5. Menjaga kualitas produk untuk mencapai kepuasan pelangga n. PT Cimory melakukan kegiatan bisnisnya dengan mengandalkan
sumberdaya manusia yang kompeten dan ahli di bidangnya. Sumberdaya manusia tersebut berada dalam struktur organisasi yang secara umum
terbagi menjadi tiga bagian yaitu production, Quality Contr ol dan Logistic. Bagian tersebut dipimpin oleh seorang supervisor yang membawahi staf
departemen. Struktur organisasi PT Cimory secara sederhana dapat dilihat pada Gambar 7.
Gambar 7. Struktur Organisasi PT Cimory Tahun 2010
4.2. Gambaran Produk Cimory Yoghurt Drink
Salah satu produk yang dihasilkan oleh PT Cimory yang sekaligus menjadi objek penelitian saya adalah Cimory Yoghurt Drink. Produk ini
merupakan produk unggulan dari PT Cimory dan merupakan produk pertama selain Cimory Fresh Milk yang diproduksi oleh PT Cimory. Cimory
Yoghurt Drink adalah produk yoghurt siap minum yang dikemas dalam botol ukuran 250 ml untuk sekali minum. Keistimewaan dari produk
yoghurt ini adalah praktis dan memiliki banyak pilihan rasa, diantaranya adalah strawberry, blueberr y, red grapes, lychee, apple, mango, orange,
guava, dan mixfruit. PT Cimory selalu berkomitmen untuk tetap menjaga kualitas produk
Cimory Yoghurt Drink yaitu dengan adanya spesifikasi keamanan pangan dan standar kualitas yang ditetapkan. Bentuk dari spesif ikasi keamanan
pangan dapat dilihat dari adanya sertifikasi dari Hazard Analytical Critical Control Point HACPP, label halal dan izin dari BPOM RI. Cimory
Yoghurt Drink yang dijual di pasaran adalah sebesar Rp 6.000,00 per botol. General Manager
Production Supervisor
Quality Control Supervisor
Logistic Supervisor
Staff Department Staff Department
Staff Department
Gambar 8. Cimory Yoghu rt Drink
4.3. Karakteristik Responden
Karakteristik yang digunakan dalam penelitian ini berupa jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, status pernikahan, pekerjaan, pendapatan
tiap bulan dan domisili.
4.3.1 Jenis Kelamin Responden
Berdasarkan jenis kelamin, maka te ntunya yang diambil adalah jenis kelamin laki-laki dan perempuan saja. Hasil kuesioner menunjukkan data
karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin adalah sebagai berikut:
Gambar 9. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Berdasarkan Gambar 9 dapat dilihat bahwa mayoritas konsumen
Cimory Yoghurt Drink adalah perempuan yakni sebesar 69 persen dan sisanya adalah konsumen laki -laki yakni sebesar 31 persen. Hal ini
mengindikasikan bahwa konsumen perempuan lebih concern terhadap kesehatan khususnya kesehatan pencernaan karena
yoghurt terbukti memang sangat bermanfaat bagi kesehatan terlebih bagi perempuan.
4.3.2 Tingkat Usia Responden
Tingkat usia disini digolongkan menjadi empat kelompok, yaitu kelompok ≤ 15 tahun, 16 – 25 tahun, 26 – 35 tahun, 36 – 45 tahun, 46 – 55
tahun, dan 55 tahun. Hasil data berdasarkan karakteristik usia ditunjukkan pada Gambar 10 sebagai berikut:
Gambar 10. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Berdasarkan Gambar 10 di atas dapat diketahui bahwa mayoritas
konsumen Cimory Yoghurt Drink adalah konsumen dengan rentang usia 16 – 25 tahun yakni sebesar 63 persen. Distribusi tingkat usia yang lain adalah
yang berusia 26 – 35 tahun sebesar 19 persen, usia 36 – 45 tahun sebesar 11 persen. Jumlah konsumen dengan usia ≤ 15 tahun dan 46 - 55 tahun masing-
masing sebesar 4 persen dan 3 persen. Sedangkan konsumen yang berusia 55 tahun sebesar 0 persen atau dengan kata lain pada saat pengambilan
sampel, tidak ada konsumen yang berusia lebih dari 55 tahun yang melakukan pembelian produk Cimory Yoghurt Drink.
4.3.3 Tingkat Pendidikan Terakhir Responden
Tingkat pendidikan responden dikelompokkan menjadi enam kelompok, yaitu kelompok SMP hingga pascasarjana. Hasil data
karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir ditunjukkan pada Gambar 11.
Berdasarkan Gambar 11 di atas dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan konsumen Cimory Yoghurt Drink mayoritas adalah konsumen
berpendidikan SMA yaitu sebesar 39 persen. Selain SMA, persentase kedua terbanyak dimiliki oleh responden dengan tingkat pendidikan sarja na yaitu
33 persen. Banyaknya konsumen berpendidikan SMA dan sarjana
menunjukkan bahwa sebagian besar Cimory Yoghurt Drink dikonsumsi oleh konsumen yang memiliki tingkat pendidikan relatif tinggi. Hal tersebut
berkaitan dengan tingkat pendidikan yang berpe ngaruh terhadap pola konsumsi, kesukaan dan informasi tentang produk pangan yang bermanfaat
bagi kesehatan seperti Cimory Yoghurt Drink.
Gambar 11. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
4.3.4 Status Pernikahan Responden
Karakteristik status pernikahan yang didapat dari hasil penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 12 sebagai berikut:
Gambar 12. Karakteristik Responden Berdasarkan Status Pernikahan Berdasarkan Gambar 1 2 di atas dapat diketahui bahwa konsumen
Cimory Yoghurt Drink mayoritas belum menikah dengan persentase sebesar 78 persen. Sisanya adalah konsumen yang sudah menikah dan berumah
tangga yaitu sebesar 22 persen.
4.3.5 Pekerjaan Responden
Karakteristik pekerjaan resonden dikelompokkan menjadi enam kelompok, yaitu pelajarmahasiswa, p egawai negeri, pegawai swasta,
wiraswasta, TNIpolisi, dan pensiunan. Hasil data karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir ditunjukkan pada Gambar 1 3 sebagai
berikut:
Gambar 13. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Berdasarkan Gambar 13 di atas dapat diketahui bahwa mayoritas
konsumen Cimory Yoghurt Drink yang membeli di CMP Botani Square adalah pelajarmahasiswa dengan persentase sebesar 69 persen. Hal ini
disebabkan lokasi Botani Square yang dekat dengan kampus dan sekolah. Kategori lainnya yang memiliki persentase 12 persen terdiri atas ibu rumah
tangga dan juga fresh graduate.
4.3.6 Pendapatan Rata-rata Responden Tiap Bulan
Karakteristik pendapatan per bulan dikelompokkan menjadi enam kelompok yaitu pendapatan kurang dari sama dengan Rp 500.000,00 sampai
dengan lebih dari Rp 2.500.000,00. Hasil data karakteristik responden berdasarkan pendapatan dapat dilihat pada Gambar 1 4 sebagai berikut:
Gambar 14. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan Tiap Bulan
Berdasarkan Gambar 1 4 di atas dapat diketahui bahwa konsumen Cimory Yoghurt Drink rata-rata berpenghasilan lebih dari Rp 2.500.000,00.
Hal ini mengindikasikan bahwa rata -rata konsumen Cimory Yoghurt Drink merupakan kalangan menengah ke atas.
4.3.7 Domisili Responden
Karakteristik yang terakhir adalah domisili atau tempat tinggal responden. Domisili yang dipakai dalam penelitian ini dikelompokkan
menjadi tujuh kelompok yakni enam wilayah kecamatan di kota Bogor dan sisanya di luar kota Bogor. Hasil data karakteristik responden berdasarka n
domisili dapat dilihat pada Gambar 1 5. Berdasarkan Gambar 15 dapat dilihat bahwa konsumen Cimory
Yoghurt Drink yang membeli di CMP Botani Square tidak terpusat pada satu wilayah saja namun tersebar merata, namun persentase terbesar adalah
konsumen dari wilayah Bogor Barat yakni sebesar 40 persen. Selain konsumen wilayah kota Bogor, terdapat 38 persen konsumen di luar wilayah
kota Bogor diantaranya dari Jakarta, kabupaten Bogor, serta ada juga dari Bandung dan Yogyakarta.
