11 Membantu siswa menemukan prinsip dan generalisasi hasil
penemuannya.
b. Kelebihan Penerapan Discovery Learning
Berikut adalah kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh discovery learning menurut Kemendikbud 2014:32.
1 Membantu siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan
keterampilan-keterampilan dan proses-proses kognitif. 2
Pengetahuan yang diperoleh melalui model ini sangat pribadi dan ampuh karena menguatkan pengertian, ingatan dan
transfer. 3
Menimbulkan rasa senang pada siswa, karena tumbuhnya rasa menyelidiki dan berhasil.
4 Model ini memungkinkan siswa berkembang dengan cepat dan
sesuai dengan kecepatannya sendiri. 5
Menyebabkan siswa mengarahkan kegiatan belajarnya sendiri dengan melibatkan akalnya dan motivasi sendiri.
6 Membantu siswa memperkuat konsep dirinya, karena
memperoleh kepercayaan bekerja sama dengan yang lainnya. 7
Berpusat pada siswa dan guru berperan sama-sama aktif mengeluarkan gagasan-gagasan. Bahkan gurupun dapat
bertindak sebagai siswa, dan sebagai peneliti di dalam situasi diskusi.
8 Membantu siswa menghilangkan skeptisme keragu-raguan
karena mengarah pada kebenaran yang final dan tertentu atau pasti.
9 Siswa akan mengerti konsep dasar dan ide-ide lebih baik.
10 Membantu dan mengembangkan ingatan dan transfer kepada
situasi proses belajar yang baru. 11
Mendorong siswa berpikir dan bekerja atas inisiatif sendiri. 12
Mendorong siswa berpikir intuisi dan merumuskan hipotesis sendiri.
13 Memberikan keputusan yang bersifat intrinsik.
14 Situasi proses belajar menjadi lebih terangsang.
15 Proses belajar meliputi sesama aspeknya siswa menuju pada
pembentukan manusia seutuhnya. 16
Meningkatkan tingkat penghargaan pada siswa. 17
Kemungkinan siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber belajar.
18 Dapat mengembangkan bakat dan kecakapan individu.
c. Keterbatasan Discovery Learning
Selain kelebihan dari penerapan discovery learning, Kemendikbud 2014:32-33 juga mengungkapkan keterbatasan
yang ada dalam discovery learning sebagai berikut: 1
Menimbulkan asumsi bahwa ada kesiapan pikiran untuk belajar. Siswa yang kurang pandai akan mengalami kesulitan
dalam berpikir secara abstrak atau mengungkapkan hubungan antar konsep-konsep yang ada sehingga siswa dapat merasa
frustasi atau putus asa. 2
Membutuhkan waktu yang lama untuk membantu siswa dalam menemukan teori atau memecahkan suatu masalah.
3 Siswa dan guru sudah terbiasa menggunakan cara-cara dan
kebiasaan yang lama dalam belajar di kelas sehingga dapat menghambat penerapan discovery learning.
4 Pengajaran discovery learning lebih cocok untuk
mengembangkan pemahaman. 5
Pada beberapa disiplin ilmu, misalnya IPA kurang memfasilitasi untuk mengukur gagasan yang dikemukakan
oleh para siswa. 6
Tidak menyediakan kesempatan-kesempatan untuk berpikir yang akan dikemukakan oleh siswa karena telah dipilih oleh
guru sebelumnya. Berdasarkan teori-teori di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
discovery learning merupakan suatu model pembelajaran yang mengembangkan cara belajar siswa aktif untuk menemukan dan
mengorganisasi sendiri suatu konsep, arti dan hubungan yang ditemukan dengan pemikiran siswa sendiri. Akan tetapi, sebagai model
pembelajaran, discovery learning memiliki beberapa kelebihan dan keterbatasan. Dalam penelitian ini, langkah-langkah discovery learning
yang digunakan pada proses pembelajaran telah disimpulkan menjadi enam langkah, meliputi: stimulation stimulasipemberian rangsangan,
problem statement pernyataanidentifikasi masalah, data collection pengumpulan data, data processing pengolahan data, verification
pembuktian, generalization menarik kesimpulangeneralisasi.
3. Perangkat Pembelajaran