Rekreasi dan Wisata Perencanaan Kawasan Rekreasi

hal tersebut. Proses perencanaan terdiri atas lima tahap, yaitu persiapan, pengumpulan data, analisis, sintesis, dan perencanaan. Persiapan merupakan tahapan perumusan tujuan, program, dan informasi lain tentang berbagai keinginan pemilik dan pemakai Gold, 1980. Pada awal proses, perencanaan lanskap dimulai dengan memperhatikan, menafsirkan, dan menjawab berbagai kepentingan ke dalam produk yang direncanakan. Pengumpulan data merupakan proses pengumpulan data keadaan awal dari tapak dengan melakukan survei lapangan, wawancara, pengamatan, perekaman, dan sebagainya. Menurut Nurisjah dan Pramukanto 2009, data yang dikumpulkan meliputi data fisik, sosial, dan ekonomi. Analisis adalah tahap untuk mengidentifikasi potensi, masalah, dan kemungkinan pengembangan lain dari tapak berdasarkan data yang didapat. Analisis dilakukan terhadap berbagai aspek dan faktor yang berperan pada tapak sehingga dapat diketahui masalah, hambatan, potensi, dan berbagai tingkat kerawanan atau kerapuhan lanskap Nurisjah dan Pramukanto, 2009. Sintesis merupakan tahap menentukan alternatif pemecahan masalah dan pemanfaatan potensi dengan menggunakan beberapa cara yang disesuaikan dengan tujuan perencanaan Gold, 1980. Menurut Nurisjah dan Pramukanto 2009, hasil perencanaan lanskap dapat disajikan dalam bentuk gambar praperencanaan, terdiri dari gambar situasi awal dan gambar atau ilustrasi tahap analisis dan sintesis, serta gambar rencana lanskap yang terdiri dari konsep perencanaan, rencana penggunaan lahan, rencana penggunaan ruang, rencana pengembangan tapak, rencana induk lanskap, rencana tapak, rencana penanaman, dan berbagai bentuk gambar dan ilustrasi lainnya sesuai kebutuhan perencanaan. Menurut Laurie 1984, pendekatan perencanaan yang baik pada hakekatnya didekatkan pada lima komponen utama, yaitu pendekatan terhadap faktor alami, sosial, teknologi, metodologi, serta nilai-nilai.

2.3. Rekreasi dan Wisata

Menurut Nurisjah dan Pramukanto 2009, rekreasi merupakan aktivitas penggunaan waktu luang yang menyenangkan, yang dapat dilakukan baik di dalam maupun di luar ruangan. Rekreasi direncanakan tidak hanya untuk berbagai bentuk aktivitas yang menyenangkan, tetapi juga untuk memperkaya, memperluas, dan mengembangkan kemampuan seseorang untuk sesuatu yang baru dan yang lebih memuaskan. Rekreasi dapat berbentuk rekreasi fisik olahraga, berjalan-jalan dan juga rekreasi psikis yang melibatkan pikiran, perasaan, dan kenyamanan. Menurut Gold 1980, rekreasi adalah apa yang terjadi di dalam hubungannya dengan kepuasan diri yang diperoleh melalui pengalaman. Rekreasi juga dapat dikatakan sebagai segala kegiatan yang dilakukan seseorang untuk menyegarkan sikap mentalnya. Rekreasi biasanya dihubungkan dengan pemilihan berbagai aktivitas oleh individu atau kelompok, baik yang aktif maupun yang pasif. Aktivitas rekreasi juga ditentukan oleh elemen waktu, kondisi, dan sikap manusia serta lingkungan. Wisata merupakan rangkaian kegiatan yang terkait dengan pergerakan manusia yang melakukan perjalanan dan persinggahan sementara dari tempat tinggalnya ke satu atau beberapa tempat tujuan di luar dari lingkungan tempat tinggalnya, yang didorong oleh berbagai keperluan dan tanpa bermaksud untuk mencari nafkah tetap Nurisjah dan Pramukanto, 2009.

