Analisis dan Evaluasi Sistem Pelaporan Biaya Kebijakan Bagian

70

4. Analisis dan Evaluasi Sistem Pelaporan Biaya Kebijakan Bagian

Administrasi Laporan pertanggungjawaban berisi laporan-laporan informasi yang berupa data-data dari pusat-pusat pertanggungjawaban dengan cara membandingkan hasil yang sebenarnya dengan anggaran yang telah dibuat. Secara teoritis, pelaporan pusat-pusat pertanggungjawaban merupakan salah satu alat untuk mengevaluasi secara keseluruhan hasil kerja masing-masing pusat pertanggungjawaban. Agar penerapan akuntansi pertanggungjawaban dapat dilaksanakan secara efektif, sistem pelaporan pertanggungjawaban harus disesuaikan dengan tingkatan manajemen yang ada pada perusahaan. Dengan demikian laporan-laporan pertanggungjawaban yang disajikan tidak mungkin sama untuk setiap pusat pertanggungjawaban. Pada skripsi ini, penulis menganalisa laporan periode 2007. setiap laporan pertanggungjawaban terdiri atas laporan pertanggungjawaban program dan laporan pertanggungjawaban realisasi anggaran. Laporan pertanggungjawaban program berisi informasi kualitatif tentang bagaimana pelaksanaan program. Sedangkan pada laporan pertanggungjawaban realisasi anggaran, informasi yang diberikan bersifat kuantitatif, biaya yang dikeluarkan oleh bagian administrasi yang dibandingkan dengan anggaran yang telah ada pada sebelumnya. Laporan yang telah dibuat oleh bagian administrasi ini kemudian akan dilaporkan ke manajer cabang. Pada kepala cabang inilah akan kemudian dibicarakan lebih lanjut apabila adanya perbedaan antara realisasi dengan Universitas Sumatera Utara 71 anggaran, dan kendala-kendala yang dihadapi dalam menjalankan program, serta apa yang sebaiknya dilakukan pada periode selanjutnya. Biasanya perbedaan atau selisih pada laporan pertanggungjawaban akan diberikan penjelasan secara deskripsi, mengapa terjadi perbedaan biaya pada anggaran dan realisasi. Akan tetapi tidak ada penjelasan yang disertai dokumen-dokumen atau bukti lain yang dapat mendukung penjelasan tersebut, sehingga bisa saja tidak menggambarkan kondisi yang sebenarnya dari perusahaan. Tidak adanya pembagian antara biaya terkendali dan tidak terkendali pada perusahaan juga merupakan kendala yang dapat mengganggu penerapan akuntansi pertanggungjawaban, misalnya biaya pembelian perlengkapan kantor, pembelian komputer, penyusutan merupakan biaya-biaya yang tidak dapat dikendalikan oleh bagian administrasi. Selanjutnya laporan tersebut akan diserahkan kepada manajer puncak di Jakarta. Penyerahan atau pengajuan laporan pertanggungjawaban ini kepada manajer puncak dilakukan secara on line, sehingga dapat dikatakan bekerja sangat efektif dan selalu tepat waktu. Setelah itu dilaporkan juga kepada direksi dan pemegang saham yang merupakan birokrasi yang harus dijalankan oleh perusahaan, agar para direksi dan pemegang saham juga dapat mengetahui sejauh mana perkembangan perusahaan tersebut beserta dengan laporan-laporan lainnya untuk dapat ditindaklanjuti sehingga pada periode selanjutnya akan didapatkan program dan anggaran yang lebih efektif dan efisien. Pelaporan kepada para direksi dan pemegang saham ini dilakukan pada Rapat Umum Pemegang Saham RUPS, yang biasanya membahas besarnya deviden yang akan dibagikan kepada pemegang saham. Universitas Sumatera Utara 72

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bagian akhir penulisan ini, penulis mencoba membuat kesimpulan berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan sebelumnya dan mencoba memberikan saran yang mungkin diperlukan oleh perusahaan dalam rangka perbaikan dan pengembangan selanjutnya. Setelah mengadakan pembahasan teori dan berdasarkan uraian-uraian yang telah dikemukakan mengenai penerapan konsep akuntansi pertanggungjawaban pusat biaya kebijakan pada PT.Surisenia Plasmataruna Medan serta analisis dan evaluasinya, maka selanjutnya pada bab ini dicoba memberikan beberapa kesimpulan dan saran yang dirasa perlu sehubungan dengan akuntansi pertanggungjawaban.

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan sebelumnya, penulis mencoba menarik kesimpulan atas penerapan akuntansi pertanggungjawaban pusat biaya kebijakan pada PT.Surisenia Plasmataruna Medan belum efektif karena masih terdapat kelemahan pada perusahaan. Hal ini dapat dilihat di bawah ini yaitu: 1. PT.Surisenia Plasmataruna Medan menggunakan struktur organisasi fungsional telah menunjukkan pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang mendukung pnerapan akuntansi pertanggungjawaban pusat biaya kebijakan. Hal ini dapat mempermudah pelaksanaan desentralisasi dalam perusahaan, namun demikian masih terdapat kelemahan yaitu pendelegasian wewenang dalam penyusunan program dan anggaran belum diperluas, karena Universitas Sumatera Utara