Trend dan Forecasting Produksi Rumput Laut Nasional

59 industri makanan dan non makanan yang dapat diolah dan digunakan oleh industri.

6.3. Perkembangan dan Proyeksi Trend Ekspor Rumput Laut Indoneisa

6.3.1. Trend dan Forecasting Produksi Rumput Laut Nasional

Rumput laut Indonesia merupakan salah satu komoditas perikanan yang diperdagangkan baik secara nasional maupun internasional. Komoditas ini telah di ekspor lebih dari 30 negara. Di Indonesia rumput laut merupakan salah satu komoditas budidaya laut yang diunggulkan. Hal tersebut karena komoditas ini memiliki nilai ekonomis dan prospeknya yang cerah. Komoditas ini mudah untuk dibudidayakan dengan investasi yang relatif kecil. Disamping itu, kekayaan Indonesia akan melimpahnya lautan yang luas di berbagai wilayah Indonesia sangat memiliki potensi yang besar untuk mengembangkan budidaya laut untuk komoditas rumput laut. Potensi budidaya laut Indonesia diperkirakan mencapai 2,5 juta ha dan sebesar 8.363.501 ha diantaranya merupakan areal yang potensial untuk budidaya laut. Untuk budidaya komoditas rumput laut diperkirakan mencapai 384.727 ha 4,6 persen dari luas areal potensial. Perkembangan budidaya rumput laut di Indonesia sangat dipengaruhi oleh kualitas dan kuantitas sumberdaya manusia. Untuk itu, Direktorat Jendral dan Perikanan Budidaya melakukan kegiatan-kegiatan berupa seminar nasional usaha rumput laut, temu usaha rumput laut, dan pelatihan dari sisi teknis budidaya rumput laut. Hal tersebut dilakukan agar dapat meningkatkan baik kualitas maupun kuantitas dari pembudidaya. Program Dirjen Perikanan Budidaya yaitu berupa INBUDKAN Intensifikasi Budidaya Perikanan telah berhasil dilaksanakan sejak tahun 2002 sehingga jumlah rumah tangga produksi rumput laut Indonesia menjadi semakin meningkat. Selain itu, Neish 2008 menyatakan pendapatnya dalam Seaweed International Business Forum and Exhibitation II di Makasar bahwa Indonesia adalah penghasil rumput laut tropis jenis Eucheuma cottonii nomor satu di dunia dan trend nya akan terus meningkat. Peningkatan tersebut dapat terjadi dikarenakan luasnya kawasan laut Indonesia yang memiliki peluang untuk ditanami rumput laut. Oleh sebab itu, trend peningkatan produksi rumput laut itu 60 bisa terus ditingkatkan karena pasar dunia masih terbuka. Berikut adalah grafik trend dan proyeksi produksi rumput laut nasional. Tahun P ro d u k s i T o n 2016 2014 2012 2010 2008 2006 2004 2002 2000 10000000 8000000 6000000 4000000 2000000 Accuracy Measures MAPE 1.95184E+01 MAD 1.10686E+05 MSD 1.87852E+10 Variable Forecasts Actual Fits Quadratic Trend Model Yt = 418687 - 207616 t + 39424.0 t 2 Gambar 5. Trend dan Proyeksi Produksi Rumput Laut Indonesia Berdasarkan gambar 5, terlihat bahwa produksi rumput laut nasional secara keseluruhan cenderung mengalami peningkatan dari tahun 1999 hingga tahun 2011. Pada tahun 2006 produksi rumput laut nasional yaitu sebesar 1.374.463 ton meningkat menjadi 1.728.475 ton di tahun 2007. Kenaikan pada periode tahun ini mencapai 354.012 ton atau 25,18 persen. Sementara itu, pada tahun 2008, produksi rumput laut nasional sebesar 2.145.060 ton dengan kenaikan yang lebih besar dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 416.585 ton atau 1,66 persen. Tahun 2009 juga mengalami peningkatan produksi sebesar 2.963.556 ton diikuti oleh kenaikan yang signifikan dari tahun sebelumnya yaitu mencapai 818.496 ton atau 14,05 persen. Terlihat bahwa dalam kurun waktu 4 tahun ini, produksi rumput laut nasional terus mengalami peningkatan yang pesat. Begitu pula pada tahun 2010, produksinya yaitu sebesar 3.082.113 ton atau 32,12 persen. Namun demikian, pada tahun 2010 mengalami penurunan terhadap kenaikan