Kecukupan Magnesium Anak Stunting Kecukupan Seng Anak Stunting

dan wotel, pada buah-buahan seperti pisang ambon. Hal ini dapat terlihat dari frekuensi makan anak stunting yang mengonsumsi 1-3 kali perminggu dan 4-6 kali per minggu makanan sumber-sumber fosfor tersebut. Sama halnya dengan kalsium kebutuhan fosfor pada usia 6-15 tahun meningkat dan merupakan jumlah kebutuhan terbesar dalam rentang kehidupan. Hal ini disebabkan pada usia 10-18 tahun adalah saat pertumbuhan massa tulang atau kepadatan untuk itu dibutuhkan fosfor lebih banyak. Oleh karena itu pada masa pertumbuhan ini apabila kecukupan fosfor dapat terpenuhi maka kemungkinan untuk pencapaian tinggi badan anak stunting agar tidak terlalu jauh tertinggal dengan anak normal, maka harus diperhatikan kecukupan fosfor yang disesuaikan dengan kebutuhan.

5.5. Kecukupan Magnesium Anak Stunting

Berdasarkan hasil penelitian anak stunting dengan kategori pendek terdapat 65,6 dengan kecukupan magnesium yang cukup dan 28,4 dengan kecukupan magnesium kurang. Sedangkan pada anak stunting dengan kategori sangat pendek sebagian anak dengan kecukupan magnesium yang cukup dan sebagiannya lagi dengan kecukupan magnesium kurang yaitu masing-masing sebesar 50,0 . Berdasarkan hasil penelitian rata-rata tingkat konsumsi magnesium pada anak stunting sebesar 148,1 mg per hari. Dari hasil wawancara pada anak stunting didapatkan sebagian besar anak jarang mengonsumsi sayuran terlihat dari konsumsi sayur perminggu yang hanya 1-3 kali perminggu dan 4-6 kali perminggu dan hanya dikonsumsi dalam jumlah sedikit bahkan ada beberapa anak stunting yang tidak Universitas Sumatera Utara makan sayur dengan alasan tidak suka makan sayur, sehingga asupan magnesium sehari-hari tidak tercukupi. Magnesium bermanfaat mempertahankan saraf tubuh, otot dan tulang dan juga membantu dalam sintesis protein dan metabolisme sel. Magnesium merupakan mineral yang sangat penting dalam pertumbuhan anak. Magnesium berperan dalam membantu tubuh manusia untuk menyerap kalsium dan memiliki peran penting dalam pembentukan dan penguatan gigi dan tulang. Magnesium secara langsung berkaitan erat dengan kepadatan tulang. Kekurangan magnesium ini bisa menjadi penyebab osteoporosis. Magnesium membantu dalam pengaturan tingkat kalsium dalam tubuh bersama dengan vitamin D, tembaga, seng dan lainnya Devi, 2012.

5.6. Kecukupan Seng Anak Stunting

Berdasarkan hasil penelitian tingkat kecukupan seng anak stunting menurut kategori pendek dan sangat pendek didapatkan tingkat kecukupan seng yang kurang dengan kategori pendek sebesar 98,2 dan kategori sangat pendek sebesar 100,0 , kecukupan seng cukup pada anak pendek hanya 1,8 dan 0 pada anak sangat pendek. Berdasarkan penelitian konsumsi rata-rata seng anak stunting 6,2 mg per hari. Hampir seluruh anak dengan kategori pendek maupun sangat pendek kecukupan sengnya kurang. Hal ini disebabkan konsumsi lauk pauk yang mengandung seng jarang dikonsumsi seperti daging, ayam, seafood dan susu. Jika hal ini berkepanjangan terus maka dapat memperparah proses pertumbuhannya. Seng penting dalam pertumbuhan sel dan berkorelasi positif dengan pertumbuhan tinggi badan. Berdasarkan penelitian Mardewi 2014 tentang kadar seng rendah sebagai faktor risiko perawakan pendek pada anak bahwa rata-rata kadar Universitas Sumatera Utara seng serum pada anak dengan perawakan pendek lebih rendah dibandingkan anak dengan perawakan normal. Hal ini sejalan dengan penelitian Nasution, E 2004 tentang efek suplementasi zinc dan besi pada pertumbuhan anak yang menunjukkan bahwa pemberian suplementasi zinc seng dan Fe besi memberikan efek positif terhadap pertumbuhan anak. Namun pemberian suplementasi harus memperhatikan gizi anak pada awal penelitian dan konsumsi makan anak. Penghasilan orangtua anak rata-rata sebanyak 1.791.000 per bulan, ini menunjukkan tingkat perekonomian keluarga anak stunting di SDN 064994 Kelurahan Tanah Enam Ratus Medan Marelan termasuk dalam ekonomi menengah ke bawah. Hal ini secara langsung dapat mempengaruhi daya beli pangan keluarga. Sehingga mempengaruhi asupan zat gizi setiap anggota keluarga. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Nasution, E 2004 tentang efek suplementasi zinc dan besi pada pertumbuhan anak yang menunjukkan bahwa anak- anak yang berasal dari pedesaan dan dari keluarga dengan penghasilan rendah ditemukan mempunyai konsentrasi zinc seng dalam plasma darah yang rendah selama masa pertumbuhan dan masa remaja.

5.7. Kecukupan Vitamin A dan Vitamin C Anak Stunting