Rumusan Masalah Manfaat Penelitian

AKG angka kecukupan gizi yang dianjurkan memiliki 3,46 kali lebih besar akan menjadi stunting dibandingkan dengan anak yang asupannya cukup. Kecamatan Medan Marelan merupakan salah satu kawasan yang berdekatan dengan daerah pesisir Kota Medan yaitu belawan dan salah satu kecamatan di Kota Medan dengan jumlah KK Kepala Keluarga miskin yang cukup tinggi yaitu sebanyak 7309 KK BPS Sumut, 2010. Kemiskinan dapat secara langsung berpengaruh dengan tingkat konsumsi pangan keluarga. Dengan lokasi wilayah yang dekat dengan daerah pesisir seperti Belawan yang seharusnya dapat mempermudah dalam akses pangan laut yang kaya akan protein dan mineral namun terhalang oleh keadaan ekonomi yang kurang untuk mendapatkan asupan makanan yang baik. Sehingga hal ini berpengaruh terhadap pertumbuhan anak sekolah karena asupan makanan yang kurang menyebabkan asupan gizi tidak tercukupi dengan baik. Berdasarkan survei awal yang dilakukan dengan pengukuran TBU, dari 162 siswa terdapat 67 41,4 siswa yang stunting. Berdasarkan hasil pengukuran tersebut maka penulis tertarik untuk melihat gambaran pola konsumsi anak stunting di SDN 064994 Kelurahan Tanah Enam Ratus Kecamatan Medan Marelan.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana gambaran pola konsumsi anak stunting di SDN 064994 Kelurahan Tanah Enam Ratus Kecamatan Medan Marelan. Universitas Sumatera Utara 1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Mengetahui gambaran pola konsumsi anak stunting di SDN 064994 Kelurahan Tanah Enam Ratus Kecamatan Medan Marelan.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Mendeskripsikan pola konsumsi anak stunting berdasarkan jumlah makanan, frekuensi makanan dan jenis makanan di SDN 064994 Kelurahan Tanah Enam Ratus Kecamatan Medan Marelan. 2. Mendeskripsikan kecukupan gizi makro energi dan protein anak stunting di SD 064994 Kelurahan Tanah Enam Ratus Kecamatan Medan Marelan. 3. Mendeskripsikan kecukupan gizi mikro kalsium, fosfor, magnesium, seng, vitamin A dan vitamin C anak stunting di SD 064994 Kelurahan Tanah Enam Ratus Kecamatan Medan Marelan.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan bagi anak stunting di SDN Kelurahan Tanah Enam Ratus Kecamatan Medan Marelan tentang pola konsumsi yang baik untuk pemenuhan gizi yang dibutuhkan pada usia sekolah. 2. Memberikan masukan kepada pihak sekolah untuk memberikan pendidikan dasar tentang pemenuhan gizi anak sekolah pada anak, khususnya anak stunting tentang pola konsumsi yang baik. Universitas Sumatera Utara 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pola Konsumsi Anak Sekolah

Pola konsumsi pangan atau kebiasaan makan adalah berbagai informasi yang dapat memberikan gambaran mengenai jumlah, jenis dan frekuensi bahan makanan yang dimakan setiap hari oleh seseorang dan merupakan ciri khas untuk satu kelompok masyarakat tertentu. Sebenarnya pola konsumsi tidak dapat menentukan status gizi seseorang atau masyarakat secara langsung, namun hanya dapat digunakan sebagai bukti awal akan kemungkinan terjadinya kekurangan gizi seseorang atau masyarakat Supariasa, 2001. Pola makan adalah berbagai informasi yang memberikan gambaran mengenai macam dan model bahan makanan yang dikonsumsi setiap hari Persagi, 2003. Pola makan terdiri dari : a. Frekuensi makan Frekuensi makan adalah jumlah makan dalam sehari-hari baik kualitatif dan kuantitatif Persagi, 2003. b. Jenis makanan Jenis makanan adalah variasi bahan makanan yang kalau dimakan, dicerna, dan diserap akan menghasilkan paling sedikit susunan menu sehat dan seimbang Persagi, 2003. Seseorang akan merasa bosan apabila dihidangkan menu yang itu-itu saja, sehingga mengurangi selera makan. Menyediakan variasi makanan merupakan salah satu cara untuk menghilangkan rasa bosan. Dalam menyusun menu hidangan sehat memerlukan keterampilan dan Universitas Sumatera Utara