Gambar 15. Karakteristik Responden Berdasarkan Domisili
4.4. Tingkat Penilaian Konsumen Terhadap Variabel Laten 4.4.1 Atribut Produk
Atribut produk merupakan elemen penting dalam menciptakan minat beli ulang konsumen karena dengan produk yang berkualitas maka
konsumen akan tetap setia pada produk tersebut meskipun ada banyak produk lain sejenis yang beredar di pasaran. Variabel produk dalam
penelitian ini menggunakan dimensi performance, feature, durability, aesthetic yang terbagi menjadi sembilan variabel indikator. Dimensi
performance terdiri atas dua variabel indikator dan diwakili oleh pernyataan A1 dan A2. Dimensi feature terdiri atas empat variabel indikator dan
diwakili oleh pernyataan A3 sampai A6. Dimensi durability dan aesthetic masing-masing terdiri atas satu dan dua variabel indikator ya ng diwakili
oleh pernyataan A7, A8, dan A9. Penghitungan rataan skor untuk masing - masing pernyataan dapat dilihat pada Tabel 5 dan Lampiran 4 ditunjukkan
cara penghitungan manual untuk variabel produk.
Tabel 5. Penilaian Konsumen Mengenai Atribut Produk
No Pernyataan
Skor Rataan
Skor 1
2 3
4 5
n n
n n
n
1. A1
16 10,7
98 65,3
36 24
4,13 2.
A2 6
4 39
26 78
52 27
18 3,84
3. A3
1 0,7
2 1,3
4 2,7
85 56,7
57 38
4,30 4.
A4 1
0,7 16
10,7 75
50 58
38,7 4,26
5. A5
10 6,7
29 19,3
79 52,7
32 21,3
3,89 6.
A6 1
0,7 5
3,3 31
20,7 92
61,3 21
14 3,84
7. A7
1 0,7
7 4,7
45 30
81 54
16 10,7
3,69 8.
A8 2
1,3 11
7,3 49
32,7 74
49,3 14
9,3 3,58
9. A9
1 0,7
13 8,7
51 34
71 47,3
14 9,3
3,56
Hasil Akhir
3,89 Sumber: Data Primer Diolah 2011
Berdasarkan Tabel 5 dapat terlihat bahwa konsumen menilai produk Cimory Yoghurt Drink memiliki kandungan nutrisi yang lengkap sehingga
bermanfaat begi kesehatan. Hal ini terlihat dari rataan skor sebesar 4,13 yang masuk dalam rentang setu ju. Rentang tersebut didapat dari penilaian
konsumen yang 65,3 persen setuju dengan pernyataan yang diajukan, 24 persen sangat setuju, dan 10,7 persen cukup setuju. Seluruh konsumen tidak
ada yang tidak setuju apalagi sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Cimory Yoghurt Drink memang memiliki kandungan nutrisi yang
lengkap dan sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh sehingga tidak salah jika konsumen membeli dengan alasan tersebut.
Konsumen menilai bahwa produk Cimory Yoghurt Drink berpengaruh terhadap kesehatan pencernaan mereka. Sebanyak 52 persen setuju dengan
pernyataan yang diajukan, 18 persen sangat setuju, 26 persen cukup setuju, dan hanya 4 persen yang tidak setuju dengan pernyataan yang diajukan.
Produk yoghurt memiliki kandungan asam laktat yang dapat merangsang gerakan peristaltik hampir pada semua bagian dalam saluran pencernaan.
Rangsangan gerakan peristaltik tersebut dapat memelihara kesehatan tubuh melalui peningkatan proses pencernaan, penyerapan, pembuangan feses, dan
pembuangan bakteri patogen dari saluran pencernaan. Tingkat kesetujuan konsumen terhadap pernyataan bahwa Cimory
Yoghurt Drink memiliki rasa yang enak adalah sangat setuju. Rasa yoghurt yang enak menjadi alasan konsumen untuk membeli produk
Cimory Yoghurt Drink. Sebanyak 38 persen konsumen sangat setuju dengan
pernyataan yang diajukan, 56,7 persen setuju, 2,7 persen cukup setuju, 1,3 persen tidak setuju dan 0,7 persen sangat tidak setuju. Selain rasa yang enak,
produk Cimory Yoghurt Drink juga memiliki varian atau macam -macam rasa yang terdiri dari sembilan rasa buah -buahan. Varian rasa yang banyak
ini menjadi alasan konsumen senang mengkonsumsi produk ini. Hal ini terlihat dari rataan skor yang berada pada rentang sangat setuju. Sebanyak
50 persen menyatakan setuju dengan pernyataan yang diajukan, 38,7 persen sangat setuju, 10,7 persen cukup setuju, dan 0,7 persen menjawab sangat
tidak setuju. Konsumen yang sangat tidak setuju ini beralasan bahwa dia hanya menyukai satu rasa saja dan tidak suka rasa yang lainnya.
Konsumen menilai bahwa tingkat keasaman produk Cimory Yoghurt Drink sesuai dengan selera mereka. Rasa asam yang ada pada produk
yoghurt memang wajar karena yoghurt dibuat melalui proses fermentasi. Namun PT Cimory mensiasati rasa asam tersebut agar tidak terlalu kua t
dengan cara menambahkan rasa buah -buahan. Hal ini terbukti dengan penilaian konsumen pada rentang setuju. Sebanyak 52,7 persen setuju
dengan pernyataan yang diajukan, 21,3 sangat setuju, 19,3 persen cukup setuju dan 6,7 tidak setuju. Masih adanya konsume n yang tidak setuju
disebabkan mereka menilai tingkat keasaman Cimory Yoghurt Drink masih tinggi dan masih bisa diturunkan lagi. Namun secara umum PT Cimory
tidak perlu merubah tingkat keasaman produk karena hanya sebagian kecil yang tidak setuju dengan pe rnyataan yang diajukan.
Konsumen juga menilai bahwa aroma dari produk Cimory Yoghurt Drink harum. Faktor rasa buah -buahan memegang peranan penting dalam
menciptakan aroma produk yoghurt ini. Sebanyak 61,3 persen konsumen sutuju dengan pernyataan yang diaju kan, 14 persen sangat setuju, 20,7
persen cukup setuju, 3,3 tidak setuju dan 0,7 persen sangat tidak setuju. Produk makanan dan minuman tidak terlepas dari masa kadaluarsa
dan sudah menjadi kewajiban bagi produsen untuk mencantumkan masa kadaluarsa produk yang dikeluarkan. Produk Cimory Yoghurt Drink
memiliki masa kadaluarsa yang lumayan penjang untuk ukuran produk yoghurt yakni sekitar dua bulan. Tingkat kesetujuan konsumen terhadap
pernyataan mengenai masa kadaluarsa adalah setuju. Hal ini karena sebanyak 54 persen konsumen setuju dengan pernyataan yang diajukan,
10,7 sangat setuju, 30 persen cukup setuju, 4,7 persen tidak setuju dan 0,7 persen sangat tidak setuju.
