Pelurusan Straightening Penandaan Marking Pemotongan Cutting

Teknik Konstruksi Kapal 377 Proses pengerjaan material :

1. Pelurusan Straightening

Dalam proses pengangkutan material baik pelat ataupun profil dari pabrik maupun dari gudang penyimpanan material kadang terjadi deformasi ataupun bengkok karena benturan atau yang lainnya, hal ini akan mempersulit proses marking dan pemotongan yang dapat menyebabkan kurangnya akurasi dalam marking maupun pemotongan. Untuk meluruskan pelat digunakan mesin roll yang dapat memberikan tekanan pada bagian yang deformasi maupun tertekuk, sedangkan untuk profil digunakan mesin tekuk.

2. Penandaan Marking

Setelah material tersebut siap diproses maka juru marking marker harus mencocokan pelat atau profil yang akan dimarking. Jika sesuai maka dapat dilakukan. Peralatan yang biasa digunakan untuk marking adalah : c Sipatan d Working Pen e Benang f Penggaris siku g Busur derajat h Center punch penitik i Dan alat bantu lainnya Langkah-langkah pengerjaan : 1 Pelat diletakkan diatas lantai yang rata dan dicek apakah material itu sesuai dengan material yang ada identifikasi material. 2 Siapkan cutting plan. Cutting plan ini berguna untuk meminimalisir material sisa. 3 Sebelum dimarking maka pelat tersebut dibersihkan dengan sapu agar kapur dapat melekat betul. 4 Persiapan alat-alat kerja. 5 Pelaksanaan marking Setiap bagian material yang telah di marking harus diberi nama dengan jelas agar tidak tertukar atau keliru dengan material lain pada saat perakitan. Nama tersebut disesuaikan dengan kode yang tercantum di material list dan marking list, nama tersebut mencakup nomor kapal, nomor blok, posisi marking. Di unduh dari : Bukupaket.com Teknik Konstruksi Kapal 378

3. Pemotongan Cutting

Proses ini merupakan pemotongan material-material yang telah dimarking. Apabila marking tersebut telah disetujui oleh QA Quality Assurance maka pemotongan dapat dilakukan. Dalam proses pemotongan banyak faktor yang mempengaruhi hasil pemotongan, misalnya : 1. Operator, keahlian operator sangat berperan penting dalam menentukan kualitas hasil potongan. Hal ini sangat terlihat sekali pada proses pemotongan dengan manual brander. 2. Mesin pemotong yang digunakan yaitu mengenai akurasi pemotongan pada mesin tersebut. Apabila hasil proses pemotongan kurang halus maka dilakukan penghalusan dengan gerinda. Kebanyakan hasil dari setiap proses pemotongan digerinda agar dalam proses berikutnya lebih mudah dan cepat. Kemudian material hasil proses pemotongan jika memerlukan pembentukan bagian yang lengkung maka langsung dibending atau roll maupun fairing. Material yang tidak memerlukan pembentukan masuk ke bengkel assembly untuk diproses penggabungan dengan komponen lain, proses ini disebut proses sub assembly.

4. Pembentukan Forming