Teknik Konstruksi kapal
237
B. Sekat Ceruk Buritan
Seperti telah dijelaskan pada bab sebelumnya, sekat ceruk buritan disamping untuk membatasi ceruk buritan dengan ruang
muat atau kamar mesin juga berfungsi untuk pegangan tumpuan ujung depan tabung poros baling-baling.
Sesuai dengan ketentuan dari Biro Klasifikasi, pemasangan ceruk buritan pada jarak sekurang-kurangnya tiga
sampai lima kali jarak gading diukur dari ujung depan bos poros baling-baling dan harus diteruskan sampai ke geladak lambung
timbul atau sampai pada plat-form kedap air yang terletak diatas garis muat.
Seperti halnya sekat-sekat lintang lainnya, sekat ceruk buritan terdiri atas beberapa lajur pelat dengan penegar-penegar
tegak. Karena sekat ini digunakan untuk batas tangki, tebal pelat sekat dan ukuran penegar ditentukan berdasarkan perhitungan
tebal pelat sekat untuk tangki dan penegar tangki. Demikian pula pada daerah sekat yang ditebus oleh tabung poros baling-baling
harus dilengkapi dengan pelat yang dipertebal.
C. Ceruk Buritan
Ceruk buritan merupakan ruangan kapal yang terletak dibelakang dan dibatasi oleh sekat melintang kedap air atau sekat
buritan. Ruangan ini dapat dimanfaatkan untuk tangki balas air meupun untuk tangki air tawar. Bagian buritan pada umumnya
berbentuk cruiserellips, bentuk yang menyerupai bnetuk sendok dan transom, yaitu bentuk buritan dengan dinding paling belakang
rata.
Konstruksi buritan lihat Gambar 12.1 direncanakan dengan memasang gading-gading melintang balok-balok geladak,
wrang, penumpu samping, penumpu tengah, dan penguat-penguat tambahan lain.
Ada kapal yang penumpu tengahnya dibuat ganda membentuk kotak pada daerah garis tegak buritan, karena pada
bagian ini dilalui poros kemudi yang akan dihubungkan dengan mesin kemudi diatas geladak. Bentuk kotak dapat juga diteruskan
keatas sampai geladak, sehingga membentuk selubung kotak ruddertrunk yang berfungsi sebagai pelindung poros kemudi.
Wrang-wrang buritan direncanakan mempunyai tinggi yang sama seperti wrang alas dasar ganda, kecuali wrang-wrang alas
ceruk buritan disekitar tabung poros baling-baling. Wrang-wrang alas yang tinggi ini harus diberi pebegar untuk mencegah
melenturnya pelat.
Tebal wrang sesuai ketentuan BKI dihitung berdasarkan rumus sebagai berikut:
T = 0,035 L + 5,0 mm, Dimana: L = Panjang kapal m
Di unduh dari : Bukupaket.com
Teknik Konstruksi kapal
238
Ketentuan lain adalah bahwa ketebalan wrang tersebut tidak perlu lebih besar dari tebal wrang alas untuk dasar ganda.
Gading-gading ceruk sebagai kerangka tegak dipasang dengan jarak antara tidak lebih dari 600 mm dan gading tersebut harus
diteruskan kegeladak diatas puncak tangki ceruk dengan ukuran yang sama. Sesuai dengan ketentuan BKI, ukuran gading ceruk
yang berdasarkan atas perhitungan modulus penampang gading- gading ceruk adalah sebagai berikut:
W = k 0,8 a l
2
P
s
Jika ceruk buritan dipakai sebagai tangki, modulus penampang gading tidak boleh kurang dari:
W2 = k 0,44 a l2 P2 dimana: a = Jarak gading
k = Factor bahan l = Panjang tak ditumpu gading-gading termasuk
pengikatan ujung m. dengan l minimum = 2,0 m.
P
s
= Besar beban pada sisi kapal kNm
2
. P
2
= Besar tekanan pada tangki kNm
2
. Untuk pelat alas, yaitu pada daerah 0,1 L didepan garis
tegak buritan, tebalnya diambil sama dengan tebal untuk bagian haluan. Hal ini berlaku pula untuk ketebalan pelat didaerah 0,1 L
didepan garis tegak buritan. Pada daerah penyangga poros baling-baling dan celana
poros, tebal pelat kulit ditentukan sama dengan tebal pelat kulit untuk 0,4 L tengah kapal. Pada sekitar penyangga poros baling-
baling, pelat kulit ditengah kapal. Pelat kulit yang disambung dengan linggi buritan harus diperkuat dengan menambah tebal
sekurang-kurangnya sama dengan tebal pelat sisi ditengah kapal. Adapun pelat kulit didaerah pertemuan linggi kemudi dengan linggi
baling-baling, harus mempunyai tebal yang sama dengan tebal pelat linggi kemudi itu sendiri, tetapi peling sedikit harus setebal
1,25 kali tebal pelat sisi dibagian tengah kapal.
Untuk penguatan pada bagian buritan kapal, dipasang balok-balok ceruk dan senta sisi seperti halnya pada ceruk haluan.
Balok ceruk dipasang tiap dua jarak gading dengan jarak tegak tidak melebihi 2,6 m, baik antara sesama balok ceruk maupun
kegeladak dan ke sisi atas wrang. Pelat senta harus diberi flens atau pelat hadap pada pinggir bagian dalam, jika ceruk buritan
digunakan sebagai tangki.
Konstruksi ceruk buritan dapat dilihat pada gambar 12.6 dan gambar 12.7
Di unduh dari : Bukupaket.com
Teknik Konstruksi kapal
239
Gambar 12.6 Konstruksi Ceruk Buritan Bentuk Cruiser
Di unduh dari : Bukupaket.com
Teknik Konstruksi kapal
240
Gambar 12.7 konstruksi Ceruk Buritan Bentuk Transom
D. Tabung Poros Baling-baling