40
5.2. Jenis Komoditi Rumput Laut
Rumput laut atau algae termasuk ke dalam tumbuhan tingkat rendah, dimana koloni tumbuh menempel pada bebatuan atau menancap pada substrat
pasir laut dengan beraneka ragam dan warna. Terdapat berbagai macam bentuk diantaranya berbentuk bola kecil, lembaran, rumput dengan warna merah
Rhodophyceae, coklat Phaeophyceae, hijau Chlorophyceae dan warna lainnya. Tumbuh kembangnya rumput laut tergantung pada kesesuaian faktor
fisika dan kimia perairan seperti gerakan air, suhu, kadar garam, nutrisi, atau zat hara dan sinar matahari. Ketiga kelompok ini tumbuh di laut diperkirakan sekitar
9000 jenis dimana masing-masing 6000 jenis Rhodophyceae, 2000 jenis Phaeophyceae
dan 1000 jenis Chlorophyceae.
Pengelompokan rumput laut juga dibedakan berdasarkan kandungan koloidnya, dimana kelompok penghasil agar atau dikenal agarofit antara lain jenis
Gracilaria dan Gelidium, sedangkan kelompok penghasil karaginan atau
karaginofit adalah Euchema dan Kappaphycus. Kelompok lainnya yaitu alginofit
sebagai penghasil alginat antara lain jenis Sargassum dan Turbinaria. AGAROFIT
Agarofit adalah jenis rumput laut penghasil agar. Jenis-jenis rumput laut tersebut adalah Gracilaria spp, Gelidium spp, dan Gelidiela spp. Agar-agar
merupakan senyawa kompleks polisakarida yang dapat membentuk jeli. Kualitas agar-agar dapat ditingkatkan dengan suatu proses pemurnian yaitu membuang
kandungan sulfatnya. Produk ini dikenal dengan nama agarose. Kualitas agar-agar yang berasal dari Gelidium Gelidiela lebih tinggi dibanding dari Gracilaria.
Dalam skala industri agar-agar dari Gelidium mutunya dapat ditingkatkan menjadi agarose, tetapi Gracilaria masih dalam skala laboratorium.
Jenis yang dikembangkan secara luas baru Gracilaria spp. Di Indonesia, Gracilaria verrucosa
umumnya dibudidayakan di tambak. Jenis ini mempunyai Thallus
berwarna merah ungu dan kadang-kadang berwarna kelabu kehijauan dengan percabangan alternatif atau dikotomi, perulangan lateral berbentuk
silindris, meruncing di ujung dan mencapai tinggi 1-3 cm serta berdiameter antara 0,5-2,0 mm.
41
Wilayah pengembangan Gracillaria verrucosa dan Gracillaria gigas terdapat di perairan Sulawesi Selatan Janeponto, Takalar, Sinjai, Wajo, Palopo,
Bone, Maros; Lombok Barat, Pantai Utara P. Jawa Serang, Tangerang, Bekasi, Karawang, Brebes, Pemalang, Tuban, dan Lamongan. Sedangkan untuk jenis
Gelidium spp belum banyak dibudidayakan, umumnya masih dihasilkan dari
alam. Rumput laut jenis ini banyak ditemukan hampir di seluruh perairan Indonesia.
ALGINOFAT
Na-Alginofat atau Natrium Alginat Alginat Algin merupakan zat yang terdapat pada rumput laut coklat Phaeophyceae. Rumput laut coklat penghasil
alginate alginofit biasanya di perairan subtropis terutama untuk jenis Macrocytis, Laminaria, Aschophyllum, Nerocytis, Ecklonia, Fucus, dan
Sargassum. Sedangkan rumptu laut coklat yang tumbuh di perairan tropis seperti
di Indonesia terutama jenis-jenis Sargassum, Turbinaria, Padina, Dyctyota dan yang paling banyak ditemukan adalah jenis Sargassum dan Turbinaria. Asam
alginat adalah suatu getah selaput membrane mucilage yang disebut juga gummi alami, sedangkan alginat merupakan bentuk garam dari polisakarida yang terdapat
pada rumput laut disebut phycocolloid. Polisakarida terpenting pada rumput laut coklat adalah asam alginate dan turunnya seperti fukoidan, funoran dan laminaran
yang merupakan komponen penyusun dinding sel seperti halnya selulosa dan pektin.
