Harga ekspor rumput laut ke China Nilai Tukar

55 responnya. Salah satu peubah yang memiliki pengaruh signifikan terhadap peubah respon dalam penelitian ini adalah volume ekspor rumput laut ke China. 2. Uji R-Squared Pada lampiran 5 menunjukkan nilai R-Squared yaitu sebesar 92.8. Hal tersebut menunjukkan bahwa sebesar 92.8 peubah bebas dalam model penelitian ini yang terdiri dari enam variabel harga ekspor, nilai tukar, produksi, dummy revitalisasi, volume ekspor dan GDP dapat mejelaskan peubah respon yaitu volume ekspor rumput laut Indonesia ke China. Sementara itu, 7.2 dijelaskan oleh variabel-variabel yang tidak diikutsertakan dalam model. 3. Uji T-Statistik Pada tabel di bawah menunjukkan nilai t-hitung dari keenam variabel. Dari keenam variabel memiliki hasil yang signifikan dimana │t-hitung│ 1.96 sehingga terima H . Pada penelitian ini, semua variabel menunjukkan signifikan pada taraf nyata lima persen. Dengan demikian, variabel-variabel tersebut memiliki pengaruh yang signifikan terhadap volume ekspor rumput laut Indonesia ke China. Berikut adalah tabel hasil uji-t statistika. Tabel 12. Hasil Uji-t Statistika Variabel Simpangan baku Koefisien t-hitung Keterangan X1 0.045651 -0.4550 -9.9671 Significant X2 0.055344 -5.7103 -103.178 Significant X3 0.022912 0.2636 11.50339 Significant X4 0.023601 0.7682 32.5484 Significant X5 0.025448 0.2183 8.578327 Significant X6 0.02225 0.7525 33.82081 Significant

6.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ekspor Rumput Laut Indonesia

6.2.1. Harga ekspor rumput laut ke China

Pada persamaan 5.1 menunjukkan harga ekspor rumput laut Indonesia ke China yaitu sebesar negatif 0.4450. Artinya, setiap kenaikan harga ekspor rumput laut sebesar satu persen maka akan menurunkan volume ekspor rumput laut Indonesia ke China sebesar persen 0.445, cateris paribus. Hasil etimasi sesuai dengan teori permintaan dimana suatu barang dipengaruhi terutama oleh tingkat harga. Semakin rendah harga ekspor rumput laut Indonesia ke China maka jumlah 56 barang yang akan diminta akan semakin banyak. Sebaliknya, semakin tinggi harga ekspor maka jumlah barang yang akan diminta akan semakin sedikit. Koefisien harga ekspor yang bernilai negatif merupakan pertimbangan dari suatu negara pengekspor terhadap harga suatu komoditi dimana negara pengekspor adalah negara Indonesia dengan komoditi ekspor yaitu rumput laut kering Indonesia. Kenaikan harga ekspor rumput laut Indonesia merupakan kenaikan harga impor bagi negara pengimpor. Hal tersebut menyebabkan berpalingnya negara pengimpor kepada produsen rumput laut lainnya yang memiliki harga ekspor lebih rendah atau harga ekspor yang sama namun dengan kualitas yang lebih baik.

6.2.2. Nilai Tukar

Pada persamaan 5.1 menunjukkan nilai tukar yaitu sebesar negatif 5.7103. Artinya, setiap kenaikan kurs riil satu persen akan menurunkan volume ekspor rumput laut Indonesia ke China sebesar 5.7103 , cateris paribus. Hal tersebut sesuai dengan teori ekonomi dimana ketika kurs riil meningkat maka harga ekspor rumput laut Indonesia akan lebih mahal jika dibandingkan dengan negara pengekspor lain. Sebaliknya, jika nilai tukar menurun maka volume eskpor akan meningkat karena harga ekspor rumput laut Indonesia menjadi murah jika dibandingkan dengan negara pengekspor lain. Selain itu, hal tersebut dapat terjadi juga dikarenakan nilai tukar rupiah terhadap dolar yang relatif stabil dan rendahnya harga rumput laut Indonesia sehingga nilai tukar rupiah terhadap dolar selama tahun 1999-2011 belum mampu mempengaruhi permintaan ekspor rumput laut Indonesia dari negara importir. Variabel nilai tukar sesuai dengan teori Mankiw 2003 dimana ketika kurs riil mengalami peningkatan maka barang luar negeri akan menjadi lebih murah dan harga domestik menjadi lebih mahal. Dengan demikian, para eksportir lebih menyukai untuk menjual barang dan jasa ke dalam negeri karena harga jual di dalam negeri akan menjadi lebih tinggi. Sehingga mereka akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar jika dibandingkan dengan menjual ke luar negeri. 57

6.2.3. Produksi Rumput Laut Indonesia