Spesifisitas Substrat Pengaruh Ion Logam terhadap Aktivitas Mananase Isolat N

NaCl; dan KCl, serta senyawa pengkelat ion yaitu EDTA. Berdasarkan hasil pengujian diperoleh data bahwa garam-garam CuCl 2 . 2H 2 O; MgCl 2 . 6H 2 O; FeCl 3 . 6H 2 O; NaCl; serta KCl menurunkan sedikit 0-15 aktivitas enzim sedangkan garam LiCl dan CoCl 2 . 7H 2 O meningkatkan sedikit 0-15 aktivitas enzim. Dalam Sumardi 2005 dan Fattah et al. 2009, diketahui pula bahwa ion Co 2+ relatif dapat meningkatkan aktivitas mananase. Hal ini diduga disebabkan adanya molekul protein mananase yang diaktifkan oleh ion Co 2+ . Gambar 8. Aktivitas mananase isolat N pada berbagai substrat 60 o C, bufer pH 5 Gambar 9. Pengaruh berbagai ion logam terhadap aktivitas mananase isolat N 0.00 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00 1.20 PKM CM SBM A kt iv it as U ni t U m l Substrat 0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 120.00 140.00 Kontrol Cu Mg Li Co Fe Na K EDTA A kt iv itas R e latif Jenis Ion 5mM

4.6. Kestabilan Mananase Isolat N pada Berbagai Suhu

Kestabilan enzim mananase isolat N pada berbagai suhu dicobakan pada 3 macam suhu yang berbeda, yaitu 50, 60, dan 70 o C. Dari hasil pengujian, diketahui bahwa enzim mananase masih memiliki aktivitas yang stabil meskipun diinkubasi di suhu 60 o C selama 4 jam. Namun, pada suhu 70 o C selama 1 jam, enzim mananase ini sudah kehilangan aktivitasnya. Profil kestabilan mananase isolat N pada berbagai suhu ini memiliki kemiripan dengan data yang diperoleh Summpunn et al. 2011 dan Ooi dan Kikuchi 1995, serta lebih baik bila dibandingkan dengan data yang diperoleh oleh Fattah et al. 2009 dan Vu et al. 2012. Sedangkan dalam Aurora et al. 2003 diperoleh enzim mananase yang stabil pada suhu 80 o C selama 5 hari. Gambar 10. Kestabilan mananase isolat N pada berbagai suhu

4.7. Kestabilan Mananase Isolat N pada Berbagai pH

Kestabilan enzim mananase isolat N pada berbagai pH bufer dicobakan mulai dari pH 4 sampai dengan 10. Kontrol pH bufer yang digunakan dalam percobaan ini adalah pada pH 5 karena diketahui bahwa aktivitas mananase isolat N ini optimum pada bufer pH 5. Dari hasil pengujian, diketahui bahwa enzim mananase ini relatif stabil pada rentang pH buffer 4-10. Enzim mananase dengan kestabilan yang tinggi pada rentang pH yang cukup luas juga ditemukan dalam 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 2 1 2 3 4 A kt iv itas Unit Um l Waktu jam 50 60 70 penelitian oleh Ooi dan Kikuchi 1995, Summpunn et al. 2011, dan Vu et al. 2012. Gambar 11. Kestabilan mananase isolat N pada berbagai rentang pH

4.8. Identifikasi Bakteri Berdasarkan 16S rRNA

Sebelum dilakukan identifikasi, terlebih dahulu dilakukan ekstraksi genom bakteri. Berdasarkan identifikasi terhadap sekuen 16S rRNAnya, diketahui bahwa isolat N memiliki 98 kemiripan dengan Bacillus subtilis. Genebank access JN644507. Primer yang digunakan dalam percobaan ini adalah 63f dan 1387r berdasarkan Marchesi et al. 1998.

4.9. Kloning Gen Mananase B. subtilis N

Isolat B. subtilis N ini kemudian dicoba untuk diisolasi gen mananasenya menggunakan PCR dan primer Man-CHF dan Man-CHR Summpunn et al. 2011. Hasil amplifikasi PCR berupa open reading frame gen mananase sepanjang 1.086 pasang basa, menyandikan 362 asam amino, dan perkiraan berat molekulnya adalah 41 kDa. Setelah gen mananase dari B. subtilis N berhasil diisolasi, maka gen ini kemudian diligasikan pada vektor kloning yaitu pGEMT- easy. Hasil ligasi vektor dengan gen mananase pWBE1 Gambar 13 ini kemudian ditransformasikan ke dalam E. coli TOP10. Untuk memastikan bahwa 90.00 95.00 100.00 105.00 110.00 115.00 120.00 4 5 6 7 8 9 10 A kt iv itas R e latif pH bufer