28 4.
Pertimbangan manajemen dalam pengendalian biaya pusat penelitian dan pengembangan
5. Peranan komite dalam pengendalian biaya pusat penelitian dan pengembangan
3. Pengukuran Prestasi Pusat Biaya Kebijakan
Pengukuran pusat biaya kebijakan berkaitan dengan efektivitas dan efisiensi, Anthony dan Govindarajan 2002:114 mengatakan “Efisiensi dan
efektivitas berkaitan satu sama lain, setiap pusat pertanggungjawaban harus efektif dan efisien dimana perusahaan harus mencapai tujuannya dengan cara
yang optimum.” Menurut Supriyono 2001:24-25, “Efisiensi adalah rasio keluaran terhadap masukan. Efektivitas adalah hubungan antara keluaran pusat
pertanggungjawaban dengan tujuannya.” Semakin besar kontribusi keluaran pusat pertanggungjawaban terhadap pencapaian tujuan perusahaan, semakin efektif
kegiatan pusat pertanggungjawaban tersebut. Biaya kebijakan sulit diukur efisiensinya. Tidak ada kepastian dimana
semakin besar biaya yang digunakan maka keluaran yang dihasilkan akan semakin besar. Sebagai contoh bagian penelitian dan pengembangan meminta
agar diperkenankan melakukan pengeluaran yang lebih besar untuk mengkaji mengapa dalam tiga bulan terakhir omset penjualan menurun. Beban penelitian
pemasaran tersebut tidak menjamin omset penjualan akan semakin meningkat. Akan tetapi biaya kebijakan dapat diukur efektivitasnya, walaupun sulit
dilakukan. Efektivitas kadang-kadang dinyatakan dalam standar kualitatif. Misalnya bagian penelitian dan pengembangan menciptakan produk baru ataupun
peningkatan tekhnologi.
Universitas Sumatera Utara
29
4. Pengertian dan Ciri-ciri Biaya Terkendali dan Biaya tidak Terkendali
Klasifikasi biaya untuk keperluan pengendalian dibagi atas dua bagian yaitu biaya terkendali dan biaya tidak terkendali. Semua biaya dapat dikendalikan
oleh pimpinan puncak, tetapi tidak semua biaya dapat dikendalikan oleh manajemen yang ada di bawahnya. Oleh karena itu diperlukan laporan
pertanggungjawaban yang memisahkan antara biaya yang terkendali dengan biaya yang tidak terkendali untuk masing-masing pusat pertanggungjawaban. Cara ini
akan memudahkan pimpinan untuk menilai prestasi seorang manajer dengan menganalisa penyimpangan biaya yang berada di bawah pengendaliannya.
Biaya terkendali adalah biaya yang dapat diatur secara langsung pada tingkat pimpinan atau dapat dipengaruhi oleh pimpinan pada jangka waktu
tertentu. Suatu biaya dianggap sebagai biaya terkendali jika tingkat manajemen tersebut memiliki kekuasaan untuk mengotorisasi biaya.
Menurut Mulyadi 2001:168: Pedoman untuk menciptakan apakah suatu biaya dibebankan sebagai
tanggung jawab seorang manajer pusat pertanggungjawaban adalah sebagai berikut:
a. Jika seorang manajer memiliki wewenang, baik dalam perolehan
maupun penggunaan jasa, ia harus dibebani dengan biaya jasa tersebut. Seorang manajer jelas dapat mempengaruhi jumlah suatu biaya jika ia
memiliki wewenang dalam memperoleh dan menggunakan jasa. Manajer pemasaran yang mempunyai wewenang memutuskan media
promosi dan jumlah biayanya, bertanggung jawab penuh terhadap terjadinya biaya tersebut.
b. Jika seorang manajer dapat secara signifikan mempengaruhi jumlah
biaya tertentu melalui tindakannya sendiri, ia dapat dibebani dengan biaya tersebut. Seorang manajer mungkin tidak mempunyai wewenang
dalam memutuskan perolehan barang atau jasa, baik harga maupun jumlahnya, namun dapat secara signifikan mempengaruhi
pemakaiannya. Dalam hal ini, ia dapat dibebani tanggung jawab pemakaian barang atau jasa tersebut.