Konsumen Cimory Yoghurt Drink menilai bahwa desain kemasan dan variasi gambar sudah bagus d an menarik. Hal ini dapat dilihat dari tingkat
kesetujuan konsumen terhadap dua pernyataan yang diajukan berada pada rentang setuju. Sebanyak 49,3 persen konsumen setuju dengan pernyataan
mengenai desain kemasan menarik, 9,3 persen sangat setuju, 32,7 pers en cukup setuju, 7,3 tidak setuju, dan 1,3 sangat tidak setuju. Pernyataan
terakhir yakni variasi gambar dapat dilihat bahwa sebanyak 47,3 persen konsumen setuju dengan pernyataan tersebut, 9,3 persen sangat setuju, 34
persen cukup setuju, 8,4 persen tidak setuju, 0,7 persen sangat tidak setuju. Berdasarkan perhitungan skor terhadap variabel produk didapatkan
skor rataan akhir sebesar 3,89. Skor ini masuk dalam rentang setuju. Hal ini mengindikasikan bahwa konsumen menilai produk Cimory Yoghurt Drink
memiliki kualitas yang bagus bila dibandingakan dengan produk -produk lain sehingga konsumen tidak akan ragu untuk membeli dan mengkonsumsi
produk tersebut.
4.4.2 Harga
Harga merupakan sesuatu yang diserahkan dalam pertukaran untuk mendapatkan suatu barang atau jasa
.
Pada penelitian ini, variabel harga
terdiri atas tiga indikator yaitu kesesuaian harga dengan kualitas, harga masih masuk akal, dan harga terjangkau. Ketiga indikator tersebut masing -
masing diwakili oleh tiga pernyataan yaitu penyataan C1, C2, dan C3. Penghitungan rataan skor untuk masing -masing pernyataan dapat dilihat
pada Tabel 6 dan pada Lampiran 4 ditunjukkan cara penghitungan manual.
Tabel 6. Penilaian Konsumen Mengenai Harga
No Pernyataan
Skor Rataan
Skor 1
2 3
4 5
n n
n n
n
1. C1
5 3,3
28 18,7
94 62,7
23 15,3
3,9 2.
C2 1
0,7 3
2 29
19,3 96
64 21
14 3,89
3. C3
2 1,3
10 6,7
31 20,7
85 56,7
22 14,7
3,77
Hasil Akhir 3,85
Sumber: Data Primer Diolah 2011
Berdasarkan Tabel 6 dapat terlihat bahwa konsumen menilai harga Cimory Yoghurt Drink sesuai dengan kualitasnya. Hal ini terlihat dari skor
penilaian konsumen terhadap pernyataan yang diajukan. Sebanyak 62,7 persen konsumen setuju dengan pernyataan yang diajukan, 15,3 persen
sangat setuju, 18, 7 persen cukup setuju, da n 3,3 persen tidak setuju. Harga Cimory Yoghurt Drink yang dijual di CMP Botani Square sebesar Rp
6.000,00 per botol mereka anggap wajar karena nilai tersebut sangat sesuai dengan kualitas produk yang mereka beli. Hanya sebagian kecil dari
konsumen yang menganggap harga tersebut masih belum sesuai dengan kualitas dan masih bisa diturunkan lagi.
Konsumen juga menilai bahwa harga yang dipatok oleh CMP Botani Square sebesar Rp 6.000,00 per botol Cimory Yoghurt Drink masih masuk
akal. Sebanyak 64 persen konsume n setuju dengan pernyataan yang diajukan, 14 persen sangat setuju, 19,3 persen cukup setuju, 2 persen tidak
setuju, dan 0,7 persen sangat tidak setuju. Tingkat kesetujuan konsumen pada pernyataan bahwa
Cimory Yoghurt Drink yang dijual di pasaran dengan ha rga yang terjangkau adalah
termasuk dalam rentang setuju. Para konsumen berpendapat bahwa harga sebesar Rp 6.000,00 per botol masih termasuk terjangkau. Sebanyak 56,7
persen setuju dengan pernyataan yang diajukan, 14, 7 persen sangat setuju, 20,7 cukup setuju, 6,7 tidak setuju, dan 1,3 sangat tidak setuju.
Berdasarkan perhitungan skor terhadap variabel harga didapatkan skor rataan akhir sebesar 3,85. Skor ini masuk dalam rentang setuju. Hal ini
mengindikasikan bahwa konsumen menilai produk Cimory Yoghurt Drink memiliki harga yang masih terjangkau dan masuk akal namun masih sesuai
dengan kualitas dari produk itu sendiri.
4.4.3 Minat Beli Ulang
Minat beli ulang merupakan perilaku yang muncul sebagai respon terhadap objek yang menunjukkan keinginan konsumen untuk melakukan
pembelian ulang. Seorang konsumen akan memiliki minat untuk melakukan pembelian ulang ketika konsumen tersebut memiliki pengalaman yang
positif terhadap produk yang dibelinya sehingga timbul niat untuk suatu saat melakukan pembelian kembali. Pada pe nelitian ini variabel minat beli ulang
terdiri atas tiga indikator yaitu keinginan untuk menggunakan produk, rencana menggunakan produk di masa yang akan datang, kebutuhan untuk
menggunakan produk. Ketiga indikator tersebut diwakili oleh pernyataan D1, D2, dan D3. Penghitungan rataan skor untuk masing -masing pernyataan
dapat dilihat pada Tabel 7 dan pada Lampiran 4 ditunjukkan cara penghitungan manual untuk variabel minat beli ulang.
Tabel 7. Penilaian Konsumen Mengenai Minat Beli Ulang
No Pernyataan
Skor Rataan
Skor 1
2 3
4 5
n n
n n
n
1. D1
1 0,7
23 15,3
44 29,3
61 40,7
21 14
3,52 2.
D2 2
1,3 22
14,7 34
22,7 74
49,3 18
12 3,56
3. D3
3 2
48 32
58 38,7
31 20,7
10 6,7
2,98
Hasil Akhir 3,35
Sumber: Data Primer Diolah 2011
Berdasarkan Tabel 7 dapat terlihat bahwa rata -rata konsumen selalu ingin mengkonsumsi Cimory Yoghurt Drink. Hal ini terlihat dari skor
penilaian konsumen terhadap pernyataan yang diajukan. Sebanyak 40,7 persen konsumen setuju dengan pernyataan yang diajukan, 14 persen sangat
setuju, 29,3 persen cukup setuju, 15, 3 persen tidak setuju, dan 0,7 persen sangat tidak setuju. Konsumen menilai bahwa produk Cimory Yoghurt
Drink memiliki rasa yang enak, harganya terjangkau, dan sangat bermanfaat bagi kesehatan sehingga mereka selalu ingin mengkonsumsinya.
Tingkat kesetujuan konsumen terhadap pernyataan bahwa ketika ingin membeli produk yoghurt akan langsung memilih untuk membeli Cimory
Yoghurt Drink adalah terdapat pada rentang setuju. Sebanyak 49,3 persen konsumen setuju dengan pernyataan yang diajukan, 12 persen sangat setuju,
22,7 persen cukup setuju, 14,7 persen tidak setuju, dan 1,3 persen sangat tidak setuju. Meskipun nilai rataan skor menunjukkan hasil setuju, namun
masih terdapat konsumen yang menjawab tidak se tuju bahkan ada yang sangat tidak setuju dan jumlahnya tergolong lumayan. Hal ini terjadi karena
tingkat loyalitas konsumen terhadap merek Cimory masih rendah, jadi kecenderungan untuk beralih ke merek lain masih tinggi.
Konsumen juga menilai bahwa mereka cukup setuju atau ragu -ragu dengan pernyataan bahwa mengkonsumsi Cimory Yoghurt Drink sudah
menjadi kebutuhan mereka. Sebanyak 20,7 persen setuju dengan pernyataan yang diajukan, 6,7 persen sangat setuju, 38,7 persen cukup setuju, 32 persen
tidak setuju, dan 2 persen sangat tidak setuju. Banyaknya konsumen yang tidak setuju dengan pernyataan yang diajukan mengindikasikan bahwa
mengkonsumsi yoghurt masih belum menjadi kebutuhan dasar mereka. Berdasarkan perhitungan skor terhadap variabel minat beli ulang
didapatkan skor rataan akhir sebesar 3,35. Skor ini masuk dalam rentang cukup setuju. Hal ini mengindikasikan bahwa konsumen masih ragu -ragu
untuk menumbuhkan sebuah niatan atau minat untuk melakukan pembelian ulang produk Cimory Yoghurt Drink. Kondisi ini perlu menjadi perhatian
khusus bagi PT Cimory apabila ingin menjaga persaingan dengan merek lain di pasaran karena apabila konsumen ragu -ragu dalam melakukan
pembelian ulang di masa yang akan datang maka hal tersebut bisa menjadi peluang bagi para pesaing un tuk merebut konsumen agar mau beralih ke
produk mereka.
