Identifikasi Bakteri Berdasarkan 16S rRNA Kloning Gen Mananase B. subtilis N

proses transformasi sudah berjalan dengan benar, maka koloni transforman yang tumbuh diambil dan dilakukan PCR koloni. Untuk selanjutnya E. coli transforman ini disebut sebagai SEGO1 E. coli TOP10 yang membawa pWBE1. Gambar 12. Hasil elektroforesis produk PCR gen mananase menggunakan primer Man-CHF dan Man-CHR. Gambar 13. pWBE1 pGEMT-easy yang sudah disisipi dengan gen mananase dari

B. subtilis N

100 bp N 500 bp 1000 bp + 1100 bp manA dari B. subtilis N

4.10. Perbandingan Aktivitas Mananase B. subtilis N dengan SEGO1

SEGO1 kemudian ditumbuhkan untuk produksi enzim mananase dan dibandingkan aktivitasnya dengan B. subtilis N. Hasil perbandingan aktivitas mananase tersaji dalam Tabel 4. Dari data tersebut dapat terlihat bahwa SEGO1 dapat menghasilkan enzim mananase dengan aktivitas yang tidak berbeda jauh bila dibandingkan dengan yang dihasilkan oleh B. subtilis N. Aktivitas mananase juga ditemukan pada cairan intraseluler SEGO1. Hal ini diduga disebabkan masih kurangnya kemampuan SEGO1 untuk mengeluarkan enzim mananase yang sudah diekspresikan dari dalam selnya. Rekayasa mikroorganisme agar menghasilkan enzim mananase dengan aktivitas yang tinggi telah dilakukan beberapa peneliti seperti Summpunn et al. 2011, Vu et al. 2012, dan Yoon et al. 2008. Mikroorganisme yang umumnya digunakan adalah bakteri atau khamir. Karakterisasi enzim mananase yang dihasilkan oleh mikroorganisme rekombinan tersebut juga telah dilakukan. Tabel 4. Perbandingan aktivitas unit mananase B. subtilis N dengan SEGO1 pada substrat LBG 0,55 Sampel Aktivitas Unit Uml B. subtilis N ekstraseluler 7,66 B. subtilis N intraseluler 50 ml1 ml 0,02 SEGO1 ekstraseluler 6,39 SEGO1 intraseluler 50 ml1 ml 8,82 E. coli pGEMT-easy 0,02

4.11. SDS PAGE dan Zymogram

Untuk melihat profil protein yang dihasilkan oleh B. subtilis N maupun SEGO1 maka dilakukan analisa protein menggunakan SDS PAGE. Hasil analisa menunjukkan bahwa protein ekstraseluler B. subtilis N memiliki dua pita protein yang paling tebal. Kedua pita protein ini memiliki berat molekul sekitar 47,3 dan 39,8 kilodalton kDa. Sedangkan untuk protein intraseluler dari B. subtilis N hanya ada satu pita protein yang cukup tebal berukuran sekitar 47,3 kDa. Sementara itu, hasil analisa SDS PAGE terhadap protein ekstraseluler SEGO1 juga menghasilkan pita protein dengan ukuran 47,3 dan 39,8 kDa, tetapi tidak sejelas B. subtilis N. Sedangkan untuk profil protein intraseluler SEGO1 terlihat ada beberapa pita yang cukup tebal. Untuk mengetahui pita protein manakah yang memiliki aktivitas mananase maka dilakukan analisa zymogram. Berdasarkan analisa zymogram ini diketahui bahwa protein yang berukuran sekitar 39,8 kDa lah yang merupakan enzim mananase. Hasil zymogram menunjukkan tidak adanya aktivitas mananase di dalam sel B. subtilis N, tetapi pada SEGO1, aktivitas mananase ditemukan baik pada cairan ekstra- maupun intraselulernya. Hal ini sesuai pula dengan data-data aktivitas enzim yang sudah diperoleh sebelumnya. Hasil analisa menggunakan SDS PAGE dan zymogram ini menunjukkan pula bahwa enzim mananase yang dihasilkan merupakan protein monomer yang memiliki kemiripan dengan mananase yang dihasilkan oleh mikroorganisme yang lain, kecuali Bacillus stearothermophilus yang menghasilkan dimer Talbot Sygusch 1990. Gambar 14. Hasil SDS PAGE dan zymogram protein ekstra- dan intraseluler dari B. subtilis N dan SEGO1 Keterangan gambar: M = Marker I dan V = protein ekstraseluler B. subtilis N II dan VI = protein intraseluler B. subtilis N III dan VII = protein ekstraseluler SEGO1 IV dan VIII = protein intraseluler SEGO1 M I II III IV kDa SDS PAGE Zymogram 97,4 66,2 45,0 31,0 + 47,3 + 39,8 kDa V VI VII VIII