116 Untuk mencapai pemerataan pembangunan, maka dilihat dari segi kewilayahan, harus dilakukan
pembukaan akses ke wilayah-wilayah terpencil dan terisolasi dengan membangun prasarana dan sarana transportasi. Pembangunan prasarana dan sarana publik serta pelayanan pendidikan dan
kesehatan di perkampungan. Untuk meningkatkan perekonomian wilayah, pembangunan dilakukan di kawasan-kawasan strategisekonomi yang secara lebih detail dipaparkan dalam
RTRW. Dalam upaya pemenuhan kebutuhan akan prasarana dan sarana serta pelayanan publik, maka
dihitung dengan mempertimbangkan aspek efektivitas terutama efektif dari segi jangkauan pelayanan. Karena jika dihitung dengan model-model umum yang biasa digunakan pada wilayah
yang kompak, maka akan banyak wilayah atau penduduk yang tidak tersentuh. Pembenahan tata kelola pemerintahan mutlak harus dilakukan. Reformasi institusional terkait
sistem dan kapasitasi aparatur menjadi salah satu kunci suksesnya pembangunan dimana pemerintah memiliki multifungsi utama sebagai perencana, pelaksana, dan pengendali meskipun
nantinya akan diselenggarakan bersama-sama dengan masyarakat. Hal lain yang tidak kalah penting adalah mengenai pemetaan berbagai informasi dasar daerah
seperti potensi spesifik daerah, peluang investasi, kerawanan wilayah, hak ulayat, dan sebagainya yang nantinya akan dipakai sebagai rujukan untuk menentukan porsi pembangunan
yang proporsional di masing-masing wilayah atau aspek pembangunan.
6.2 Arah Kebijakan Pembangunan
Sejumlah isu pokok pembangunan di daerah memerlukan pengarusutamaan mainstreaming dalam penyusunan kebijakan maupun program pembangunannya. Secara umum, kebijakan pembangunan yang
disusun harus memiliki dasar yang kuat terkait dengan hal-hal berikut:
1. Implementasi amanat Undang-Undang Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua Barat
Amanat Undang-Undang Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua Barat haruslah diterapkan dalam setiap sektorbidang pembangunan. Sebagai koreksi terhadap pendekatan yang konvensional maka
implementasi amanat Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua Barat bukan hanya membawa keuntungan bagi masyarakat Asli Papua dalam jangka pendek, tetapi sampai pada keberjalanan kehidupan di Provinsi
Papua Barat di masa yang akan datang. Dengan kata lain, bukan hanya upaya-upaya pemberian keuntungan secara langsung namun mengkader masyarakat untuk menyelenggarakan pembangunan
dari, oleh, dan untuk mereka sendiri.Secara lebih rinci, hal-hal utama yang termaknai dari Undang- Undang Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua Barat adalah:
a. Perlindungan terhadap hak kekayaan dan hak intelektual orang Asli Papua sesuai dengan
peraturan perUndang-Undangan;
117 b.
Pencerdasan akan hakikat hidup bermasyarakat dan bernegara, serta makna hidup mandiri dan sejahtera;
c. Pemberdayaan, pemberian kesempatan dan pengutamaan orang Asli Papua untuk mendapatkan
pekerjaan dalam semua bidang pekerjaan di wilayah Provinsi Papua Barat berdasarkan pendidikan dan keahliannya; dan
d. Penanaman tanggung jawab yang lebih besar bagi Provinsi Papua Barat dan rakyat Papua untuk
menyelenggarakan pemerintahan dan mengatur pemanfaatan kekayaan alam di Provinsi Papua Barat sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat Papua.
2. Pembangunan Sumber Daya Manusia yang Berkualitas
Indeks Pembangunan Manusia merupakan indikator yang paling sederhana dengan komponen yang empiris sebagai indikator tingkat kualitas masyarakat. Ukuran-ukuran didalamnyalah yang sejatinya
digunakan sebagai acuan dalam memilih alternatif kebijakan, program, maupun kegiatan yang tujuannya untuk meningkatkan kualitas masyarakat di Provinsi Papua Barat.
Permasalahan kualitas Sumber Daya Manusia di Provinsi Papua Barat memang sudah sedemikian kompleks. Karenanya perlu menjadi prioritas objek sekaligus subjek dalam penyelenggaraan
pembangunan. Dalam hal pengarusutamaan terkait Sumber Daya Manusia, beberapa hal yang perlu diperhatikan diantaranya adalah:
a. Penempaan karakter masyarakat sehingga menghasilkan sumber daya manusia seperti tersurat
dalam misi pembangunan Provinsi Papua Barat; b.
Penciptaan Sumber Daya Manusia yang berkualitas melalui peningkatan kualitas pendidikan dan kualitas kesehatan.
3. Penciptaan Kesempatan Kerja