Kecukupan Energi Anak Stunting

53

BAB V PEMBAHASAN

5.1. Kecukupan Energi Anak Stunting

Berdasarkan hasil penelitian tingkat kecukupan energi anak stunting menurut kategori pendek dan sangat pendek didapatkan tingkat kecukupan energi yang mengalami defisit dengan kategori pendek sebesar 67,3 dan kategori sangat pendek sebesar 75,0 . Berdasarkan penelitian konsumsi rata-rata energi anak stunting sebanyak 1226,6 kkal per hari. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata konsumsi energi anak stunting dalam sehari masih kurang dari Angka Kecukupan Gizi AKG yang telah dianjurkan. Hal ini dapat diakibatkan oleh makanan yang dikonsumsi sehari-hari oleh anak stunting baik di rumah maupun dari luar rumah seperti jajanan belum bisa mencukupi kebutuhan energi yang dibutuhkan dalam sehari. Kebiasaan anak yang tidak sarapan pagi, jumlah asupan makanan pokok yang kurang dan frekuensi makan makanan pokok yang dikonsumsi hanya dua kali juga mengakibatkan kebutuhan energi anak belum tercukupi. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Jumirah, dkk 2007 pada anak sekolah dasar di Desa Namo Gajah Kecamatan Medan Tuntungan bahwa dalam penelitian tersebut anak yang sangat pendek umumnya mempunyai konsumsi energi yang kurang dan defisit, sementara anak-anak yang status gizinya normal tidak pendek menunjukkan konsumsi energi yang bervariasi dari tingkat konsumsi energi baik sampai defisit. Dengan kata lain ada anak yang tinggi badan menurut umur normal tetapi mempunyai konsumsi energi yang defisit, sebaliknya ada anak yang status tinggi badannya pendek dan sangat pendek mempunyai konsumsi energi yang Universitas Sumatera Utara kurang dan sedang. Hal ini menunjukkan bahwa tinggi badan sebagai indikator pertumbuhan linier lebih merupakan refleksi dari asupan gizi masa lalu bukan masa sekarang. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Sulastri 2012 tentang faktor determinan kejadian stunting pada anak usia sekolah di Kecamatan Lubuk Kilangan Kota Padang bahwa masih terdapatnya anak pendek pada penelitian tersebut diduga disebabkan karena adanya krisis ekonomi yang melanda Indonesia beberapa waktu yang lalu. Anak baru masuk sekolah pada tahun ajaran 2009 2010 adalah anak-anak yang lahir pada masa krisis yang menyebabkan daya beli masyarakat untuk makan anaknya menurun yang kemudian berdampak pada status gizi mereka.

5.2. Kecukupan Protein Anak Stunting