9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Akuntansi Pertanggungjawaban
1. Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban
Akuntansi pertanggungjawaban dapat didefinisikan sebagai alat untuk mengukur kinerja dari setiap pusat pertanggungjawaban, dimana kinerja tersebut
dapat dibandingkan antara anggaran kegiatanbiaya dengan realisasi kegiatanbiaya.
Akuntansi pertanggungjawaban merupakan suatu sistem yang digunakan untuk mengukur kinerja setiap pusat pertanggungjawaban sesuai dengan informasi
yang dibutuhkan manajer untuk mengoperasikan pusat pertanggungjawaban mereka. Sistem ini diciptakan untuk memberikan keleluasaan kepada manajer
untuk mengelola bagian organisasi yang dipimpinnya secara optimal. Akuntansi Pertanggungjawaban menurut Hansen dan Mowen 2001:818
merupakan sebuah sistem yang disusun untuk mengukur hasil setiap pusat pertanggungjawaban dan membandingkan hasil-hasil tersebut dengan hasil yang
diharapkan atau dianggarkan. Akuntansi Pertanggungjawaban menurut Mulyadi 2001:218
Akuntansi Pertanggungjawaban adalah suatu sistem yang disusun sedemikian rupa sehingga pengumpulan dan pelaporan biaya dan
pendapatan sesuai dengan pusat pertanggungjawaban dalam organisasi, dengan tujuan agar dapat ditunjuk orang atau kelompok orang yang
bertanggung jawab atas pentimpangan biaya dan pendapatan yang dianggarkan.
Universitas Sumatera Utara
10 Definisi tersebut mengatakan bahwa akuntansi pertanggungjawaban
mengelompokkan organisasi atas pusat-pusat pertanggungjawaban, sehingga apabila terjadi penyimpangan biaya, kita dapat mencari orang atau kelompok
orang yang bertanggung jawab atas penyimpangan tersebut. Berdasarkan definisi di atas dapat diketahui bahwa akuntansi
pertanggungjawaban biaya yaitu setiap biaya dari tiap-tiap unit organisasi harus dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan anggaran yang ditetapkan oleh
masing-masing unit tersebut. Dengan membandingkan realisasi biaya dengan anggaran biaya dapat dilakukan penilaian atas pusat-pusat biaya dalam
perusahaan. Akuntansi Pertanggungjawaban bukan hanya menunjukkan besarnya penyimpangan biaya yang terjadi, tetapi memberikan informasi bagaimana
manajer pusat pertanggungjawaban melakukan tanggung jawabnya. Melalui informasi ini diharapkan akan timbul motivasi bagi manajer untuk bekerja lebih
efektif dan efisien serta dapat melakukan tindakan korektif yang diperlukan agar tujuan perusahaan tercapai.
Dapat juga diambil kesimpulan bahwa akuntansi pertanggungjawaban adalah proses yang meliputi penunjukkan pusat pertanggungjawaban,
pendelegasian wewenang kepada orang-orang dalam pusat pertanggungjawaban, penyajian anggaran, pengumpulan data realisasi, dan penyajian laporan
perbandingan antara realisasi dengan anggaran, dan penanganan orang-orang yang bertanggung jawab atas tindakan tersebut.
Dari penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa penerapan akuntansi pertanggungjawaban memerlukan pendelegasian wewenang kepada pusat
Universitas Sumatera Utara
11 pertanggungjawaban, sehingga pusat pertanggungjawaban dapat bertanggung
jawab atas realisasi anggaran. Halim dan Supomo 2005:10-11 mengemukan tiga konsep dasar
mengenai akuntansi pertanggungjawaban sebagai berikut: a.
Akuntansi Pertanggungjawaban didasarkan atas penggolongan tanggung jawab manajemen departemen pada setiap tindakan dalam suatu
organisasi dengan tujuan membentuk anggaran bagi setiap departemen. Individu yang mengepalai pusat pertanggungjawaban harus bertanggung
jawab dan mempertanggungjawabkan biaya-biaya dari kegiatannya. Konsep ini menekankan perlunya penggolongan biaya menurut biaya
yang dapat atau tidak dapat dikendalikan pada departemen kecuali biaya tetap merupakan biaya yang dapat dikendalaikan oleh para
manajer departemen tersebut.
b. Titik awal dari sistem informasi akuntansi pertanggungjawaban terletak
pada bagan organisasi dimana ruang lingkup dan wewenang telah ditentukan. Wewenang mendasari pertanggungjawaban biaya-biaya
tertentu dengan pertimbangan dan kerjasama antara penyelia, kepala departemen atau manajer. Biaya tersebut diajukan dalam anggaran
departemen.
c. Setiap anggaran harus jelas menunjukkan biaya-biaya yang dapat
dikendalikan oleh orang yang bersangkutan. Bagan perkiraan harus disesuaikan supaya dapat dilakukan pencatatan atas biaya-biaya yang
dapat dikendalikan atau di pertanggungjawabkan dalam kerangka kerja yang tercakup dalam wewenang.
Konsep diatas menekankan perlunya pembentukan pusat-pusat pertanggungjawaban dan pusat-pusat pertanggungjawaban atas biaya terkendali
yang telah dianggarkan.
2. Manfaat Akuntansi Pertanggungjawaban