Pusat Laba Jenis-jenis Pusat Pertanggungjawaban

19 1 Pusat Biaya Teknis Pusat biaya teknis adalah pusat biaya yang sebagian biayanya dapat ditentukan dengan pasti karena biaya tersebut berhubungan erat dengan volume kegiatan pusat biaya tersebut. Contoh pusat biaya teknis adalah bagian produksi dan bagian pengiriman. Dalam bagian produksi adalah biaya bahan baku, biaya tenakerja langsung, dan biaya overhead pabrik jenis variabel. Efisiensi pusat biaya diukur dengan jalan menghitung jumlah masukkan yang diperlukan untuk menghasilkan satu unit keluaran. Efektivitas pusat biaya tercermin oleh kualitas keluaran pada tingkat produksi yang direncanakan, dan ketepatan waktu dalam mencapai tingkat produksi yang direncanakan. 2 Pusat Biaya Kebijakan Pusat biaya kebijakan adalah pusat biaya yang sebagian besar biayanya tidak berhubungan erat dengan volume kegiatan pusat biaya tersebut. Jumlah biaya yang tepat untuk kegiatan pusat biaya kebijakan tidak ditentukan berdasarkan studi teknik, tetapi didasarkan kebijakan manajemen. Oleh karena itu pusat biaya kebijakan sebagian besar biayanya tidak berhubungan erat dengan volume kegiatan, maka efisiensinya sulit diukur. Efektivitas bagian penelitian dan pengembangan dapat diukur dengan jalan membandingkan antara realisasi dan rencana manciptakan produk baru ataupun peningkatan teknologi.

b. Pusat Laba

Pusat laba adalah suatu pusat pertanggungjawaban dimana seorang manajer bertanggung jawab terhadap pendapatan dan biaya-biaya. Pendapatan Universitas Sumatera Utara 20 adalah ukuran moneter dari kekuatan-kekuatan, biaya adalah ukuran moneter dari masukan-masukan atau sumber daya yang dikonsumsi. Menurut Suadi 2001:77 “Pusat laba adalah pusat pertanggungjawaban yang keluaran dan maukannya diukur dalam satuan moneter, sehingga laba dapat dihitung.” Setiap pusat laba merupaka unit operasi yang relatif independen dan manajernya harus mempunyai pengendalian yang signifikan atau sebagian besar keputusan operasional. Kinerja pimpinannya dilihat dari laba yang dihasilkan. Dalam konsep sistem pengendalian manajemen, pimpinan pusat laba memiliki kewenangan dan tanggung jawab atas pendapatan dan biaya. Pimpinan pusat laba memiliki kewenangan yang terbatas terhadap pendapat dan biaya disebut pusat laba semu. Keberadaan suatu pusat laba lebih relevan untuk perencanan laba yang mengacu kepada pengukuran unit masukan dan keluaran dari pusat laba yang bersangkutan. Menurut Sukarno 2002:52-53 keuntungan adanya pusat laba: 1. Kesadaran atas laba memicu para manajer untuk senantiasa peka dalam aktivitas pemasaranyang memperbesar keuntungan. 2. Proses pembuatan keputusan operasional relatif lebih singkat sebab tidak perlu harus dibuat di kantor pusat, tetapi cukup di pusat laba yang bersangkutan. 3. Manajer pusat laba semakin leluasa mengembangkan inisiatif dan kapabilitasnya dalam mengendalikan strategic business unit yang dipimpinnya. Walaupun laba mampu menunjukkan efisiensi dan efektifitas perusahaan maupun pusat laba, tetapi sebagai alat pengukur, laba juga menimbulkan masalah. Menurut Suadi 2001:78: Laba tidak mencerminkan seluruh hasil kerja manajemen. Penyebabnya adalah laba hanya mencerminkan hal-hal yang dapat diukur dalam satuan moneter. Contoh hal-hal yang tidak dapat diukur dalam satuan moneter Universitas Sumatera Utara 21 adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia semangat kerja, keterampilan, dan moral, arah pangsa pasar naik atau turun, dan sebagainya. Kelemahan lain dari laba sebagai alat pengukur adalah sukarnya menentukan standar laba bagi sebuah pusat laba. Walaupun anggaran laba sering digunakan sebagai standar, tetapi penentuan anggaran tersebut tergantung pada manajemen sehinnga diragukan perannya sebagai standar. Cara-cara mengukur kinerja pusat laba menurut Sukarno 2002:54, yaitu: 1. Contribution margin yaitu pendapatan setelah dikurangi harga pokok penjualan dan semua biaya variabel. 2. Direct profit yaitu contribution margin setelah dikurangi biaya tetap terjadi di pusat laba yang bersangkutan. 3. Controllable profit yaitu direct profit dikurangi biaya yang dibebankan oleh kantor pusat namun masih bagi pusat laba yang bersangkutan. 4. Income before income tax yaitu controllable profit setelah dikurangi beban dari kantor pusat lainnya. 5. Net income yaitu income before tax setelah dikurangi pajak yang terhutang.

c. Pusat Pendapatan