Di perairan Indonesia terdapat sekitar 28 spesies rumput laut coklat yang berasal dari enam genus diantaranya yaitu Dyctyota, Padine, Hormophysa,
Sargassum, Turbinaria dan Hydroclathrus. Spesies rumput laut yang telah
diidentifikasi yaitu Sargassum sp. sebanyak 14 spesies, Turbinaria sp. sebanyak 4 spesies, Hormophysa sp. baru teridentifikasi 1 spesies, Padina sp. 4 spesies,
Dyctyota sp . 5 spesies dan Hydroclathrus sp. 1 spesies. Jenis-jenis rumput laut
tersebut pada beberapa daerah di Indonesia. Na-Alginat banyak yang digunakan banyak industri seperti industri
makanan, minuman, obat-obatan, kosmetik, kertas, setergen, cat, tekstil, vermis, fotografi, kulit buatan dan lain-lain. Dalam industri zat ini digunakan sebagai
pembentuk gel gelling agent, pengemulsi dan penstabil emulsi emulsifying dan
42
stabilizing agent , pensuspensi suspending agent, pengikat binding agent,
penghalus finishing agent, pengeras kain stiffening agent, pembentuk struktur sizing agent, penjernih clarifying agent dan sebagainya. Untuk kebutuhan
industri di Indonesia yang saat ini terus berkembang yakni kebutuhan Na-Alginat masih disuplai melalui impor dari beberapa negara seperti Perancis, Inggris, RRC,
Jepang.
KARAGINOFIT
Karaginofit adalah rumput laut yang mengandung bahan utama polisakarida karagin. Rumput laut yang mengandung karaginan adalah dari marga
Eucheuma yang merupakan jenis alga merah Rhodophyceae. Karaginan terdiri
dari tiga macam, yaitu iota karaginan dikenal dengan tipe spinosum, kappa karaginan dikenal dengan tipe cottonii dan lambda karaginan. Ketiganya
dibedakan dengan sifat jeli yang terbentuk. Iota karaginan berupa jeli lembut dan fleksibel atau lunak. Kappa karaginan jeli bersifat kaku dan keras. Sedangkan
lambda karaginan tidak dapat membentuk jeli, tetapi berbentuk cair yang viscous.
Jenis yang potensial diantaranya Eucheuma cottonii dan Eucheuma spinosum
. Kedua jenis ini secara luas diperdagangkan, baik keperluan bahan baku industri dalam negeri maupun ekspor. Sedangkan E. edule dan Hypnea sp hanya
sedikit sekali diperdagangkan dan tidak dikembangkan dalam usaha budidaya. Sebaliknya Eucheuma cottonii dan Eucheuma spinosum dibudidayakan oleh
masyarakat pantai. Dari kedua jenis tersebut E. cottonii yang paling banyak dibudidayakan karena permintaan pasar yang sangat besar.
Rumput laut Eucheuma cottonii di Indonesia umumnya tumbuh di perairan yang mempunyai rataan terumbu karang. Ia melekat pada substrat karang mati
atau batu gamping di daerah interdal dan subditial. Tumbuh tersebar hampir di seluruh perairan Indonesia. Wilayah potensial untuk pengembangan budidaya
rumput laut Eucheuma cottonii terletak di perairan pantai Nanggroe Aceh Darussalam Sabang; Sumatera Barat Pesisir Selatan, Mentawai; Riau
Kepulauan Riau, Batam; Sumatera Selatan; Bangka Belitung, Banten Ujung Kulon; Kepulauan Seribu; Jawa Tengah Karimunjawa, Jepara; Jawa Timur
Situbondo, Madura, dan Banyuwangi; Bali Nusa Penida, Nusa Lembongan; NTB Lombok Timur, Lombok Barat, Sumbawa, Bima, Dompu; NTT
43
Larantuka, Kupang, Maumerre, P.Rote; Sulawesi Utara; Gorontalo; Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara; Kalimantan Selatan P. Laut;
Kalimantan Timur; Maluku P. Seram, Halmahera, Kep. Aru dan Kei; Papua. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan rumput laut karaginofit dengan
jenis Eucheuma cottonii sebagai salah satu penelitian yang telah dilakukan. Rumput laut jenis unggulan ini memiliki kelebihan untuk ekspor, khususnya ke
negara China.
5.3. Nilai dan Potensi Rumput Laut Eucheuma cottonii