3.2.2. Persiapan Soybean Meal SBM, Palm Kernel Meal PKM, dan Copra Meal CM
SBM yang digunakan diperoleh dari Surabaya, PKM dan CM berasal dari PT. Wilmar Benih Indonesia, Cikarang. Ketiganya akan digunakan sebagai
substrat untuk menguji aktivitas enzim ekstrak kasar yang dihasilkan oleh isolat bakteri. Sebelum digunakan sebagai substrat, SBM, PKM, maupun CM digiling
terlebih dahulu menggunakan blender kering dan diseragamkan ukurannya menggunakan ayakan 425 mikron setara dengan ukuran 40 mesh.
3.2.3. Pengaruh Suhu Terhadap Aktivitas Mananase Ekstraseluler Sumardi et al. 2006, dengan modifikasi
Pengaruh suhu terhadap aktivitas mananase dilakukan pertama-tama dengan menumbuhkan isolat bakteri sebagai inokulum dalam media LBG 0,3
cair sebanyak 5 ml, digoyang 150 rpm selama 18 jam, pada suhu 37
o
C. Kemudian inokulum tersebut dipindahkan ke media produksi enzim berupa LBG 0,3 cair
sebanyak 50 ml, dan ditumbuhkan dengan kondisi digoyang 150 rpm, selama 48 jam, pada suhu 37
o
C. Seluruh larutan media kemudian disentrifugasi 4.000 rpm selama 45 menit pada suhu 4
o
C. Supernatan yang diperoleh digunakan sebagai enzim ekstrak kasar. Sebanyak 1 ml enzim ekstrak kasar dimasukkan ke dalam
tabung mikro yang berisi 0,1 gram substrat PKM atau SBM dan direaksikan selama 1 jam. Perlakuan suhu yang digunakan adalah 37, 42, 50, 60, dan 65
o
C. Blanko yang digunakan adalah media produksi enzim yang belum ditumbuhi
isolat bakteri. Setelah selesai reaksi, campuran enzim-substrat disentrifugasi dengan kecepatan 17.000 g selama 2 menit. Supernatan yang diperoleh diambil
sebanyak 200 µl dan ditambahkan dengan 1 ml pereaksi dinitrosalisilat DNS, kemudian dipanaskan dalam air mendidih selama 10 menit. Larutan hasil reaksi
yang diperoleh kemudian diukur absorbansinya pada panjang gelombang 575 nm. Aktivitas unit didefinisikan sebagai jumlah enzim yang diperlukan untuk
menghasilkan gula reduksi setara dengan 1 µmol manosa per menit pada kondisi percobaan yang telah dijelaskan sebelumnya. Suhu optimum aktivitas enzim yang