117 b.
Pencerdasan akan hakikat hidup bermasyarakat dan bernegara, serta makna hidup mandiri dan sejahtera;
c. Pemberdayaan, pemberian kesempatan dan pengutamaan orang Asli Papua untuk mendapatkan
pekerjaan dalam semua bidang pekerjaan di wilayah Provinsi Papua Barat berdasarkan pendidikan dan keahliannya; dan
d. Penanaman tanggung jawab yang lebih besar bagi Provinsi Papua Barat dan rakyat Papua untuk
menyelenggarakan pemerintahan dan mengatur pemanfaatan kekayaan alam di Provinsi Papua Barat sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat Papua.
2. Pembangunan Sumber Daya Manusia yang Berkualitas
Indeks Pembangunan Manusia merupakan indikator yang paling sederhana dengan komponen yang empiris sebagai indikator tingkat kualitas masyarakat. Ukuran-ukuran didalamnyalah yang sejatinya
digunakan sebagai acuan dalam memilih alternatif kebijakan, program, maupun kegiatan yang tujuannya untuk meningkatkan kualitas masyarakat di Provinsi Papua Barat.
Permasalahan kualitas Sumber Daya Manusia di Provinsi Papua Barat memang sudah sedemikian kompleks. Karenanya perlu menjadi prioritas objek sekaligus subjek dalam penyelenggaraan
pembangunan. Dalam hal pengarusutamaan terkait Sumber Daya Manusia, beberapa hal yang perlu diperhatikan diantaranya adalah:
a. Penempaan karakter masyarakat sehingga menghasilkan sumber daya manusia seperti tersurat
dalam misi pembangunan Provinsi Papua Barat; b.
Penciptaan Sumber Daya Manusia yang berkualitas melalui peningkatan kualitas pendidikan dan kualitas kesehatan.
3. Penciptaan Kesempatan Kerja
Penciptaan kesempatan kerja khususnya bagi orang Papua bukan hanya menunggu kesempatan datangnya investor yang membuka lapangan kerja tetapi juga upaya dalam mengoptimalkan
pengusahaan pemanfaatan sektor-sektor potensial dan modal-modal daerah yang dimiliki. Penciptaan lapangan kerja ini juga berarti mendorong terciptanya unit-unit usaha baik dalam skala mini mikro,
mikro, kecil, menengah, maupun besar yang diupayakan secara profesional oleh masyarakat. Hal lain yang dapat diupayakan bagi terciptanya lebih banyak kesempatan kerja khususnya bagi orang
Papua misalnya saja melalui penentuan kuota dan rekrutmen yang dapat diatur melalui penciptaan regulasi. Jelasnya, bagaimanapun pemerintah serta segenap stakeholder pembangunan perlu
mengupayakan penciptaan kesempatan kerja khususnya bagi orang Papua demi kesejahteraan hidup yang lebih baik dan demi peningkatan ekonomi wilayah.
118
4. Penerapan Sistem Ekonomi yang Berkeadilan
Kelemahan yang selama ini terjadi adalah pembangunan bidang ekonomi yang hanya tertuju pada kenaikan produksi pertumbuhan dan mengabaikan keterlibatan dan manfaat yang nyata kepada
masyarakat. Dengan demikian aspek keadilan diabaikan sehingga yang terjadi adalah marginalisasi kelompok masyarakat tertentu. Sejalan dengan hal ini, maka misi Otonomi Khusus di Provinsi Papua
Barat menghendaki agar pembangunan ekonomi wilayah harus menjamin aspek keadilan bagi masyarakat. Dalam hubungan ini, melalui pemberdayaan ekonomi kerakyatan, peran masyarakat lokal
diperkuat dan memiliki akses yang nyata dalam pemanfaatan Sumber Daya Alam Provinsi Papua Barat. Sistem ekonomi yang berkeadilan dengan konsep ekonomi kerakyatannya merupakan salah satu konsep
aplikatif dari Undang-Undang Otonomi Khusus Papua Barat yang diusung demi membawa kemaslahatan bagi penduduk Provinsi Papua Barat pada umumnya dan orang Asli Papua pada khususnya. Upaya keras
nantinya akan sangat dibutuhkan mengingat agar tepat sasaran, penerapan sistem ekonomi yang berkeadilan ini membutuhkan orang Asli Papua khususnya untuk mengubah cara hidupnya dengan
membiasakan bekerja keras demi memenuhi kebutuhannya. Modal sumber daya alam yang melimpah bukan lagi hanya milik investor-investor besar dengan peralatan yang mutakhir, namun menjadi milik
masyarakat yang mau berusaha. Titik tekan pada penerapan sistem ekonomi yang berkeadilan ini adalah: a.
Penguasaan faktor-faktor produksi oleh penduduk Provinsi Papua Barat umumnya, dan orang Asli Papua khususnya;
b. Pemberdayaan penduduk Provinsi Papua Barat umumnya dan orang Asli Papua khususnya,
untuk berperan dalam sektor usaha; c.
Pengutamaan penduduk Provinsi Papua Barat umumnya dan orang asli Papua khususnya, untuk menempati lapangan pekerjaan yang tersedia;
d. Pembagian keuntungan seadil-adilnya bagi penduduk Provinsi Papua Barat umumnya dan orang
asli Papua khususnya, atas pengusahaan potensi daerah.
5. Pembangunan Infrastruktur