4.4.4 Loyalitas Konsumen
Loyalitas konsumen merupakan komitmen yang mendalam dari konsumen terhadap suatu produk, layanan, merek, at au perusahaan. Pada
penelitian ini variabel loyalitas konsumen terdiri atas lima indikator yaitu repeat purchase, purchase across product lines, refer others, dan immunity.
Keempat variabel indikator tersebut diwakili oleh pernyataan E1 sampai E5. Penghitungan rataan skor untuk masing -masing pernyataan dapat dilihat
pada Tabel 8 dan pada Lampiran 4 ditunjukkan cara penghitungan manual.
Tabel 8. Penilaian Konsumen Mengenai Loyalitas Konsumen
No Pernyataan
Skor Rataan
Skor 1
2 3
4 5
n n
n n
n
1. E1
3 2
38 25,3
42 28
46 30,7
21 14
3,29 2.
E2 6
4 40
26,7 88
58,7 16
10,7 3,76
3. E3
7 4,7
47 31,3
80 53,3
16 10,7
3,7 4.
E4 20
13,3 46
30,7 68
45,3 16
10,7 3,53
Hasil Akhir
3,57 Sumber: Data Primer Diolah 2011
Berdasarkan Tabel 8 dapat terlihat bahwa sebanyak 30,7 persen konsumen Cimory Yoghurt Drink mengkonsumsi minimal dua kali dalam
sebulan. Sebanyak 12 persen bahkan mengkonsumsi lebih dari dua kali dalam sebulan dan 24 persen konsumen cukup setuju dengan pernyataan
yang diajukan. Namun ada 25, 3 persen konsumen yang tidak mengkonsumi produk Cimory Yoghurt Drink sebanyak dua kali dalam sebulan, dan hanya
2 persen yang menyatakan sangat tidak setuju. Konsumen mengaku akan mengatakan hal -hal yang positif tentang
Cimory Yoghurt Drink dan merekomendasikannya kepada keluarga, kerabat, dan teman. Hal inilah yang menjadi keuntungan bagi PT Cimory karena
para konsumen yang loyal secara tidak langsung telah mempromosikan produk mereka kepada orang lain dan inilah yang disebut word of mouth
marketing. Sebanyak 58,7 persen konsumen setuju dengan pernyat aan yang diajukan, 10,7 persen sangat setuju, 26,7 persen cukup setuju, dan hanya 4
persen yang tidak setuju. Pernyataan mengenai rekomendasi, sebanyak 53,3 persen konsumen mengaku telah merekomendasikan Cimory Yoghurt Drink
kepada keluarga, kerabat, dan t eman, 10,7 persen sangat setuju, 31,3 persen konsumen masih ragu -ragu untuk merekomendasikan Cimory Yoghurt
Drink kepada keluarga, kerabat, dan teman dan hanya 4,7 persen konsumen yang tidak merekomendasikannya.
Tingkat kesetujuan konsumen terhadap pernya taan bahwa mereka akan tetap mengkonsumsi Cimory Yoghurt Drink walaupun ada yang
menawarkan produk yoghurt lain kepada mereka adalah berada pada range
setuju. Sebanyak 45,3 persen konsumen setuju dengan pernyataan yang diajukan, 10,7 persen sangat setuju, 30,7 persen cukup setuju dan 13,3
persen tidak setuju. Adanya konsumen yang tidak setuju dengan pernyataan yang diajukan mengindikasikan bahwa mereka cenderung akan
meninggalkan merek Cimory Yoghurt Drink jika ada yang menawarkan produk yoghurt lain kepada mereka.
Berdasarkan perhitungan skor terhadap variabel loyalitas konsumen didapatkan skor rataan akhir sebesar 3, 57. Skor ini masuk dalam rentang
setuju. Hal ini mengindikasikan bahwa konsumen Cimory Yoghurt Drink merupakan konsumen yang loyal.
4.5. Hasil dan Interpretasi Data 4.5.1 Analisis SEM
Analisis SEM pada penelitian ini menggunakan one step approach
atau pendekatan satu tahap, yakni menggabungkan analisis model pengukuran dan model struktural dalam satu tahap. Hasil model struktural
awal menghasilkan bebera pa output yang menunjukkan kelayakan model struktural dengan melihat nilai Goodness of Fit Index. Berdasarkan hasil uji
statistik tersebut, ternyata model struktural belum layak dalam mengepas data sehingga diperlukan modifikasi model untuk meningkatkan ni lai
Goodness of Fit Index agar menjadi lebih baik dari model sebelumnya. Modifikasi atau bisa disebut respesifikasi model struktural dilakukan
untuk memperbaiki kecocokan model terhadap data. Cara untuk melakukan respesifikasi model adalah dengan memanfaat kan informasi pada
modification indices yang ada dalam printed output seperti yang ada pada Lampiran. Ada dua saran yang diusulkan dalam indeks modifikasi, yaitu 1
penambahan path di antara variabel laten dan 2 penambahan kovariasi di antara dua kesalahan. Penambahan path memerlukan dukungan teori yang
kuat sehingga respesifikasi model menggunakan saran kedua yakni penambahan kovariasi antara dua kesalahan. Setelah dilakukan modifikasi
dengan menambahkan kovariasi diantara dua kesalahan maka didapatkan nilai Goodness of Fit Index yang berbeda dari model awal. Berikut adalah
gambar model struktural setelah modifikasi serta nilai Goodness of Fit Index sebelum dan sesudah modifikasi yang disajikan pada Tabel 9.
X11 0.64
X12 0.69
X13 0.33
X14 0.41
X15 0.61
X16 0.67
X17 0.82
X18 0.90
X19 0.94
X21 0.51
X22 0.36
X23 0.01
PRDK
HRGA MNTBL
LYTS Y11
0.23
Y12
0.39
Y13
0.39
Y21
0.78
Y22
0.70
Y23
0.52
Y24
0.42 Chi-Square=209.67, df=126, P-value=0.00000, RMSEA=0.067
0.88 0.78
0.78 0.47
0.55 0.69
0.76 0.60
0.55 0.82
0.77 0.62
0.57 0.43
0.32 0.25
0.70 0.80
0.99 0.88
0.53 0.15
Gambar 16. Nilai Standardized Estimate Model Struktural Modifikasi
X11 7.89
X12 7.81
X13 4.78
X14 5.72
X15 7.89
X16 8.10
X17 8.41
X18 9.01
X19 8.77
X21 8.82
X22 8.61
X23 0.00
PRDK
HRGA MNTBL
LYTS Y11
4.85
Y12
6.86
Y13
7.00
Y21
8.16
Y22
7.49
Y23
6.72
Y24
6.03 Chi-Square=209.67, df=126, P-value=0.00000, RMSEA=0.067
11.02 11.11
4.46 4.88
5.29 7.51
6.69 10.87
10.18 8.04
7.25 5.21
3.87 2.97
10.16 12.09
17.09 5.34
5.54 1.77
Gambar 17. Nilai t-value Persamaan Model Struktural Modifikasi
Tabel 9. Hasil Pengujian Kelayakan Model Struktural Awal dan Setelah Modifikasi
Goodness of Fit Index
Cut of value Hasil Olah Data
Keterangan Model
Awal Model
Modifikasi
Chi Square Nilai kecil
502.62 209.67
Baik df
Nilai positif 148
126 Baik
CMINdf ≤ 2.00
3.39 1.66
Baik RMSEA
≤ 0.08 0.13
0.067 Baik
GFI ≥ 0.90
0.74 0.87
Marginal AGFI
≥ 0.90 0.66
0.81 Marginal
NFI ≥ 0.90
0.79 0.92
Baik CFI
≥ 0.90 0.83
0.96 Baik
Sumber: Data Primer Diolah 2011
Berdasarkan Tabel 9 dapat dilihat bahwa sebagian bes ar nilai dari Goodness of Fit Index model modifikasi telah memenuhi cut of value, hanya
nilai GFI dan AGFI saja yang berada di bawah nilai cut of value yang ditetapkan, namun nilai tersebut masih bisa disebut marginal fit karena
berada pada rentang 0,80 – 0,90. Maka dari itu dapat dikatakan bahwa H
:Ʃ =Ʃ Ɵ dapat diterima. Setelah melihat kombinasi berbagai ukuran kecocokan tersebut, secara umum dapat disimpulkan bahwa kecocokan
keseluruhan model adalah baik dalam merepresentasikan data sehingga layak untuk dianalisis lebih lanjut.