Universitas Sumatera Utara
30 c.
Meskipun seorang manajer tidak dapat secara signifikan mempengaruhi jumlah biaya tertentu melalui tindakannya, ia dapat juga dibebani biaya
tersebut-jika manajemen puncak menghendakinya agar ia menarug perhatian sehingga ia dapat membantu manajer lain yang bertanggung
jawab untuk mempengaruhi biaya tersebut.
Artinya apabila seorang manajer berpengaruh dalam perolehan barang atau
jasa atau berpengaruh dalam penentuan jumlah biaya tersebut, biaya tersebut dapat dikendalikan. Selain itu manajer juga bisa bertanggung jawab atas biaya
apabila manajemen puncak menghendaki membantu manajer lain untuk mempengaruhi suatu pusat biaya.
Mulyadi 2001:169 mengatakan: “Biaya tidak terkendali uncontrollable cost adalah biaya yang berada di
luar kendali manajer dan tidak dapat diotorisasi oleh manajer tersebut.” Biaya tidak terkendali dapat diubah menjadi biaya terkendali melalui dua cara:
a. Mengubah dasar pembebanan dari alokasi ke pembebanan langsung
Yaitu biaya tersebut dibebankan kepada pusat pertanggungjawaban tertentu sehingga biaya tersebut dapat dipengaruhi secara signifikan oleh manajer
pusat pertanggungjawaban tersebut. b.
Mengubah letak tanggung jawab pengambilan keputusan. Yaitu dengan mendelegasikan wewenang untuk pengambilan keputusan dari
manajemen puncak kepada manajer pusat pertanggungjawaban yang bersangkutan.
Dalam sistem akuntansi pertanggungjawaban, semua biaya terkendali oleh manajer tingkat bawah, dipandang juga terkendalikan oleh manajer pusat
Universitas Sumatera Utara
31 pertanggungjawaban yang membawahinya. Contoh biaya terkendali dan biaya
tidak terkendali adalah sebagai berikut: a.
Biaya iklan surat kabar menjadi terkendalikan oleh manajer pemasaran jika ia memiliki kekuasaan untuk mengotorisasi biaya dan jenis iklan surat kabar. Di
lain pihak biaya penyusutan mesin dan perlengkapan pabrik tidak akan terkendalikan oleh manajer pemasaran jika ia tidak memiliki wewenang untuk
mengotorisasi pemakaian mesin pabrik. b.
Biaya asuransi mesin-mesin pabrik adalah biaya terkendali oleh pejabat yang diberi wewenang untuk melindungi kekayaan perusahaan dan tentu saja tidak
terkendali oleh mandor pabrik.
D. Akuntansi Pertanggungjawan Pusat Biaya Kebijakan
Adapun tahap-tahap dalam akuntansi pertanggungjawaban adalah penyusunan program, penyusunan anggaran, dan penyusunan laporan
pertanggungjawaban. Penyusunan program merupakan bagian dari tahapan perencanaan yang memuat rancangan aktivitas pusat pertanggungjawaban tersebut
selama periode mendatang. Penyusunan anggaran merupakan perencanaan pembiayaan program-program yang telah disusun. Laporan pertanggungjawaban
merupakan mekanisme pengawasan atas pelaksanaan program dan realisasi anggaran yang telah disepakati sebelumnya.
1. Sistem Penyusunan Program Pusat Biaya Kebijakan
Sistem penyusunan program secara formal diperlukan setiap organisasi, baik dalam kegiatan peninjauan kembali program-program yang sedang
dilaksanakan maupun dalam pengambilan keputusan atas usulan program baru.
Universitas Sumatera Utara