Sub Assembly Assembly Pembuatan dan Perakitan Komponen Kapal

Teknik Konstruksi Kapal 380 Pada proses ini dibutuhkan keahlian dan ketrampilan yang cukup karena tidak ada metode yang baku dalam proses pengerjaannya. Bengkel fabrikasi ini akan menghasilkan komponen-komponen yang digunakan dalam sub assembly pada bengkel assembly.

B. Sub Assembly

Proses Sub assembly ini merupakan kelanjutan dari proses fabrikasi. Proses pengerjaannya dilakukan di bengkel Sub assembly, dalam proses ini mempunyai 3 tahap yaitu : Sub assembly merupakan proses penggabungan komponen komponen dari bengkel fabrikasi menjadi blok-blok kecil part assembly. Komponen-komponen tersebut masih berupa pelat dengan potongan lurus paralel maupun tidak lurus non paralel, pelat yang telah dilengkungkan dan lain-lainnya seperti bagian-bagian pipa. Sebagai contoh proses pada sub assembly ini adalah penggabungan antara merakit sekat, merakit web frame, merakit pelat dengan pelat. 1. Proses pengerjaan sub assembly sekat dengan penegar. Komponen penegar dari bengkel fabrikasi dipasang pada pelat datar berdasarkan garis marking dan working drawing. Setelah disesuaikan dengan garis marking maka dilakukan las ikat, dan bila terjadi ketidaktepatan posisi maka dipaju. Bila terjadi deformasi yang lebih maka dilakukan proses pelurusan dengan menggunakan paju atau dengan proses fairing. Gambar 19.1 Sub assembly penegar sekat 2. Assembly web frame. Tempatkan flens ke pelat dasar sesuai dengan garis marking. Setelah tepat dilakukan las ikat. Bila terjadi gap antara flens Di unduh dari : Bukupaket.com Teknik Konstruksi Kapal 381 dengan pelat dasar maka dilakukan penekanan dengan menggunakan dongkrak hidrolik. Pelat dasar dengan flens harus tegak lurus. 3. Sub assembly pelat datar. Dua pelat datar diletakkan di atas landasan, dan permukaan yang akan dilas dibersihkan dengan sikat baja atau gerinda dan kompresor. Kedua pelat dilas ikat, bila terjadi ketidakrataan pelat dilakukan perataan kedua permukaan dengan cara dipaju. Dan bila terjadi gap yang terlalu besar maka dilakukan pengisian dengan menggunakan mesin las FCAW. Pelat dilas dengan menggunakan mesin las SAW, las dilakukan pada kedua permukaan pelat.

