Perangkat Pembelajaran Menggunakan Media Pembelajaran Perangkat Pembelajaran Memuat Rubrik Penilaian KI-1, KI-2 dan

2. Perangkat Pembelajaran Menggunakan Media Pembelajaran

Selain menggunakan pendekatan saintifik dengan model discovery learning, pengembangan perangkat pembelajaran juga menggunakan media. Salah satu contoh penggunaan media pembelajaran yaitu pada pembelajaran 1 dengan menggunakan jam analog. Jam analog digunakan siswa untuk mempelajari materi tentang waktu. Berikut merupakan gambar jam analog yang digunakan pada pembelajaran 1. Gambar 4.9 Penggunaan Jam Analog Dengan adanya jam analog tersebut, siswa menjadi lebih mudah dalam mempelajari waktu karena secara langsung dapat mengamati dan mempraktekkannya. Jam analog juga mudah dibuat oleh guru. Bahan yang dibutuhkan tidak sulit dicari, sehingga tidak menyulitkan guru. Hal tersebut disampaikan oleh guru wali kelas IIB pada wawancara akhir yang dilakukan setelah tahap uji coba produk. Penggunaan media dalam proses uji coba yang dilakukan selama enam pembelajaran menunjukkan bahwa media tersebut dapat membuat siswa lebih bersemangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Selain itu, media juga membantu siswa dalam mempelajari materi. Salah satunya dengan penggunaan media jam analog ini, siswa menjadi lebih mudah dalam mempelajari materi sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Hal ini tentu sesuai dengan yang diungkapkan oleh Kustandi dan Sutjipto 2011:8 bahwa media pembelajaran adalah alat yang dapat membantu proses belajar mengajar dan berfungsi untuk memperjelas makna pesan yang disampaikan, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan lebih baik dan sempurna.

3. Perangkat Pembelajaran Memuat Rubrik Penilaian KI-1, KI-2 dan

KI-4 Pengembangan perangkat pembelajaran ini juga menggunakan rubrik penilaian dengan deskriptor yang jelas sehingga dapat digunakan oleh guru dalam melakukan penilaian terutama terkait KI-1, KI-2 dan KI- 4. Jenis penilaian yang digunakan adalah penilaian otentik yang melakukan penilaian terhadap kemampuan siswa tentang proses dan hasil belajarnya berdasarkan kriteria tertentu. Hal ini bertujuan agar pencapaian kompetensi siswa tidak berdasarkan perbandingan dengan siswa lain, melainkan dengan Kriteria Ketuntasan Minimal KKM. Penilaian otentik dapat dilihat pada keenam pembelajaran. Dalam hal ini akan dijelaskan penggunaan penilaian otentik pada pembelajaran 6. Pada pembelajaran 6, penilaian dilakukan terhadap pengetahuan yang dimiliki siswa. Misalnya dalam menjawab pertanyaan berdasarkan teks bacaan dan kemampuan membuat pertanyaan berdasarkan isi teks bacaan. Selain pengetahuan, penilaian keterampilan juga dilakukan terhadap siswa. Misalnya penilaian mengenai kemampuan siswa membuat jadwal dengan hiasan yang menarik serta kemampuan membacakan cerita mengenai tugas di sekolah. Penilaian sikap juga ada dalam pembelajaran ini. Penilaian yang dilakukan adalah penilaian terhadap sikap disiplin dan tanggung jawab siswa dalam mengerjakan tugas. Selain itu, sikap spiritual dalam menunjukkan rasa syukur terhadap anugerah Tuhan juga dinilai dalam pembelajaran ini. Dari hasil penilaian siswa menunjukkan peningkatan dalam setiap pembelajarannya. Misalnya nilai yang dimiliki oleh siswa C. Pada pembelajaran 1 kedisiplinan siswa mendapat nilai 66, pembelajaran 2 mendapat nilai 75, pembelajaran 3 mendapat nilai 83 dan pembelajaran 4- 6 mendapat nilai 100. Berikut ini merupakan gambar kegiatan siswa yang juga digunakan sebagai salah satu indikator dalam penilaian sikap disiplin. Gambar 4.10 Mengerjakan Tugas sebagai Salah Satu Indikator Penilaian Setelah dilakukan uji coba, peneliti melakukan wawancara akhir kepada guru wali kelas. Berdasarkan wawancara tersebut, guru merasa terbantu dalam melakukan penilaian menggunakan penilaian otentik. Hal ini disebabkan oleh adanya deskriptor yang jelas dalam rubrik penilaian KI-1, KI-2, dan KI-4. Penggunaan penilaian otentik tersebut, dapat membantu guru dalam memberikan penilaian kepada siswa yang berupa proses maupun hasil, karena jenis penilaian meliputi penilaian sikap spiritual dan sosial, pengetahuan serta keterampilan. Indikator yang digunakan dalam rubrik juga disesuaikan dengan KI dan KD yang digunakan dalam pembelajaran tersebut. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Kunandar 2014:35 bahwa penilaian otentik adalah kegiatan menilai peserta didik yang menekankan pada apa yang seharusnya dinilai, baik proses maupun hasil dengan berbagai instrumen penilaian yang disesuaikan dengan tuntutan kompetensi yang ada di Standar Kompetensi SK atau Kompetensi Inti KI dan Kompetensi Dasar KD. Berdasarkan pembahasan di atas, kesimpulan yang diperoleh dari produk perangkat pembelajaran yang dikembangkan oleh peneliti ini adalah produk perangkat pembelajaran memiliki kualitas yang baik sehingga dapat membantu guru untuk mengatasi ketiga kesulitan yang dihadapi. Hal ini dapat dilihat dari pengembangan perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 pada kelas II dengan tema 3 “Tugasku Sehari-hari” dan subtema 2 “Tugasku Sehari-hari di Sekolah” telah disusun menggunakan pendekatan saintifik model discovery learning, dikembangkan dengan menggunakan media sederhana sehingga dapat membantu guru dan siswa dalam proses pembelajaran serta disusun menggunakan rubrik penilaian yang meliputi KI-1, KI-2 dan KI-4 dengan deskriptor yang jelas. Oleh karena itu, produk dari perangkat pembelajaran yang dikembangkan oleh peneliti telah menjawab permasalahan dan membantu kesulitan yang dihadapi oleh guru dalam menerapkan Kurikulum 2013, yaitu 1 guru terbantu dalam merumuskan kegiatan pembelajaran yang memuat 5M, 2 guru terbantu dalam penyediaan media yang nyata, sederhana dan dapat bermanfaat bagi siswa maupun guru, serta 3 guru dapat melakukan penilaian KI-1, KI-2 dan KI-4 menggunakan deskriptor yang jelas. Selain itu, dari hasil validasi, proses uji coba produk di lapangan, serta wawancara akhir, ditemukan beberapa kelebihan dan kelemahan pada produk perangkat pembelajaran yang dikembangkan oleh peneliti. Berikut ini akan dijelaskan mengenai masing-masing kelebihan dan kekurangan dari produk yang dikembangkan.

4. Kelebihan Produk