Analisis pengolahan data dengan menggunakan LISREL 8.70 menghasilkan output persamaan struktural sebagai berikut:
MNTBL = 0.53PRDK + 0.15HRGA, Errorvar.= 0.63 , R² = 0.37 0.096 0.085 0.11
5.54 1.77 5.79
LYTS = 0.88MNTBL, Errorvar.= 0.23 , R² = 0.77 0.16 0.11
5.34 2.18
Pada persamaan struktural di atas, terdapat beberapa nilai yang berfungsi menjelaskan hubungan dan pengar uh variabel PRDK, HRGA, dan
TMPT terhadap variabel MNTBL serta hubungan dan pengaruh variabel MNTBL terhadap variabel LYTS. Hubungan dan pengaruh tersebut dapat
dilihat dari nilai koefisien persamaan struktural dan juga t-value. Nilai R
2
pada persamaan pertama sebesar 0,37 menunjukkan bahwa sebesar 37 persen variabel eksogen telah dapat menjelaskan keragaman variabel
endogen minat beli ulang. Sedangkan variabel minat beli ulang dijelaskan
oleh variabel lain di luar model sebesar 63 persen. Hal ini terjadi karena masih terdapat faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi minat beli ulang
konsumen. Nilai R
2
pada persamaan kedua sebesar 0,77 menunjukkan bahwa sebesar 77 persen variabel endogen minat beli ulang telah dapat
menjelaskan keragaman variabel endogen l oyalitas konsumen. Sedangkan variabel loyalitas konsumen dijelaskan oleh variabel lain di luar model
sebesar 23 persen. Hal ini terjadi karena masih terdapat faktor -faktor lain yang dapat mempengaruhi loyalitas konsumen. Nilai koefisien parameter
persamaan struktural dan t-value dapat dilihat pada Tabel 10 di bawah ini.
Tabel 10. Koefisien Parameter dan Nilai t - value Model Struktural
Hipotesis Koefisien
t- value
Keterangan
PRDK MNTBL
0.53 5.54
Signifikan HRGA
MNTBL 0.15
1.77 Tidak signifikan
MNTBL LYTS
0.88 5.34
Signifikan
Sumber: Data Primer Diolah 2011
Berdasarkan Tabel 10 di atas dapat dilihat bahwa atribut produk
1
mempengaruhi minat beli ulang secara positif. Hubungan positif ini dapat terlihat dari nilai kosefisien parameter antara kedua variabel tersebut
sebesar 0,53. Hal ini berarti jika kondisi yang mempengaruhi atribut produk dinaikkan sebesar 1 satuan sedangkan kondisi lain diasumsikan tetap, maka
akan berakibat pada peningkatan minat beli ulang konsumen sebesar 0,53 satuan, begitu juga sebaliknya jika kondisi yang mempengaruhi atribut
produk diturunkan sebesar 1 satuan sedangkan kondisi lain diasumsikan tetap, maka akan berakibat pada turunnya minat beli ulang konsumen
sebesar 0,53 satuan. Atribut produk juga memiliki pengaruh yan g signifikan terhadap minat beli ulang konsumen karena memiliki nilai t -value lebih
besar dari 1,96 yaitu sebesar 5,54 sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis H
1
yang menyatakan terdapat hubungan positif dan signifikan antara atribut produk dan minat b eli ulang dapat diterima. Atribut produk
menjadi penting bagi konsumen dalam menentukan minatnya untuk melakukan pembelian ulang dimasa yang akan datang. Hal ini dikarenakan
atribut produk tersebut dapat mencerminkan kualitas suatu produk. Oleh karena itu PT Cimory sebagai produsen harus tetap berusaha untuk
mempertahankan kualitas produknya agar konsumen tetap setia dan timbul minat beli ulang dalam benak mereka.
Variabel laten kedua adalah harga
2
, variabel ini memiliki hubungan yang positif terhadap minat beli ulang yang dapat dilihat dari
nilai koefisien parameter yakni sebesar 0,15. Harga memiliki pengaruh positif terhadap minat beli ulang konsumen namun tidak signifikan atau
tidak nyata karena memiliki nilai t -value kecil berada diantara -1,96 dan 1,96 yaitu sebesar 1,73 sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis H
2
yang menyatakan terdapat hubungan positif dan signifikan antara harga dan minat
beli ulang ditolak. Kondisi ini terjadi karena konsumen tidak terlalu menghiraukan faktor harga dalam melakukan pembelian ulang dan lebih
mementingkan faktor kualitas dan kesehatan. Berapapun harga yang dipatok oleh PT Cimory terhadap produk Cimory Yoghurt Drink konsumen akan
tetap memiliki minat dalam melakukan pembelian ulang. Variabel laten selanjutnya adalah minat beli ulang
1
. Variabel ini merupakan variabel endogen. Berdasarkan output analisis didapatkan hasil
yakni variabel ini mempunyai pengaruh positif terhadap loyalitas konsumen
2
yang dapat dilihat dari besarnya nilai koefisien parameter sebesar 0,88. Hal ini berarti jika kondisi yang mempengaruhi minat beli ulang
dinaikkan sebesar 1 satuan sedangkan kondisi lain diasumsikan tetap, maka akan berakibat pada meningkatnya loyalitas konsumen sebesar 0,88 satuan,
begitu juga sebaliknya jika kondisi yang mempengaruhi minat beli ulang diturunkan sebesar 1 satuan sedangkan kondisi lain diasumsikan tetap, maka
akan berakibat pada turunnya loyalitas konsumen sebesar 0,88 satuan. Minat beli ulang juga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap loya litas
konsumen karena memiliki nilai t -value lebih besar dari 1,96 yaitu sebesar 5,34 sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis H
3
yang menyatakan terdapat hubungan positif dan signifikan antara minat beli ulang dan
loyalitas konsumen dapat diterima. Ber dasarkan perhitungan skor kuesioner minat beli ulang memiliki nilai sebesar 3,35 yang masuk dalam rentang
cukup setuju maka hal ini mengindikasikan bahwa minat beli ulang konsumen belum begitu tinggi. Berdasarkan teori Griffin kondisi dimana
tingkat pembelian berulang yang rendah namun tingkat preferensi yang relative tinggi merupakan kondisi loyalitas tersembunyi. Para konsumen
Cimory Yoghurt Drink merupakan konsumen yang loyal namun memiliki tingkat pembelian ulang yang masih rendah. Hal ini dikuatkan den gan hasil
kuesioner dimana bentuk loyalitas mereka diwujudkan dalam bentuk rekomendasi kepada orang lain serta tingkat imunitas yang tinggi saat
ditawarkan produk lain. Tujuan lain dari penelitian ini adalah mengetahui variabel apa yang
memiliki pengaruh paling besar terhadap minat beli ulang produk Cimory Yoghurt Drink. Berdasarkan nilai koefisien parameter dan t -value pada
persamaan struktural didapatkan hasil bahwa produk
1
memiliki kontribusi lebih besar dibanding variabel harga yakni dengan nilai ko efisien
parameter sebesar 0,53 dan t -value sebesar 5,54.
