Kecukupan Protein Anak Stunting

kurang dan sedang. Hal ini menunjukkan bahwa tinggi badan sebagai indikator pertumbuhan linier lebih merupakan refleksi dari asupan gizi masa lalu bukan masa sekarang. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Sulastri 2012 tentang faktor determinan kejadian stunting pada anak usia sekolah di Kecamatan Lubuk Kilangan Kota Padang bahwa masih terdapatnya anak pendek pada penelitian tersebut diduga disebabkan karena adanya krisis ekonomi yang melanda Indonesia beberapa waktu yang lalu. Anak baru masuk sekolah pada tahun ajaran 2009 2010 adalah anak-anak yang lahir pada masa krisis yang menyebabkan daya beli masyarakat untuk makan anaknya menurun yang kemudian berdampak pada status gizi mereka.

5.2. Kecukupan Protein Anak Stunting

Berdasarkan kategori stunting, kecukupan protein pada anak pendek sebesar 52,7 kecukupan protein baik namun ada juga yang defisit sebesar 21,8 . Sedangkan pada kategori stunting sangat pendek terdapat persentase kecukupan protein dengan sedang sebesar 41,7 , namun ada juga yang baik dan defisit yaitu masing-masing sebesar 25,0 . Rata-rata konsumsi protein anak stunting sebanyak 47,5 mg per hari. Konsumsi protein anak stunting lebih baik dibanding konsumsi energi. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa anak stunting di SDN 064994 Kelurahan Tanah Enam Ratus rata-rata konsumsi ikan dalam seminggu sebanyak 4-6 kali sehari. Hal ini disebabkan daerah tempat tinggal mereka yang dekat dengan pesisir sehingga tidak sulit untuk mendapatkan ikan dan ikan selalu tersedia di pasar yang mudah dijangkau oleh setiap keluarga, bahkan ada beberapa murid yang hampir Universitas Sumatera Utara setiap harinya salah satu anggota keluarga membawa pulang ikan segar dari pasar ataupun dari tempat pelelangan ikan yang bekerja sebagai buruh. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Jumirah, dkk 2007 pada anak sekolah dasar di Desa Namo Gajah Kecamatan Medan Tuntungan bahwa ternyata anak-anak yang mempunyai tinggi badan normal ada yang mengalami asupan protein yang defisit pada saat ini. Bahkan sebaliknya anak-anak yang tinggi badannya pendek ternyata saat ini mempunyai asupan protein yang baik. Sama seperti konsumsi energi bahwa konsumsi protein juga tidak secara langsung berkaitan dengan tinggi badan akan tetapi tinggi badan merupakan gambaran asupan makanan pada masa lampau. Hal ini sejalan juga dengan penelitian Sulastri 2012 bahwa kemungkinan lain adalah protein yang dikonsumsi digunakan sebagai pengganti energi yang kurang, karena protein adalah salah satu sumber utama energi, bersama-sama dengan karbohidrat dan lemak.

5.3. Kecukupan Kalsium Anak Stunting