pengetahuan gizi bagi setiap keluarga agar dapat menyediakan menu pilihan makanan gizi seimbang.
Perilaku gizi yang salah pada anak sekolah perlu mendapat perhatian. Misalnya tidak sarapan pagi, jajanan yang tidak sehat di sekolah, kurang
mengonsumsi sayuran dan buah, terlalu banyak mengonsumsi jenis makanan fast food dan junk food, terlalu banyak mengonsumsi zat makanan tambahan seperti bahan
pengawet, pewarna, dan penambah cita rasa. Gizi seimbang untuk anak sekolah harus memenuhi zat gizi makro dengan karbohidrat 45-65 persen total energi, protein 10-25
persen total energi, dengan perbandingan protein hewani dan nabati = 2:1, lemak 25- 40 persen total energi. Selain itu harus memenuhi zat gizi mikro seperti halnya
vitamin dan mineral Almatsier, 2011
2.2.1. Kebutuhan Gizi Anak Sekolah
Gizi dibutuhkan anak sekolah untuk pertumbuhan dan perkembangan, energi berpikir, beraktivitas fisik dan daya tahan tubuh. Zat gizi yang dibutuhkan anak
adalah seluruh zat gizi yang terdiri dari zat gizi makro seperti karbohidrat, protein, lemak, serta zat gizi mikro seperti vitamin dan mineral. Zat gizi yang dibutuhkan
disesuaikan dengan usia, berat badan, dan tinggi badan anak. Menginjak usia 6 tahun anak sudah mulai menentukan pilihan makanannya
sendiri, tidak seperti saat balita lagi yang sepenuhnya tergantung pada orangtua. Periode ini merupakan periode yang cukup kritis dalam pemilihan makanan, karena
anak baru saja belajar memilih makanan dan belum mengerti makanan yang bergizi yang dapat memenuhi kebutuhan gizinya sehingga anak memerlukan bimbingan
orangtua dan guru. Pada saat ini pertumbuhan fisik terutama pertambahan tinggi
Universitas Sumatera Utara
badan anak berlangsung cepat, anak banyak melakukan aktivitas fisik, aktivitas sosial sejalan dengan perkembangan kognitif anak.
Tabel 2.1. Kebutuhan Zat Gizi Anak Menurut Kelompok Umur AKG 2004
Kelompok Umur 4-6 tahun
7-9 tahun 10-12 tahun
13-15 tahun L
P L
P L
P
Energi Kal 1550
1800 2050
2050 2400
2350 Protein g
39 45
50 50
60 57
Vitamin A RE 450
500 600
600 600
600 Vitamin D mcg
5 5
5 5
5 5
Vitamin E mg 7
7 11
11 15
15 Vitamin K mcg
20 25
35 35
55 55
Vitamin B1 mg 0,6
0,9 1
1 1,2
1,1 Vitamin B2 mg
0,6 0,9
1 1
1,2 1
Niasin mg 8
10 12
12 14
13 Asam folat mcg
200 200
300 300
400 400
Vitamin B6 mg 0,6
1 1,3
1,2 1,3
1,2 Vitamin B12 mcg
5 1,5
1,8 1,8
2,4 2,4
Vitamin C mg 45
45 50
50 75
65 Kalsium mg
500 600
1000 1000
1000 1000
Fosfor mg 400
400 1000
1000 1000
1000 Magnesium mg
80 120
170 180
220 230
Besi mg 9
10 13
20 19
26 Yodium mcg
120 120
120 120
150 150
Seng mg 9,7
11,2 14
12,6 17,4
15,4 Selenium mcg
20 20
20 20
30 30
Mangan mg 1,5
1,7 1,9
1,6 2,2
1,6 Sumber Almatsier, 2011
2.2.2. Gizi dan Pertumbuhan Tinggi Badan
Tulang merupakan parameter penentu tinggi badan karena tinggi badan ditentukan oleh ukuran panjang tulang seseorang. Masa kanak-kanak dan remaja
merupakan masa penting pembangun tulang. Sebesar 45 persen pertumbuhan massa tulang terjadi pada usia 0-10 tahun. Pada masa itu tulang tumbuh memanjang. Ketika
Universitas Sumatera Utara
remaja, sekitar 45 persen massa tulang dewasa terbentuk sampai dengan sebelum usia 18 tahun. Anak disebut pendek apabila tinggi per umur dibawah normal.
