Tongkat Kemudi Penyangga Poros Baling-baling

Teknik Konstruksi kapal 250 Gambar 12.15 Konstruksi Kemudi setengah Balansir 1. Garis pelat lambung 4. Tanduk kemudi 2. Tongkat kemudi 5. Pelat ujung belaknag daun 3. Penegar mendatar 6. Penegar tegak

2. Tongkat Kemudi

Poros kemudi atau sumbu kemudi pada umumnya dibuat dari bahan baja tuang atau baja tempa. Garis tengah poros ditentukan berdasarkan hasil perhitungan, agar mampu menahan beban puntiran atau beban lenturan yang terjadi pada kemudi. Tongkat kemudi dipasang menembus lambung dalam selubung tongkat. Hal ini untuk menjamin kekedapan dari air laut. Pada bagian atas, poros kemudi dihubungkan dengan instalasi penggerak kemudi dan bagian bawah dihubungkan dengan daun kemudi malalui kopling mendatar atau kopling tegak. Tongkat kemudi ada yang direncanakan memiliki satu bantalan atau dua bantalan, bergantung pada panjang tongkat dan system peletakan daun kemudi. Bantalan tongkat kemudi hanya ada pada bagian atas baja atau pada kedua-duanya, atas dan bawah. Sebagian bahan bantalan, dapat dipakai bahan baja anti karat, bahan logam, kayu pok, atau bahan sintesis. Di unduh dari : Bukupaket.com Teknik Konstruksi kapal 251 Bantalan poros kemudi bagian bawah pada umumnya dibuat tidak kedap air, sehingga air dapat digunakan sebagai pelumasan poros dengan bantalan kayu pok. Dan, bantalan bagian atas mempergunakan system pelumasan minyak. Pemakaian system kedap air itu supaya air tidak masuk kedalam ruangan kapal seperti pada gambar 12.16. Gambar 12.16 Penyangga Kemudi dan Paking 1. Celaga kemudi 6. Paking 2. Tempat pelumasan 7. Penekan paking 3. Pelumas 8. Bantalan 4. Tongkat kemudi 9. Bantalan penyangga 5. Selubung poros kemudi 10. Geladak Sesuai dengan ketentuan BKI, garis tengah tongkat kemudi tidak boleh kurang dari: dimana: dT = 4,2 ¥QKR mm, Qr = Momen punter pada tongkat kemudi Nm. Kr = Faktor bahan Kr = R eH 0,75 untuk R eH 235 Nmm 2 . 235 R e H = Tegangan lumer dari bahan yang Di unduh dari : Bukupaket.com Teknik Konstruksi kapal 252 Digunakan Nmm 2 . R e H tidak boleh lebih besar dari 0,7 R m atau 450 Nmm 2 . R m = Kekuatan tarik bahan Nmm 2 Pada bagian atas tongkat kemudi yang hanya menyalurkan momen puntir, garis tengah dapat dikurangi menjadi 0,9 D t . Momen puntir pada poros kemudi dihitung dengan rumus berikut : Q R = C R . r Dimana C R = Besar gaya kemudi N R = c Į - K b m . C = Lebar rata-rata daun kemudi m Į = 0,33 untuk keadaan gerak maju, dan 0,66 untuk keadaan gerak mundur. Untuk kemudi dibelakang konstruksi tetap seperti tanduk kemudi rudder horn , harga Į adalah 0,25 untuk keadaan gerak maju dan 0,55 untuk keadaan gerak mundur. Untuk jenis kemudi dengan daya angkat yang tinggi, Į = 0,4 untuk gerak maju. Gambar 12.17 Penentuan ukuran dari rumus BKI K b = Faktor balansir AfA, dimana Af merupakan Bagian dari luas daun kemudi yang berada didepan sumbu poros. K b = 0,08 untuk kemudi tidak balansir. A = Luas daun kemudi seluruhnya untuk satu sisi r min = 0,1 c m , untuk keadaan gerak maju. Di unduh dari : Bukupaket.com Teknik Konstruksi kapal 253

3. Kopling Kemudi