pendekatan ke masa depan terhadap lahan dan perencanaan tersebut disertai dengan imajinasi dan kepekaan terhadap analisis tapak. Menurut Nurisjah dan Pramukanto 2009, perencanaan merupakan proses pemikiran dari suatu ide ke arah suatu bentuk nyata. Perencanaan dapat diartikan pula sebagai suatu tindakan mengatur dan menyatukan berbagai tata guna lahan dalam suatu proses berdasarkan pengetahuan teknis lahan dan kualitas estetiknya. Lebih lanjut dinyatakan bahwa perencanaan adalah pemilihan, pembuatan, atau penggunaan dari fakta-fakta tersedia dan anggapan-anggapan yang berkenaan dengan pandangan ke masa depan serta perumusan aktivitas yang dianggap perlu untuk mencapai hasil yang diinginkan. Lynch 1981 mengungkapkan bahwa perencanaan tapak adalah seni menciptakan lingkungan fisik luar yang menyokong tindakan manusia, yang dalam proses perencanaannya dimulai dengan memahami orang-orang yang akan menggunakan tapak tersebut dan kebijakan-kebijakan yang ada.

2.2. Proses Perencanaan Lanskap

Proses perencanaan adalah suatu alat yang sistematis digunakan untuk menentukan saat awal dan keadaan yang diharapkan dan cara yang terbaik untuk mencapai keadaan yang diharapkan Simonds, 1983. Menurut Nurisjah dan Pramukanto 2009, proses perencanaan lanskap merupakan suatu kegiatan berurutan yang saling terkait, tidak hanya tahapannya, tetapi juga pada produk perencanaan lanskap yang dihasilkan. Pengumpulan data dan informasi awal yang kurang lengkap atau salah akan berdampak terhadap hasil-hasil pada kegiatan lanjutannya dan juga hasil perencanaan. Menurut Gold 1980, proses perencanaan yang baik harus merupakan suatu proses yang dinamis, saling terkait, dan saling menunjang. Untuk itu, diperlukan berbagai pendekatan dalam proses perencanaan untuk menghasilkan hal tersebut. Proses perencanaan terdiri atas lima tahap, yaitu persiapan, pengumpulan data, analisis, sintesis, dan perencanaan. Persiapan merupakan tahapan perumusan tujuan, program, dan informasi lain tentang berbagai keinginan pemilik dan pemakai Gold, 1980. Pada awal proses, perencanaan lanskap dimulai dengan memperhatikan, menafsirkan, dan menjawab berbagai kepentingan ke dalam produk yang direncanakan. Pengumpulan data merupakan proses pengumpulan data keadaan awal dari tapak dengan melakukan survei lapangan, wawancara, pengamatan, perekaman, dan sebagainya. Menurut Nurisjah dan Pramukanto 2009, data yang dikumpulkan meliputi data fisik, sosial, dan ekonomi. Analisis adalah tahap untuk mengidentifikasi potensi, masalah, dan kemungkinan pengembangan lain dari tapak berdasarkan data yang didapat. Analisis dilakukan terhadap berbagai aspek dan faktor yang berperan pada tapak sehingga dapat diketahui masalah, hambatan, potensi, dan berbagai tingkat kerawanan atau kerapuhan lanskap Nurisjah dan Pramukanto, 2009. Sintesis merupakan tahap menentukan alternatif pemecahan masalah dan pemanfaatan potensi dengan menggunakan beberapa cara yang disesuaikan dengan tujuan perencanaan Gold, 1980. Menurut Nurisjah dan Pramukanto 2009, hasil perencanaan lanskap dapat disajikan dalam bentuk gambar praperencanaan, terdiri dari gambar situasi awal dan gambar atau ilustrasi tahap analisis dan sintesis, serta gambar rencana lanskap yang terdiri dari konsep perencanaan, rencana penggunaan lahan, rencana penggunaan ruang, rencana pengembangan tapak, rencana induk lanskap, rencana tapak, rencana penanaman, dan berbagai bentuk gambar dan ilustrasi lainnya sesuai kebutuhan perencanaan. Menurut Laurie 1984, pendekatan perencanaan yang baik pada hakekatnya didekatkan pada lima komponen utama, yaitu pendekatan terhadap faktor alami, sosial, teknologi, metodologi, serta nilai-nilai.

2.3. Rekreasi dan Wisata