Zat gizi yang berperan penting dalam pertambahan tinggi badan tersebut, yaitu :
1. Protein
Protein adalah senyawa organik yang terdiri dari asam amino bergabung dengan ikatan peptide. Tubuh tidak dapat memproduksi beberapa asam amino
disebut asam amino essensial sehingga harus dipasok dari asupan makanan. Protein sangat bermanfaat bagi tubuh, karena memiliki berbagai macam fungsi
seperti pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan, membentuk senyawa-senyawa essensial tubuh, mengatur keseimbangan air, mempertahankan kenetralan asam-
basa tubuh, membentuk antibodi, dan mentranspor zat gizi Almatsier, 2011. Pada tulang protein berfungsi dalam pembentukan jaringan tulang yang
baru dan pergantian jaringan tulang yang rusak. Selain itu protein juga berfungsi memperkuat otot sekitar tulang sehingga tulang terpelihara. Angka kecukupan
protein tahun 2004 untuk anak laki-laki dan perempuan usia 7-9 tahun adalah 45 gram per hari, 10-12 tahun adalah 50 gram per hari, usia 13-15 tahun untuk anak
laki-laki sebanyak 60 gram per hari dan untuk anak perempuan 57 gram per hari. Sumber protein dalam makanan banyak terdapat pada lauk hewani seperti
daging sapi, ayam, telur bebek, dan ikan segar, pada lauk nabati seperti tahu dan tempe kacang kedelai, dan pada kacang-kacangan seperti kedelai, kacang merah,
kacang tanah, kacang hijau, pada sayuran seperti daun singkong, bayam kangkung dan wortel Almatsier, 2010.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan penelitian Solia 2014, tentang hubungan pola konsumsi makanan dan konsumsi susu dengan tinggi badan anak usia 6-12 tahun bahwa
kecukupan protein dari konsumsi makanan dengan tinggi badan anak SD terdapat hubungan yang bermakna antara kecukupan asupan protein dengan tinggi badan
anak. 2.
Kalsium Kalsium adalah mineral yang penting bagi manusia. Fungsi kalsium bagi
tubuh yaitu pembentukan tulang dan gigi, mengatur pembekuan darah, katalisator reaksi-reaksi biologik, kontraksi otot. Beberapa fungsi lainnya adalah
meningkatkan transfor membrane sel, kemungkinan dengan bertindak sebagai stabilisator membrane, transmisi ion melalui membrane organel sel Almatsier,
2008. Kalsium merupakan mineral terbanyak dalam tubuh dan sebanyak 99
persen terdapat dalam tulang dan gigi. Angka kecukupan gizi tahun 2004 bagi anak usia 7-9 tahun untuk kalsium adalah 600 mg per hari dan anak usia 10-12
tahun adalah 1000 mg per hari. Angka ini merupakan angka kecukupan tertinggi di sepanjang hidup seorang manusia.. Hal ini sejalan dengan pertumbuhan tinggi
badan anak pada rentang usia tersebut. Sumber kalsium pada makanan banyak terdapat pada udang kering, teri kering, tahu dan sayuran seperti bayam, sawi,
daun melinjo, daun katuk, dan daun singkong serta susu bubuk dan susu kental manis Almatsier, 2010.
Universitas Sumatera Utara
Susu merupakan sumber kalsium terbaik yang dapat meningkatkan kekuatan tulang. Satu cangkir susu mengandung lebih dari 300 mg kalsium,
hampir sepertiga dari kebutuhan kalsium harian. Hal itulah yang mendasari susu dianggap sebagai strategi terbaik pencegah osteoporosis Wirakusumah, 2007.
Berdasarkan penelitian Solia 2014, tentang hubungan pola konsumsi makanan dan konsumsi susu dengan tinggi badan anak usia 6-12 tahun bahwa terdapat
hubungan yang bermakna antara kecukupan kalsium dari konsumsi susu dengan tinggi badan anak sekolah.
3. Fosfor
Fosfor berfungsi dalam mineralisasi tulang dan gigi dan sebanyak 80 persen fosfor tersimpan dalam tulang. Kristal mineral dibentuk selama klasifikasi
pengerasan tulang yang terdiri dari kalsium fosfat, komponen utama mineral kompleks yang membentuk struktur dan kekuatan kepada tulang. Angka
kecukupan gizi tahun 2004 bagi anak usia 7-9 tahun dengan jenis kelamin laki- laki dan perempuan adalah sebanyak 400 mg per hari dan bagi anak usia 10-18
tahun dengan jenis kelamin laki-laki dan perempuan adalah sebanyak 1000 mg per hari. Angka ini merupakan angka kecukupan tertinggi di sepanjang rentang
hidup manusia. Fosfor banyak terdapat pada makanan seperti teri kering, tahu, kacang-kacangan, sayuran seperti kentang, bayam, daun singkong, dan wotel,
pada buah-buahan seperti pisang ambon Almatsier, 2010. 4.
