90
BAB IV HASIL PENELITIAN PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini terdiri dari dua bagian yang akan dibahas. Bagian pertama
menjelaskan hasil penelitian pengembangan menurut Sugiyono, sedangkan bagian kedua memberikan pembahasan dari hasil penelitian dan pengembangan tersebut.
A. Hasil Penelitian Pengembangan
Dalam penelitian pengembangan ini, ada dua masalah yang hendak dipaparkan. Pertama mengenai proses pengembangan perangkat pembelajaran,
dan yang kedua mengenai kualitas perangkat pembelajaran yang dihasilkan. Kedua masalah tersebut akan dijelaskan sebagai berikut.
1. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Berdasarkan langkah-langkah
pengembangan yang
telah diuraikan pada bab sebelumnya, proses pengembangan perangkat
pembelajaran ini mengikuti keenam tahap sebagai berikut.
a. Potensi dan Masalah
Mencari potensi dan masalah yang bisa digunakan untuk analisis kebutuhan merupakan langkah awal dalam proses penelitian
pengembangan ini. Peneliti melihat potensi yang ada saat ini adalah terkait dengan Kurikulum 2013. Hal itu karena kurikulum yang sedang
digunakan saat ini ialah Kurikulum 2013. Dalam Kurikulum 2013 terdapat perangkat pembelajaran. Perangkat pembelajaran merupakan
sesuatu yang dapat dikembangkan sehingga dianggap sebagai potensi dalam penelitian ini. Selain itu, guru juga sudah menerapkan Kurikulum
2013 dalam kegiatan pembelajaran. Hal tersebut juga dapat dilihat sebagai potensi dalam melakukan penelitian ini. Kurikulum 2013
menggunakan pendekatan saintifik yang berpusat pada siswa sehingga membantu siswa untuk belajar secara aktif dan dapat membangun
pengetahuannya sendiri. Kurikulum 2013 juga menerapkan pendidikan karakter yang dapat digunakan untuk mengembangkan kepribadian
siswa. Apabila hal tersebut dimanfaatkan dengan baik, maka dapat membantu siswa untuk memiliki karakter-karakter baik.
Akan tetapi dalam pelaksanaannya, Kurikulum 2013 mengalami beberapa kendala atau masalah. Salah satunya adalah kendala yang
dihadapi oleh guru. Guru mengalami kesulitan dalam menyusun perangkat pembelajaran dan menerapkan pembelajaran yang sesuai
dengan Kurikulum 2013. Oleh karena itu, untuk mendapatkan data-data mengenai masalah yang dihadapi oleh guru, peneliti melakukan proses
pengumpulan data.
b. Pengumpulan Data
Setelah menemukan potensi dan masalah, langkah selanjutnya yang dilakukan oleh peneliti adalah mengumpulkan data untuk analisis
kebutuhan. Data analisis kebutuhan diperoleh melalui kegiatan wawancara yang dilakukan kepada sembilan guru di delapan Sekolah
Dasar SD yang berbeda, yaitu SD Negeri Depok 1 Yogyakarta, SD
Negeri Ngenthak Mangir Bantul, SD Negeri 2 Mojayan Klaten, SD Negeri Caturtunggal 6 Yogyakarta, SD Mutiara Persada Yogyakarta,
SD Negeri Walitelon 2 Temanggung, SD Tumbuh, dan SD Kanisius Pugeran. Tujuan dari kegiatan wawancara ini adalah mengidentifikasi
masalah serta fakta yang terjadi di lapangan terkait dengan pelaksanaan pembelajaran menggunakan Kurikulum 2013 di SD serta pelaksanaan
penilaian terkait dengan KI-1, KI-2, KI-3 dan KI-4. Kegiatan wawancara dilakukan dari tanggal 13-15 Oktober 2014. Dalam
melakukan wawancara, peneliti mengajukan 10 item pertanyaan terkait dengan data yang dibutuhkan. Hasil dari wawancara yang telah
dilakukan, akan dijelaskan sebagai berikut. Pertama, pertanyaan mengenai pemahaman guru tentang
kekhasan Kurikulum 2013 yang memuat empat Kompetensi Inti. Dari sembilan guru yang diwawancarai, semua 100 menyatakan sudah
memahami kekhasan Kurikulum 2013 yang memuat empat Kompetensi Inti. Kurikulum 2013 juga dipahami oleh guru sebagai kurikulum yang
menggunakan pendekatan saintifik. Kedua,
pertanyaan mengenai pemahaman guru dalam
merumuskan kegiatan
pembelajaran yang
mengandung 5M
Mengamati, Menanya, Menalar, Mencoba dan Mengkomunikasikan. Sebanyak dua 22 guru tidak mengalami kesulitan dalam memahami
pentingnya merumuskan kegiatan pembelajaran yang mengandung 5M.
Namun tujuh 78 guru masih mengalami kesulitan dalam memahami pentingnya merumuskan kegiatan pembelajaran yang mengandung 5M.
