Persiapan Inventarisasi Metode Perencanaan Lanskap Agrowisata

3.4.1. Persiapan

Pada tahap ini dilakukan penetapan lokasi dan batasan penelitian, persiapan alat, dan pengurusan perijinan. Pengurusan perijinan dilakukan ke Kantor Kesatuan Bangsa Kecamatan Karang Tengah, Kabupaten Cianjur untuk dapat melakukan penelitian di Kampung Karangsari, Desa Sindangasih. Selanjutnya perijinan diteruskan ke Kantor Kecamatan Karang Tengah dan Balai Desa Sindangasih.

3.4.2. Inventarisasi

Tahap inventarisasi merupakan tahap pengumpulan data kondisi awal tapak. Data yang dikumpulkan berupa data fisik dan sosial. Data primer diperoleh melalui pengamatan langsung observasi lapang dan wawancara, sedangkan data sekunder diperoleh melalui studi pustaka. Pengumpulan data dilakukan dengan tujuan mendapatkan data yang berhubungan dengan kawasan agrowisata dan dibutuhkan dalam proses perencanaan. Observasi lapang merupakan survei ke dalam tapak secara langsung untuk mendapatkan data tentang kondisi fisik, aksesibilitas, kondisi area pertanian terpadu, dan aspek wisata berupa fasilitas dan utilitas yang tersedia pada tapak sebagai kawasan agrowisata. Wawancara dilakukan kepada masyarakat sekitar, termasuk petani, aparat pemerintah, pengusaha, dan tokoh-tokoh penting desa untuk mengetahui kebijakan dan peraturan yang berlaku pada tapak. Selain itu, wawancara juga untuk mendapatkan data sosial berupa persepsi dan dukungan masyarakat terhadap kawasan agrowisata, kepemilikan lahan, potensi atraksi yang berasal dari masyarakat, dan pengelolaan lahan. Wawancara dengan kuisioner dilakukan kepada 15 orang petani di sekitar kampung Karangsari yang diambil secara acak. Selain observasi lapang dan wawancara, juga dilakukan studi pustaka mengenai agrowisata dan pertanian terpadu untuk mengetahui standar-standar dan metode perencanaan agrowisata. Data ini diperlukan sebagai standar dan pedoman dalam perencanaan untuk menciptakan suatu kawasan agrowisata yang aman, nyaman, dan indah. Pengambilan data batasan tapak dan tata guna lahan menggunakan citra yang diambil dari Google Earth, digabungkan dengan peta yang didapatkan dari institusi desa, kemudian diproses menggunakan perangkat lunak ArcView GIS dan AutoCAD. Data mengenai aksesibilitas tapak didapatkan dari hasil pengamatan lapang dan dari institusi desa yang hasilnya berupa peta jalur sirkulasi. Data mengenai topografi, ketinggian, dan kemiringan lahan didapatkan dari BAPPEDA Cianjur. Data iklim diambil dari BMKG yang diambil dari stasiun PT. Fasung, hal ini dikarenakan stasiun terdekat dari tapak sudah tidak berfungsi. Untuk menentukan penempatan dan jenis atraksi-atraksi wisata, diperlukan data potensi objek wisata yang ada. Objek-objek yang dapat dijadikan sebagai atraksi wisata didapatkan dengan pengamatan langsung dan disusun dalam bentuk spasial dan deskriptif. Objek wisata yang diutamakan berupa kegiatan pertanian, sedangkan objek nonpertanian dapat berupa kesenian dan budaya dari kehidupan setempat. Informasi mengenai nilai budaya setempat didapatkan melalui wawancara langsung dengan penduduk dan studi literatur.

3.4.3. Analisis