4.5.2 Hubungan Variabel Indikator dengan Variabel Laten
Hubungan variabel indikator dengan variabel latennya dapat diketahui dari nilai loading factor λ dan nilai t-value yang ada pada model. Semakin
besar nilai loading factor λ maka semakin besar pula pengaruh atau kontribusi suatu variabel indikator dalam membentuk variabel latennya.
Berdasarkan nilai yang dimiliki setiap variabel indikator dapat dinyatakan bahwa indikator rasa yang enak X13 merupa kan indikator yang
paling berpengaruh terhadap variabel laten produk
1
dengan nilai loading factor
λ sebesar 0,84. Mayoritas konsumen menilai suatu produk makanan atau minuman memiliki kualitas yang baik jika produk tersebut memiliki
rasa yang enak. Begitu juga pada produk Cimory Yoghurt Drink , konsumen menilai produk tersebut bagus karena memang rasanya yang enak.
Penjelasan mengenai masing -masing indikator dari variabel laten atribut produk diantaranya adalah:
1. Kandungan nutrisi Cimory Yoghurt Drink merupakan produk yoghurt yang memiliki
kandungan nutrisi yang sangat lengkap bahkan ada beberapa nutrisi yang nilainya lebih tinggi dibandingkan dengan susu sebagai bahan baku
utamanya. Berdasarkan hasil analisis SEM ternyata kandungan nutrisi
memiliki nilai loading factor sebesar 0.60 atau urutan keempat sebagai indikator yang dapat merefleksikan kualitas yoghurt. Konsumen yang
mayoritas berpendidikan tinggi menilai Cimory Yoghurt Drink
merupakan produk yang memiliki kandungan nutrisi lengkap dan hal tersebut dapat menjadi alasan bagi mereka untuk melakukan pembelian
ulang di masa yang akan datang. 2. Manfaat untuk pencernaan
Setiap produk pasti memiliki manfaat dan salah satu manfaat dari Cimory Yoghurt Drink adalah untuk menjaga kesehatan pencernaan. Ketika
konsumen menilai bahwa produk tersebut benar -benar telah membuat pencernaan mereka menjadi sehat berarti secara tidak langsung mereka
menilai bahwa produk yoghurt tersebut telah berhasil berdasarkan manfaatnya. Hal ini menjadikan indikator ini sebagai salah satu indikator
yang bisa merefleksikan kualitas suatu produk yoghurt dengan nilai loading factor sebesar 0.55. Oleh karena itu, Cimory Yoghurt Drink
merupakan produk dengan menfaat yang nyata sehingga bisa dikatakan atribut manfaat memang sesuai dalam mer efleksikan variabel atribut
produk. 3. Rasa
Rasa merupakan indikator yang paling berperan penting dalam membentuk kualitas Cimory Yoghurt Drink dengan nilai loading factor
0,82. Mayoritas konsumen menilai bahwa alasan mereka membeli dan mengkonsumsi Cimory Yoghurt Drink karena rasanya yang enak. Oleh
sebab itu PT Cimory perlu menjaga kualitas rasa dari Cimory Yoghurt Drink karena terbukti rasa merupakan alasan utama konsumen dalam
membeli Cimory Yoghurt Drink. 4. Varian rasa
Varian rasa menjadi indikator kedua se telah rasa yang mampu merepresentasikan kualitas dari Cimory Yoghurt Drink dengan loading
factor sebesar 0,77. Cimory Yoghurt Drink sendiri merupakan salah satu produk yoghurt yang memiliki varian rasa yang banyak yakni sembilan
rasa. Hal ini menjadi kekua tan dibandingkan dengan produk sejenis yang
dikeluarkan oleh pesaingnya. Oleh sebab itu, PT Cimory perlu mempertahankan jumlah varian rasa yang ada sekarang dan bahkan tidak
menutup kemungkinan untuk menambah jumlah varian rasa tentunya dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu.
5. Tingkat keasaman Salah satu ciri khas dari produk yoghurt adalah rasanya yang asam. Hal
ini dikarenakan adanya aktivitas bakteri fermentasi selama proses pembuatan yoghurt tersebut. Cimory Yoghurt Drink memiliki tingkat
keasaman yang pas menurut selera konsumen dan hal tersebut menjadikan indikator tingkat keasaman sebagai salah satu indikator yang
bisa merefleksikan kualitas suatu produk yoghurt dengan nilai loading factor sebesar 0.62. Oleh sebab itu, tingkat keasaman tersebut perl u
dipertahankan oleh PT Cimory karena jika produk yoghurt terlalu asam atau malah kurang tingkat keasamannya maka dikhawatirkan konsumen
akan menilai bahwa kualitas Cimory Yoghurt Drink tidak sesuai dengan yang diharapkan. Hal itu akan berdampak pada minat konsumen dalam
melakukan pembelian ulang di masa yang akan datang. 6. Aroma
Aroma merupakan indikator terbesar kelima yang mampu merefleksikan kualitas produk yoghurt. Hal ini berdasarkan nilai loading factor sebesar
0,57. Cimory Yoghurt Drink memiliki aroma sesuai dengan rasanya dan konsumen pun menganggap aroma dari Cimory Yoghurt Drink harum.
Oleh sebab itu PT Cimory perlu mempertahankan aroma dari produk tersebut.
7. Masa kadaluarsa yang tepat Semua produk makanan dan minuman pasti ada masa kadaluarsanya,
begitu juga dengan Cimory Yoghurt Drink yang memiliki masa kadaluarsa sekitar tiga bulan dalam kondisi penyimpanan yang baik.
Masa kadaluarsa tersebut juga harus dicantumkan dalam kemasan produk agar konsumen dapat mengetahuinya. Menurut konsumen, masa
kadaluarsa Cimory Yoghurt Drink ternyata belum begitu mempengaruhi
persepsi mereka tentang kualitas produk tersebut sehingga indikator ini hanya memiliki nilai loading factor sebesar 0,43.