Ketiga, pertanyaan tentang kesulitan yang dihadapi oleh guru dalam merumuskan kegiatan pembelajaran yang mencakup 5M. Dari
tujuh 78 guru yang mengalami kesulitan, empat 44 guru diantaranya mengalami kesulitan dalam merumuskan kegiatan
pembelajaran yang memuat 5M dan tiga 33 guru mengalami kesulitan mengatur waktu penggalan dalam proses pembelajaran.
Keempat, pertanyaan terkait dengan pemahaman guru terhadap pendekatan saintifik untuk mencapai tujuan pembelajaran Kurikulum
2013. Dari hasil wawancara kepada sembilan guru di sekolah dasar, didapatkan data bahwa sebanyak delapan 89 guru sudah memahami
pendekatan saintifik, akan tetapi masih ada satu 11 guru yang belum memahami pendekatan saintifik.
Kelima, pertanyaan mengenai model pembelajaran yang digunakan oleh guru untuk mencapai tujuan pembelajaran tematik
integratif berdasarkan Kurikulum 2013. Sebanyak sembilan 100 guru sudah menerapkan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran tematik integratif. Namun, dalam pelaksanaannya belum maksimal.
Keenam, pertanyaan mengenai kesulitan yang dihadapi oleh guru dalam hal penyediaan media. Dari hasil wawancara yang
dilakukan kepada sembilan guru, semua 100 guru mengalami
kesulitan dalam hal penyediaan media. Kesulitan yang dialami guru adalah dalam hal waktu dan sarana prasarana.
Ketujuh, pertanyaan mengenai kesulitan yang dihadapi oleh guru dalam mengevaluasi kompetensi pengetahuan KI-3. Sebanyak
sembilan 100 guru mengalami kesulitan dalam mengevaluasi kompetensi pengetahuan KI-3. Kesulitan yang dialami adalah dalam
hal mengaitkan soal-soal antar mata pelajaran dan terbatasnya waktu. Kedelapan, pertanyaan mengenai acuan yang digunakan oleh
guru dalam menilai kompetensi spiritual KI-1. Dari hasil wawancara diperoleh data: sembilan 100 guru menggunakan acuan dari
pemerintah. Namun, guru mengatakan bahwa masih terdapat kesulitan dalam melakukan penilaian karena dalam acuan yang digunakan untuk
melakukan penilaian masih belum memuat deskripsi yang jelas. Kesembilan, pertanyaan mengenai acuan yang diperlukan oleh
guru untuk menilai kompetensi sosial KI-2. Dalam menilai KI-2, sebanyak sembilan guru juga menggunakan acuan dari pemerintah.
Namun sama halnya dengan penilaian kompetensi spiritual, guru masih mengalami kesulitan karena belum terdapat deskripsi yang jelas. Oleh
karena itu, guru masih memerlukan acuan lain untuk melakukan penilaian.
Kesepuluh, pertanyaan mengenai acuan yang diperlukan oleh guru untuk menilai kompetensi keterampilan KI-4. Dalam melakukan
penilaian kompetensi keterampilan KI-4, guru juga menggunakan
acuan dari pemerintah. Akan tetapi, masalah yang sama juga dihadapi oleh guru seperti yang dialami dalam melakukan penilaian KI-1 dan KI-
2, yaitu acuan yang digunakan belum memuat deskripsi yang jelas sehingga guru masih belum begitu memahami cara memberikan
penilaian. Berdasarkan dari hasil wawancara kepada sembilan guru di
sekolah dasar yang sudah melaksanakan Kurikulum 2013, peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa sembilan 100 guru sudah mengetahui
kekhasan dari Kurikulum 2013 yang menggunakan pendekatan saintifik. Akan tetapi, guru masih mengalami kesulitan dalam
merumuskan kegiatan pembelajaran yang mengandung 5M. Kesulitan yang dialami guru adalah dalam merumuskan kegiatan pembelajaran
yang mengandung 5M serta mengatur waktu untuk pelaksanaan kegiatan pembelajarannya. Mengenai penyediaan media pembelajaran,
guru mengalami kesulitan dalam hal waktu dan sarana prasarana yang menunjang kegiatan pembelajaran. Selain itu, guru juga mengalami
masalah dalam hal penilaian. Dari sembilan guru yang diwawancarai, semua 100 guru menggunakan acuan dari pemerintah. Namun,
acuan yang digunakan guru untuk menilai masih belum memuat deskripsi yang jelas sehingga guru masih kesulitan dalam melakukan
penilaian. Oleh karena itu, guru masih perlu mengembangkan penilaian terutama terkait dengan KI-1, KI-2 dan KI-4. Namun, dalam
mengembangkan rubrik penilaian guru masih belum mampu
mengembangkannya secara maksimal karena kekurangan waktu dan kesulitan dalam menentukan indikator-indikator dari penilaian KI-1,
KI-2 dan KI-4.
c. Desain Produk