Screening Bakteri Penghasil Mananase

4.2. Pengujian Pengaruh Suhu Terhadap Aktivitas Mananase

Keempat isolat tersebut kemudian ditumbuhkan pada media cair mengandung LBG 0,3 untuk diproduksi enzim mananasenya. Supernatan yang diperoleh kemudian diuji aktivitas mananasenya menggunakan pereaksi dinitrosalisilat DNS. Pengujian pengaruh suhu dilakukan menggunakan dua substrat yang berbeda, yaitu Palm kernel meal PKM dan Soybean meal SBM. Hal ini sekaligus bertujuan sebagai percobaan awal untuk melihat apakah enzim mananase yang dihasilkan memiliki potensi untuk diaplikasikan pada substrat kompleks atau tidak. Suhu yang digunakan ada lima yaitu 37, 42, 50, 60, dan 65 o C. Suhu 50, 60, dan 65 o C mewakili pengujian untuk enzim golongan termofilik, sedangkan 37 dan 42 o C dari golongan mesofilik. Pemilihan suhu 37 dan 42 o C ini juga didasarkan pada proses fermentasi tempe dan suhu optimum pertumbuhan beberapa bakteri asam laktat, karena mungkin saja suhu optimum enzim tidak berbeda jauh dengan suhu optimum pertumbuhannya. Berdasarkan hasil pengujian diketahui bahwa isolat E memiliki aktivitas unit yang paling tinggi 0,35 Uml Lampiran 2 dibandingkan isolat yang lain, sedangkan untuk aktivitas spesifik yang paling tinggi dimiliki oleh isolat N 0,41 Umg protein. Oleh karena itu, isolat N dipilih untuk dikarakterisasi lebih lanjut. Isolat N memiliki aktivitas unit dan spesifik tertinggi pada suhu 60 o C dengan substrat PKM. Isolat N yang ditumbuhkan pada media agar mengandung LBG 0,3 menghasilkan zona bening di sekitar koloninya dengan indeks mananolitik hanya 2,67. Nilai ini lebih rendah bila dibandingkan dengan isolat D yang memiliki indeks mananolitik sebesar 4,00. Namun, isolat D tidak dikarakterisasi lebih lanjut dengan pertimbangan aktivitas unit maupun spesifiknya tidak setinggi isolat yang lain. Zona bening ini diperjelas dengan melakukan pewarnaan menggunakan congo red 0,1. 0.00 0.05 0.10 0.15 0.20 0.25 0.30 0.35 0.40 0.45 0.50 37 42 50 60 65 A kt iv it as S pe si fi k U m g pr ot e in Suhu o C SBM PKM Gambar 5. Aktivitas spesifik mananase ekstraseluler isolat N Gambar 6. Isolat N sebelum dan setelah diwarnai dengan congo red 0,1

4.3. Penentuan pH Optimum Bufer Mananase Isolat N

Untuk mengetahui perkiraan pH optimum bufer enzim mananase isolat N, maka dilakukan reaksi enzim-substrat menggunakan bufer dengan pH yang berbeda-beda pada suhu 60 o C Suhu optimum aktivitas enzim yang telah diketahui dari percobaan sebelumnya. Substrat yang digunakan adalah LBG 0,55 cair. Hasil pengujian menunjukkan bahwa enzim mananase isolat N memiliki aktivitas tertinggi pada bufer pH 5. Pada penelitian terdahulu, Xu et al. 2009 menemukan beberapa galur Bacillus subtilis penghasil mananase yang juga memiliki aktivitas optimum pada pH 5. Sedangkan Fattah et al. 2009 menemukan enzim mananase dari Aspergillus oryzae yang memiliki aktivitas optimum pada pH 5,5. Aurora et al. 2003 menemukan enzim mananase dengan