8. Desain kemasan dan variasi gambar Kedua indikator ini ternyata belum mam pu untuk merefleksikan Cimory
Yoghurt Drink sebagai produk yang memiliki kualitas bagus dimata konsumen. Hal ini dikarenakan desain kemasan dan variasi gambar
Cimory Yoghurt Drink masih belum bisa dikatakan menarik menurut konsumen. Nilai loading factor dari kedua indikator pun merupakan yang
terndah diantara indikator yang lain yakni hanya sebesar 0,32 dan 0,25. Variabel laten selanjutnya adalah harga
2
, indikator yang memiliki pengaruh paling besar adalah harga terjangkau X23 dengan nilai loading
factor sebesar 0,99. Berdasarkan karakteristik konsumen terlihat bahwa rata - rata konsumen Cimory Yoghurt Drink berasal dari kalangan menengah ke
atas, sehingga harga yang dipatok oleh Cimory masih terjangkau dimata konsumennya. Indikator keinginan untuk mengg unakan produk Y11
merupakan indikator yang paling berpengaruh terhadap variabel laten minat beli ulang dengan nilai loading factor sebesar 0,89. Variabel laten terakhir
yang diamati adalah loyalitas konsumen, indikator yang mempunyai pengaruh paling besar terhadap loyalitas konsumen adalah immunity Y25
dengan nilai loading factor sebesar 0,75. Konsumen Cimory Yoghurt Drink termasuk konsumen yang loyal
namun masih dalam kategori loyalitas tersembunyi karena tingkat pembelian ulang mereka masih belum tin ggi. Bentuk loyalitas mereka hanya
sebatas merekomendasikan produk kepada orang lain dan immunity yakni sikap dimana konsumen akan tetap setia pada produk tersebut meskipun ada
yang menawarkan produk lain kepadanya. Oleh sebab itu PT Cimory perlu melakukan suatu strategi dimana strategi tersebut bisa meningkatkan minat
beli ulang konsumen agar bisa mencapai tingkat loyalitas premium. Hasil analisis t-value memperlihatkan bahwa semua variabel indikator memiliki t -
value lebih besar dari 1,96 yang berarti sem ua variabel tersebut signifikan secara nyata. Nilai loading factor λ dan nilai t-value untuk semua indikator
dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11. Nilai Loading Factor λ dan t-value untuk Semua Variabel
Indikator
Variabel Laten
Variabel indikator Loading
factor λ t-
value
Atribut Produk
Rasa enak X13
0.82 10.87
Varian rasa banyak X14
0.77 10.18
Tingkat keasaman X15
0.62 8.04
Kandungan nutrisi X11
0.60 7.51
Aroma X16
0.57 7.25
Manfaat untuk pencernaan X12
0.55 6.69
Masa Kadaluarsa X17
0.43 5.21
Desain kemasan X18
0.32 3.87
Variasi Gambar X19
0.25 2.97
Harga
Harga terjangkau X23
0.99 17.09
Harga masih masuk akal X23
0.80 12.09
Harga sesuai kualitas X21
0.70 10.16
Minat Beli Ulang
Keinginan untuk
menggunakan produk Y11
0.88 -
Rencana menggunakan produk di masa datang
Y12 0.78
11.02 Kebutuhan
menggunakan produk
Y13 0.78
11.11 Loyalitas
Konsumen
Immunity Y24
0.76 5.29
Rekomendasi kepada orang lain
Y23 0.69
4.88 Memberitahu hal positif
Y22 0.55
4.46 Repeat purchase
Y21 0.47
-
Sumber: Data Primer Diolah 2011
4.6. Implikasi Manajerial
Hasil penelitian menunjukkan variabel produk memiliki hubungan positif dan berpengaruh signifikan terhadap minat beli ulang konsumen
Cimory Yoghurt Drink, sedangkan variabel harga memiliki hubungan positif namun berpengaruh secara signifikan terhadap minat beli ulang. Minat beli
ulang sendiri memiliki dampak positif dan signifikan terhadap tingkat loyalitas
konsumen Cimory Yoghurt Drink . Hal ini bisa menjadi
rekomendasi bagi perusahaan untuk dapat menyusun strategi yang tepat agar konsumen tetap loyal dengan mempertimbangkan seluruh variabel yan g
digunakan dalam penelitian ini . Beberapa implikasi manajerial yang berguna bagi PT Cimory selaku produsen
Cimory Yoghurt Drink diantaranya adalah sebagai b erikut:
1. Atibut produk Atribut produk merupakan unsur-unsur produk yang dipandang
penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian. Hasil analisis menunjuk kan bahwa atribut produk memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap minat b eli ulang produk Cimory Yoghurt Drink. Oleh sebab itu PT Cimory perlu memperhatikan
indikator-indikator yang berhubungan langsung dengan atribut produk Cimory Yoghurt Drink. Faktor rasa menjadi alasan utama konsumen
mengkonsumsi produk Cimory Yoghurt Drink. Perusahaan telah berhasil membuat produk yoghurt dengan rasa yang enak dan banyak variasi rasa
buah-buahan, hal tersebut menjadi kekuatan produk dibandingkan dengan para pesaing yang hanya memberikan pilihan rasa yang terbatas.
Namun dalam hal tingkat ke asaman dan aroma, masih ada konsumen yang menilai tingkat keasaman dan aroma dari produk Cimory Yoghurt
Drink kurang pas dan kurang sesuai dengan selera mereka. Perusahaan sebaiknya perlu merespon adanya pendapat konsumen ini, faktor varian
rasa buah memberikan efek bagi tingkat keasaman produk yoghurt. Produk dengan rasa buah yang pada dasarnya telah memiliki kandungan
rasa asam sebelumnya, sebaiknya tingkat keasaman produk yoghurtnya bisa sedikit dikurangi karena rasa asli yoghurt yang asam bila ditambah
rasa buah yang asam pula maka tingkat keasaman yoghurt akan lebih tinggi. Mungkin itulah yang menjadi alasan sebagian konsumen yang
merasa tingkat keasaman Cimory Yoghurt Drink kurang sesuai dengan selera mereka. Perusahaan sebaiknya tidak langsung puas de ngan
pencapaian dalam hal kualitas rasa, justru perusahaan perlu mempertahankan kualitas rasa dan membuat inovasi baru dengan
menambah variasi rasa produk Cimory Yoghurt Drink agar konsumen tidak bosan dan timbul minat beli ulang pada masa yang akan datang .
Para konsumen yang sebagian besar perempuan mengkonsumsi yoghurt dengan alasan kesehatan. Kandungan nutrisi yang lengkap
membuat konsumen memilih yoghurt sebagai minuman alternatif untuk menjaga kesehatan khususnya melancarkan pencernaan, menurunkan
tingkat kolesterol, dan lain-lain. Perusahaan perlu memberikan semacam edukasi lebih kepada konsumen baik itu melalui brosur, website, maupun
sarana lain yang bisa membuat konsumen lebih mengerti tentang manfaat mengkonsumsi yoghurt bagi kesehatan. Ketika in formasi tentang
kandungan nutrisi dan manfaat yoghurt telah mampu diserap baik oleh konsumen maka dengan begitu diharapkan akan timbul minat beli ulang
pada masa yang akan datang dan tingkat loyalitas mereka akan semakin tinggi.
Beberapa faktor yang perlu mendapat perhatian lebih bagi
perusahaan adalah faktor desain produk, baik itu kemasan maupun variasi gambar. Bardasarkan hasil analisis terbukti kedua faktor tersebut
belum bisa merepresentasikan bahwa suatu produk memiliki kualitas yang baik. Oleh sebab itu, perusahaan sebaiknya berfikir untuk
melakukan redesign pada kemasan atau melakukan diferensiasi ukuran kemasan agar konsumen dapat memiliki lebih banyak pilihan ukuran
dalam membeli Cimory Yoghurt Drink. 2. Harga
Variabel harga merupakan variabel yang memiliki pengaruh positif namun tidak signifikan terhadap minat beli ulang konsumen. Hal ini
mengindikasikan bahwa konsumen ternyata tidak terlalu peduli dengan berapapun harga yang dipatok oleh Cimory untuk produk Cimory
Yoghurt Drink. Pengaruh yang tidak signifikan ini merupakan keuntungan tersendiri bagi Cimory, hal ini dikarenakan PT Cimory tidak
perlu khawatir akan kehilangan konsumen jika suatu saat produk Cimory Yoghurt Drink dinaikkan harganya. Meskipun kenaikan harga tidak
berpengaruh terhadap minat beli ulang konsumen namun dengan
menetapkan harga yang tinggi maka citra produk dan bahkan citra perusahaan akan lebih tinggi pula. Namun PT Cimory juga perlu
memperhitungkan faktor-faktor lain jika ingin menaikkan harga produk Cimory Yoghurt Drink seperti mengkoordinasikan dengan bauran
pemasaran yang lain. Harga yang tinggi harus disertai dengan kualitas produk yang baik pula, selain itu faktor saluran distribusi juga perlu
dipertimbangkan agar konsumen lebih mudah dalam mendapatkan produk tersebut.