2.4. Perencanaan Kawasan Rekreasi

Menurut Gold 1980, perencanaan kawasan rekreasi merupakan proses yang menghubungkan antara sumber daya rekreasi dan kebutuhan manusia untuk berekreasi tanpa mengakibatkan kerusakan. Tujuan umum dari perencanaan kawasan rekreasi adalah untuk meningkatkan kualitas hidup dan kualitas lingkungan, sedangkan tujuan khususnya adalah untuk memaksimalkan kesejahteraan manusia dengan menciptakan lingkungan yang lebih baik, sehat, menyenangkan, dan menarik. Perencanaan rekreasi menggambarkan apa yang orang inginkan, imajinatif dalam merencanakan apa yang akan dibuat, dan realistis apakah perencanaan tersebut memungkinkan. Hal ini berdasarkan pernyataan bahwa perencanaan dilakukan untuk mengantisipasi atau bereaksi terhadap perubahan-perubahan. Langkah pertama yang diambil dalam merencanakan rekreasi adalah menentukan sumber daya yang akan diselidiki, yaitu data sumber daya apa saja yang harus diambil Simonds, 1983. Menurut Nurisjah dan Pramukanto 2009, untuk meghasilkan suatu rencana areal rekreasi yang baik, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dan dianalisis. Hal tersebut adalah 1. potensi dan kendala sumber daya yang tersedia, 2. potensi pengunjung, 3. kebijakan dan peraturan yang terkait dengan sumber daya dan penggunaannya, dan 4. alternatif dan dampak dari perencanaan dan pelaksanaan yang dilakukan. Gold 1980 mengemukakan beberapa prinsip umum perencanaan, khususnya perencanaan untuk kawasan rekreasi. Prinsip-psinsip tersebut adalah sebagai berikut: 1. Aktivitas dan fasilitas rekreasi harus dapat digunakan oleh semua orang. 2. Rekreasi harus dikoordinasikan dengan kemungkinan-kemungkinan rekreasi lain yang sama untuk menghindari duplikasi. 3. Rekreasi harus berintergrasi dengan pelayanan umum lain seperti kesehatan, pendidikan, dan transportasi. 4. Fasilitas-fasilitas harus dapat beradaptasi dengan permintaan di masa yang akan datang. 5. Fasilitas dan program-programnya secara finansial harus dapat dikerjakan. 6. Masyarakat harus dilibatkan dalam proses perencanaan. 7. Perencanaan lokal dan regional harus berintegrasi. 8. Perencanaan harus merupakan proses yang berkelanjutan dan membutuhkan evaluasi. 9. Fasilitas-fasilitas dibuat seefektif mungkin untuk menyediakan waktu sebaik- baiknya demi kesehatan, keamanan, dan kebahagiaan penggunanya, selain menjadi contoh desain yang positif serta bentuk kepedulian terhadap manusia. Menurut Gold 1980, perencanaan rekreasi merupakan suatu cara yang sistematis untuk mengantisipasi, menyediakan, mencegah, atau mengawasi perubahan yang berhubungan dengan keinginan masyarakat dan kesempatan waktu luang. Proses perencanaan yang diambil dari proses perancangan dapat digambarkan dengan gambar tahapan Gambar 2. Pendekatan yang dipakai dalam perencanaan kawasan rekreasi adalah 1 pendekatan sumber daya, 2 pendekatan aktivitas, 3 pendekatan ekonomi, serta 4 pendekatan tingkah laku. 1. Pendekatan sumber daya mempertimbangkan situasi dan kondisi sumber daya untuk menentukan bentuk serta kemungkinan aktivitas rekreasi. Sumber daya yang diselidiki harus relevan dengan fungsi yang akan dikembangkan. Faktor- faktor yang perlu dipertimbangkan adalah geologi, hidrologi, iklim, biologi, konfirmasi lahan, bentukan alami, dan bentukan buatan Simonds, 1983. 2. Pendekatan aktivitas merupakan suatu pendekatan yang digunakan untuk menentukan bentuk rekreasi berdasarkan aktivitas pengguna dengan tujuan agar kepuasan pengguna dapat tercapai. 3. Pendekatan ekonomi menggunakan sumber daya ekonomi dari masyarakat untuk menentukan jumlah, tipe, dan lokasi dari kawasan rekreasi. 4. Pendekatan tingkah laku menentukan bentuk rekreasi berdasarkan kebiasaan atau tingkah laku manusia dalam mempergunakan waktu senggangnya. Pendekatan ini difokuskan pada pengalaman rekreasi dengan melihat alasan seseorang berekreasi, apa saja aktivitas yang dilakukan, serta manfaat yang diinginkan dari aktivitas yang digunakan. Inventarisasi Analisis Sintesis Rencana Induk Detil Desain Tapak dan Arsitektural Program Rekreasi Sementara Penelitian, Percobaan, Fleksibilitas Perkembangan Spesifik Program Rekreasi Karakter Alami Tapak Potensi Pengembangan Alternatif Pengembangan Kondisi Saat Ini Iklim Topografi Fisiografi dan Hidrologi Kemiringan Klasifikasi Kemiringan Vegetasi Survei Visual Pembatasan dan Peluang Penggunaan Potensi Area Kesesuaian Pengembangan Area Konsep 1 2 3 Gambar 2. Proses Perencanan Tapak untuk Rekreasi Gold, 1980 Tanah Tapak Menurut metode Gold 1980 terdapat lima tahap dalam proses perencanaan kawasan rekreasi Gambar 2. Tahap pertama adalah inventarisasi, yaitu pendataan karakter alami berupa kondisi umum tapak, data iklim, topografi, hidrologi, kemiringan dan ketinggian lahan, jenis dan sifat tanah, vegetasi, dan survei visual. Data ini digunakan pada tahap kedua, yaitu tahap analisis. Analisis merupakan langkah untuk mendapatkan pengembangan potensi yang tepat untuk tapak, untuk itu perlu dianalisis hambatan dan peluang untuk membangun kawasan rekreasi, potensi penggunaan area, dan kesesuaiam pengembangan area agar rekreasi dapat terealisasi dengan baik. Tahap selanjutnya adalah sintesis. Pada tahap ini disusun alternatif pengembangan area berdasarkan pemecahan kendala dan pemanfaatan potensi dari hasil analisis yang sudah dibuat. Dari alternatif pengembangan tersebut dapat disusun konsep yang sesuai untuk perencanaan kawasan rekreasi. Tahap terakhir dalam perencanaan adalah penyusunan rencana induk site plan. Dalam rencana induk terdapat detil desain tapak dan arsitektural yang berhubungan dengan perkembangan spesifik program rekreasi.

2.5. Agrowisata