Vitamin Vitamin adalah zat-zat organik kompleks yang dibutuhkan dalam jumlah
yang sangat kecil dan pada umumnya tidak dapat dibentuk oleh tubuh. Oleh
Universitas Sumatera Utara
karena itu harus didatangkan dari makanan. Vitamin termasuk kelompok zat pengatur pertumbuhan dan pemeliharaan kehidupan. Setiap vitamin mempunyai
tugas spesifik di dalam tubuh Almatsier, 2009. Vitamin A berpengaruh terhadap sitesis protein dalam pertumbuhan sel. Vitamin A dibutuhkan untuk
perkembangan tulang dan sel epitel yang membentuk email dalam pertumbuhan gigi. Kekurangan vitamin A dapat menyebabkan pertumbuhan tulang terhambat
dan bentuknya tidak normal. Begitu juga dengan vitamin C yang berfungsi membantu absorbsi kalsium yang berpengaruh terhadap pertumbuhan Cakrawati
dan Mustika, 2011. Vitamin A banyak terdapat pada lauk hewani seperti hati sapi, ayam, dan
ikan sardine kaleng, namun pada sayuran dan buah-buahan juga banyak seperti wortel, daun papaya, daun katuk, daun singkong, sawi, kangkung, bayam, ubi
jalar, mangga, pisang, tomat dan juga semangka. Vitamin C pada umumnya hanya terdapat dalam pengan nabati, yaitu sayur dan buah terutama yang asam,
seperti jeruk, nenas, rambutan, jambu biji, papaya, dan tomat, vitamin C juga banyak terdapat dalam sayuran seperti daun singkong, daun katuk, sawi, kol,
kembang kol, bayam, dan kangkung Almatsier, 2010. 5.
Magnesium Magnesium berfungsi sebagai mineralisasi dalam tulang dan 50 persen
magnesium dalam tubuh terdapat dalam tulang. Magnesium, fosfor dan seng, ketiga mineral ini berfungsi sebagai mineralisasi dalam tulang, yaitu pelekatan
kalsium dan mineral lain diantara serat protein. Mineralisasi ini memberikan kekuatan pada tulang Devi, 2012. Sumber utama magnesium banyak terdapat
Universitas Sumatera Utara
pada sayuran hijau, biji-bijian dan kacang-kacangan. Daging, susu dan hasilnya serta coklat juga merupakan sumber magnesium yang baik Almatsier, 2010.
6. Seng
Seng berperan untuk pertumbuhan sel dan berkolerasi positif dengan pertumbuhan tinggi badan. Di saat anak-anak kekurangan seng dalam proses
pertumbuhan yang lamban, maka dengan jelas menunjukkan penurunan kadar seng dalam pembentukan susunan organ dan kapasitas pertumbuhan tubuh akan
melambat pada saat yang bersamaan. Sumber seng paling baik adalah dari protein hewani, terutama daging, ayam, ikan, hati, kerang, dan telur. Serealia
tumbuk dan kacang-kacangan juga merupakan sumber yang baik, namun mempunyai ketersediaan biologik yang rendah Almatsier, 2010.
Dari 12 juta anak balita di Indonesia, 38,6 persen atau sekitar 5 juta balita memiliki tinggi badan dibawah rata-rata tinggi badan balita dunia. Guru Besar
Ilmu Gizi Institut Pertanian Bogor IPB Prof. Soekirman Ph.D mengatakan, dari laporan Organisasi Kesehatan Dunia WHO tersebut menunjukkan adanya
kondisi kekurangan gizi kronis pada anak-anak Indonesia. Kekurangan gizi, terutama zat seng yang banyak terdapat pada protein hewani itu dimulai sejak
janin di kandungan ibu, atau sejak kelahiran sampai bayi berusia dua tahun. Soekirman membantah jika tidak sesuainya tinggi badan anak dengan standar
usia stunted disebabkan karena faktor keturunan genetika Devi, 2012.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan penelitian Setijowati 2005 hubungan kadar seng serum dengan tinggi badan anak sekolah dasar penderita GAKY bahwa rendahnya
TBU lebih banyak dikarenakan rendahnya masukan kalori dan mungkin juga protein, yang tentunya ditunjang dengan rendahnya konsumsi yodium dan seng.
2.3. Perilaku Gizi Yang Salah Pada Anak Sekolah 1. Tidak Mengonsumsi Menu Gizi Seimbang