3. Minat Beli Ulang Minat beli ulang konsumen terhadap produk Cimory Yoghurt Drink
memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap loyalitas konsumen. Namun berdasarkan hasil penilaian responden terhadap
variabel ini, didapatkan hasil bahwa minat beli ulang konsumen masih belum bisa dikatakan tinggi. Oleh sebab itu, perusahaan perlu melakukan
tindakan konkrit untuk meningkatkan minat beli ulang konsumen seperti yang dijabarkan pada poin-poin sebelumnya, karena ketika minat beli
ulang meningkat peluang akan pembelian ulang yang nyata akan semakin tinggi dan hal itu akan berdampak positif pada tingkat loyalitas
konsumen produk Cimory Yoghurt Drink. Selain ketiga hal tersebut, ada hal lain yang dapat dijadikan implikasi
manajerial bagi PT Cimory. Berdasarkan hasil penelitian mengenai karakteristik konsumen
Cimory Yoghurt Drink , PT Cimory perlu
memperhatikan strategi segmentasi untuk produk Cimory Yoghurt Drink. PT Cimory dapat membagi segmen pasar Cimory Yoghurt Drink ke dalam
kelompok usia tertentu. PT Cimory dapat menetapkan kalangan muda yang aktif dan produktif 16-25 tahun sebagai salah satu segmen untuk
kelompok usia yang potensial bagi Cimory Yoghurt Drink. Selain itu, hasil temuan tentang karakteristik domisili dapat juga dijadikan acuan bagi PT
Cimory untuk melakukan pengembangan saluran distribusi ke wilayah- wilayah tertentu. PT Cimory sebaiknya memperb anyak saluran distribusi di
modern retail baik supermarket maupun minimarket yang dekat dengan area pemukiman yang sesuai dengan s egmen konsumen Cimory Yoghurt Drink
yakni kelas ekonomi menengah ke atas.
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil beberapa kesimpulan diantaranya adalah:
a. Atribut produk memiliki hubungan positif dan berpengaruh secara
signifikan terhadap minat beli ulang Cimory Yoghurt Drink. Harga memiliki hubungan positif namun tidak berpengaruh secara signifikan t erhadap minat
beli ulang Cimory Yoghurt Drink. b. Faktor yang mempunyai pengaruh paling besar t erhadap minat beli ulang
Cimory Yoghurt Drink adalah faktor rasa yang enak. c. Minat beli ulang memiliki hubungan positif dan berpengaruh secara
signifikan terhadap loyalitas pelanggan
.
2. Saran
a.
Atribut produk merupakan variabel yang paling berpengaruh dalam penelitian ini, sehingga disarankan PT Cimory tidak hanya mempertahankan kualitas
produk yang ada, namun meningkatkan atau memperbaharui faktor -faktor yang dapat meningkatkan kualitas produk sehingga akan menarik minat pelanggan
untuk melakukan pembelian ulang.
b.
Harga tidak berpengaruh signifikan terhadap minat beli ulang konsumen sehingga PT Cimory tidak perlu merubah tingkat harga yang ada, namun jika
ingin tetap menaikkan tingkat harga agar citra produk dan perusahaan meningkat maka PT Cimory perlu memperhatikan faktor -faktor lain seperti
peningkatan kualitas produk, penambahan saluran di stribusi dan lain-lain.
c.
Penelitian ini tidak lepas dari keterbatasan sehingga perlu adanya penyempurnaan jika ada yang melakukan penelitian lanjutan. Penyempurnaan
tersebut bisa dengan menambahkan elemen bauran pemasaran dan penambahan jumlah sampel agar didapatkan hasil analisis yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Assauri, Sofjan. 2004. Manajemen Pemasaran. Rajawali Press, Jakarta. Belch, G.E. and M.A. Belch. 2000. Advertising and Promotion : An Integrated
Marketing Communications Perspective . 5
th
Edition. The McGraw Hill Companies Inc., Boston.
Bowen, J.T. dan S.L. Chen. 2001. The Relationship Between Customer Loyalty and Customer Satisfaction , International of Contemporary Hospitality
Management, Vol.13 No.5: pp.213 Budi, Fauzan. 2010. Pengaruh Harga, Lokasi d an Promosi Terhadap Minat
Pembelian Ulang Pada Supermarket Glora Jl. AR Hakim Medan. Skripsi. Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara.
Darmawan, Rahmat. 2009. Analisis Faktor -faktor yang Mempengaruhi Tingkat Loyalitas Pelanggan Hypermarket Giant Taman Yasmin Bogor. Skripsi.
Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Dharmanesta, B.S. 1999. Loyalitas Pelanggan: Sebuah Kajian Konseptual Sebagai Panduan Bagi Peneliti, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol.4 No.3:
pp. 73-88. Dwiyanto, B.M., Suryono B.S., dan Iwan K. 2008. Analisis Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Minat Beli Ulang Produk Serta Dampaknya terhadap Loyalitas Pelanggan Studi Kasus pada Produk Sakatonik Liver di Kota
Semarang. Tesis pada Program Pasca Sarjana Magister Manajemen, Universitas Diponegoro, Semarang.
Ghozali, Imam dan Fuad. 2005. Structural Equation Modeling : Teori, Konsep, dan Aplikasi dengan Program LISREL 8.54. Badan Penerbit Universitas
Diponegoro, Semarang. Griffin, J. 2005. Customer Loyalty: Menumbuhkan dan Mempertahankan
Kesetiaan Pelanggan. Erlangga, Jakarta. Gunawan,
A. 200 9.
Ingin Panjang
Umur, Konsumsi
Yoghurt. http:www.mathub2003.blogspot.com
[14 Desember 2010]. Keegan, W.J. 2002. Global Marketing Management . Prentice Hall International,
Inc, New Jersey. Kotler, P. 2005. Manajemen Pemasaran. Prehallindo, Jakarta.
Kotler, P. dan Amstrong, G. 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran. Erlangga, Jakarta. Kotler, P. dan K.L. Keller. 2006. Manajemen Pemasaran. Prentice Hall Inc., Ne w
Jersey. Kuntjara. 2007. Analisis Faktor -faktor yang Mempengaruhi Minat Beli Ulang
Konsumen Studi Kasus di PT Wijaya Karya Beton Wilayah IV; Jateng,
Kalsel dan Kalteng. Tesis pada Program Pasca Sarjana Magister Manajemen, Universitas Diponegoro, Semaran g.
Lamb, Charles W.,Hair, Joseph F., dan Mc Daniel . 2001. Pemasaran Buku II. Salemba Empat, Jakarta.
Margaretha, Moureen. 2004. Studi Mengenai Loyalitas Pelanggan Pada Divisi Asuransi Kumpulan AJB Bumiputera 1912, Jurnal Sains Pemasaran
Indonesia, Vol.3 No.3. Massey, J.E. 2003. A Theory of Organizational Image Management: Antecedents,
Processes and Outcomes, Paper Presented at The International Academy of Business Diciplines Annual Conference. April 2003, Orlando.
Oliver, R.L. 1999. Whence Customer Loyal ty, Journal of Marketing, Vol.63: pp.33-34
Sari, NK. 2007. Tren dan Potensi Susu Ferme ntasi. http:www.calpico.co.id
[10 Desember 2010].
Simamora, B. 2001. Memenangkan Pasar dengan Pemasaran Efektif dan Profitabel. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Simamora, B. 2004. Riset Pemasaran Falsafah, Teori dan Aplikasi. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Swastha, B. dan Irawan. 2001. Manajemen Pemasaran Modern. Liberty, Yogyakarta.
Tjiptono, Fandy. 2004. Pemasaran Jasa. Bayumedia Publishing, Malang. Tjiptono, Fandy. 2008. Strategi Pemasaran. CV Andi Offset, Yogyakarta.
Umar, Husein. 2000. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen . PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Wijayanto, Setyo H. 2008. Structural Equation Modeling dengan LISREL 8.8 Konsep Tutorial. Graha Ilmu, Jakarta.
Yanovitch, Teri. 2007. Four Habits That Build Loyalty , ABA Banking Journal, Vol. 10: pp.54
Lampiran 1. Hasil Uji Validitas Kuesioner
Uji validitas dikatakan valid apabila nilai r yang diperoleh dari hasil perhitungan lebih besar dari nilai r
tabel
yang digunakan dengan tingkat signifikansi sebesar 5 adalah 0,361.
a. Variabel Atribut Produk