produksinya jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pada tahun ini, kenaikanya hanya mencapai 118.557 ton atau kenaikannya hanya sebesar 6,03 persen. Hal tersebut menandakan penurunan terhadap kenaikan produksi dari 61 tahun sebelumnya. Tetapi hal tersebut tidak menjadi suatu permasalahan yang serius dikarenakan target atau sasaran pada tahun tersebut telah melampaui batas dugaan. Target yang diinginkan yaitu sebesar 2.672.800 ton, namun kenyataannya pada tahun 2010 produksi telah mencapai 3.082.113 ton atau 32,12 persen. Hal tersebut merupakan salah satu bukti peranan revitalisasi komoditas rumput laut telah berhasil dalam pengembangan dan peningkatan produksi rumput laut secara nasional. Apabila diproyeksikan dalam jangka waktu lima tahun mendatang, produksi rumput laut Indonesia cenderung mengalami peningkatan. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar terdapat garis putus-putus berwarna hijau yang menandakan trend proyeksi forecasting produksi rumput laut Indonesia. Proyeksi pada tahun 2012 akan mengalami peningkatan produksi rumput laut Indonesia sebesar 5.239.170 ton atau 25,86 persen. Disusul tahun berikutnya, produksi rumput laut Indonesia juga akan meningkat sebesar 6.178.850 ton atau 17,93 persen pada tahun 2013. Selanjutnya, tahun 2014, 2015 dan 2016 akan naik masing-masing sebesar 7.189.379 ton atau 16,35 persen, 8.282.756 ton atau 15,20 persen dan 9.454.980 ton atau 14,15 persen. Berikut tabel trend proyeksi forecasting terhadap produksi rumput laut Indonesia tahun 2012-2016. Tabel 13. Proyeksi Trend Produksi Rumput Laut Indonesia Tahun 2012-2016 Tahun Proyeksi Trend Produksi Ton Persentase Kenaikan 2012 5.239.170 25,86 2013 6.178.850 17,93 2014 7.189.379 16,35 2015 8.282.756 15,20 2016 9.454.980 14,15 Disamping itu, terdapat beberapa daerah potensial produksi rumput laut Indonesia diantaranya adalah Sulawesi Selatan, NTT, Bali, Sulawesi Tengah dan NTB. Berikut adalah gambar produksi rumput laut di propinsi penghasil utama. 62 Gambar 6. Produksi Rumput Laut di Propinsi Penghasil Utama Tahun 2010 Berdasarkan gambar 6, terlihat bahwa sampai dengan tahun 2010, daerah Sulawesi Tengah merupakan daerah paling potensial dalam memproduksi rumput laut Indonesia. Propinsi ini dapat memproduksi rumput laut tertinggi yaitu sebesar 833.327 ton. Kemudian, disusul oleh propinsi Sulawesi Selatan yaitu sebesar 750.134 ton. Propinsi potensial berikutnya yaitu propinsi lainnya sebesar 687.132 ton. Dua propinsi berikutnya yaitu propinsi Nusa Tenggara Barat sebesar 152.534 ton dan terakhir propinsi Bali sebesar 62.638 ton. Dalam kurun waktu tiga tahun terakhir ini 2009-2011, Kementrian Kelautan dan Perikanan melakukan revitalisasi secara besar-besaran untuk peningkatan produksi rumput laut Indonesia jenis Eucheuma cottonii dan ekspor di bidang perikanan budidaya. Dengan melihat luasnya peluang pangsa pasar Direktorat Jendral Perikanan dan Budidaya menetapkan beberapa strategi dasar untuk peningkatan produksi sebagai upaya mengoptimalkan pemanfaatan potensi dan pengembangan kawasan budidaya rumput laut di Indonesia diantaranya: 1. Kebijakan ektensifikasi Diarahkan dalam upaya memperluas dan mengembangkan jumlah unit lahan budidaya, khususnya pada kawasan potensial dan strategis untuk pengembangan rumput laut di Indonesia. 2. Kebijakan intensifikasi Diarahkan dalam upaya mengembangkan teknologi budidaya yang secara langsung berdampak pada jumlah unit budidaya dan kapasitas produksi. 63 3. Kebijakan diversifikasi Diarahkan dalam upaya mengembangkan jenis-jenis rumput laut komersial yang memiliki nilai ekonomis dan peluang pasar yang luas.

6.3.2. Trend dan Forecasting eskpor rumput laut Indonesia ke dunia