C. Assembly

Proses assembly adalah proses penggabungan part assembly yang telah di sub assembly menjadi sebuah blok. Blok yang dibangun diperhitungkan beratnya sesuai dengan kemampuan crane. Proses assembly ini dilakukan dalam beberapa proses pengerjaan, yaitu: 1. Pembuatan Jig. Jig adalah landasan untuk membentuk sebuah blok, dan merupakan pembentuk utama bagian atas dari blok. Jig dibuat berdasarkan bentuk permukaan bagian atas blok yang akan dibuat. Gambar 19.2 Jig 2. Proses Perakitan Setelah jig dibuat maka dilakukan perakitan pelat shell bagian atas blok deck block sesuai dengan bentuk jig. Setelah deck block selesai diteruskan dengan pemasangan penumpu geladak deck beam. Pengaturan posisi tegak lurus pada deck beam dibantu dengan pelat siku, dan bila terjadi Di unduh dari : Bukupaket.com Teknik Konstruksi Kapal 382 jarak antara deck beam dengan pelat datar maka dilakukan penekanan dengan menggunakan paju. Gambar 19.3 Penekanan deck beam dengan paju Web dipasang setelah pemasangan deck beam selesai dengan cara pemasangan sama dengan pemasangan deck beam, tetapi untuk penekanan web dilakukan menggunakan pompa hidrolis. Centre girder kemudian dipasang sesuai garis marking, bila terjadi jarak antara penumpu dengan pelat datar terlalu lebar maka dilakukan penyesuaian jarak dengan pompa hidrolis. Side girder dipasang sama dengan proses pemasangan centre girder. dongkrak hidrolik Gambar19.4 Penekanan web dengan dongkrak hydrolik Pelat web Dongkrak hydrolik Di unduh dari : Bukupaket.com Teknik Konstruksi Kapal 383 Gambar 19.5 Deck beam, web dan girder Sekat dipasang setelah deckbeam, centre girder dan side girder terpasang. Dimana pemasangan sekat dilakukan dengan penempatan pada posisi garis marking dibantu dengan menggunakan crane. Untuk penyesuaian posisi sekat agar tegak lurus dengan deck blok digunakan bandul, dan dilakukan penarikan dengan menggunakan push pull jack. Proses assembly setelah pemasangan sekat adalah pemasangan frame dan web frame yang pemasangan awalnya dimulai berdasarkan letak sekat. Gambar 19.6 Penahanan sekat setelah tegak lurus Proses pemasangan web frame yang pertama adalah peletakan web frame pada posisi diatas web yang dipasang pada deck block. Pengaturan tegak lurus sama seperti pemasangan sekat. Kemudian frame dipasang sesuai dengan jarak yang telah ditentukan dari working drawing. Pemasangan Di unduh dari : Bukupaket.com Teknik Konstruksi Kapal 384 frame prosesnya sama halnya dengan pemasangan web frame. Dilanjutkan dengan pemasangan pilar, dimana pada proses pemasangan pilar dimulai dengan pemasangan diamond pelat lalu dilanjutkan dengan peletakan pilar bar dengan braket. Pilar harus dipasang secara tegak lurus dengan web, penumpu dan deck block. Pengecekan posisi tegak lurus pilar menggunakan water pass. Gambar 19.7 Pemasangan web Setelah frame dan web dipasang maka dilakukan pemasangan shell plate, yang dimaksud shell plate adalah side plating, bilge strake dan bottom pelating. Untuk pemasangan shell plate ini dilakukan yang pertama kali adalah menempatkan shell plate pada posisi pemasangan dengan diangkat menggunakan crane. Penempatannya harus sesuai dengan garis garis frame dan web yang ada dan harus ditempatkan pada frame dan web tersebut secara benar. Untuk pemasangan beberapa shell plate maka dilakukan sama seperti untuk shell plate pertama tetapi untuk penahan digunakan stopper yang dipasang pada bagian shell plate yang akan disambung, pemasangan stopper harus memperhatikan kerataan permukaan pelat. Pelat dipaju bila terdapat ketidak rataan antara kedua permukaan pelat. Bila shell plate yang disambung membentuk sudut maka stopper yang digunakan juga membentuk sudut. Untuk shell plate yang telah dilas ada kemungkinan akan mengalami deformasi, sehingga perlu pelurusan dengan proses fairing. Di unduh dari : Bukupaket.com Teknik Konstruksi Kapal 385 Gambar 19.8 Pemasangan stopper sambungan miring Gambar 19.9 Perataan permukaan pelat dengan dipaju Shell plate untuk bagian bilga berbentuk kurva, pemasangannya dibantu dengan crane dan untuk pengaturan jarak dengan shell plate lain dilakukan penarikan dengan menggunakan push pull jack, untuk pemasangan shell yang berbentuk kurva ini biasanya terjadi ketidaksesuaian bentuk dengan bentuk frame sehingga diperlukan pembentukan lagi dengan fairing dan dibantu dengan ditarik dengan push pull jack. Setelah pelat sesuai dengan bentuk frame lalu dilakukan pengelasan dengan backing bar dari keramik antara frame dengan pelat dan pelat dengan pelat. Pengelasan deck beam dilakukan setelah shell plate dipasang, demikian juga untuk pemasangan bracket. Pemasangan bracket dilakukan dengan mengelas salah satu sisi bila terjadi ketidaksesuaian sisi pada sisi yang lain dilakukan proses pengepasan dengan cara dipaju. Tetapi bila sisi yang lain sudah pas maka langsung dilas. Di unduh dari : Bukupaket.com Teknik Konstruksi Kapal 386 Gambar 19.10 Pemasangan bracket Setelah proses assembly selesai pada blok dipasang balok penumpu yang digunakan untuk tumpuan blok pada saat proses erection. Proses pemasangan balok penumpu yang pertama adalah pengukuran panjang balok penumpu sesuai dengan tinggi blok pada saat proses erection. Proses yang kedua adalah penandaan posisi bracket penumpu balok penumpu pada blok, lalu bracket dan balok penumpu dipasang dengan ketentuan ketegakannya harus siku- siku dengan dasar tumpuan dan dilakukan pengelasan. Gambar 19.11 Penumpu Di unduh dari : Bukupaket.com Teknik Konstruksi Kapal 387

D. Erection