Teknik Konstruksi Kapal 391
hanya ½ dari baja. Maka dari itu mengharuskan pengelasan dengan kecepatan tinggi dengan high heat input MIG dan
TIG. Preheat sering kali diperlukan untuk pengelasan yang tebal-tebal dan tidak boleh melebihi 200
o
C. x High thermal expansion coefficient
Thermal expansion aluminium 2x baja. Logam lasnya mengalami penyusutan volume sebesar 6 saat pembekuan,
sehingga aluminium sangat rentan terhadap distorsi dan crack.
c. Mesin las
1 SMAW Shielded Metal Arc Welding SMAW merupakan proses las yang sering digunakan dalam
proses pengelasan karena biayanya murah, flexibility mampu mengelas material yang tebal maupun tipis dan mampu
digunakan dengan posisi apapun, portability mesinnya mudah untuk dipindah-pindah, dan versatility dapat digunakan untuk
mengelas logam maupun alloy termasuk besi cor, stainlees steel dan nikel. Keuntungan lainnya dalam penggunaan SMAW
adalah filler material yang murah. Kelemahannya adalah lambat dalam penggunaan karena harus
mengganti elektroda jika sudah habis, terdapat lapisan slag yang harus dihilangkan, untuk elektroda low hidrogen diperlukan
perlakuan yang khusus sebelum digunakan, effisiensi deposisi sangat rendah. Dengan adanya kelebihan dan kekurangan
tersebut aplikasi las SMAW hanya digunakan dalam pengelasan jarak pendek tack weld,
stopper, dan lain-lain. 2 MIG Metal Inert Gas
MIG digunakan untuk pengelasan baja-baja kwalitas tinggi seperti baja tahan karat Stainless Steel, baja kuat dan logam
nonferrous seperti Aluminium dan tembaga. Gas pelindung yang digunakan adalah gas argon, helium atau campuran dari
keduanya. Untuk memantapkan busur kadang ditambahkan gas O
2
antara 2–5 atau CO
2
antara 5–20. Keuntungan las MIG adalah:
x Konsentrasi busur tinggi sehingga penetrasi sangat dalam tapi sekitarnya dangkal dan sedikit percikan.
x Arus yang digunakan tinggi maka kecepatan tinggi, sehingga efisiensi baik.
x Terak yang terbentuk cukup banyak. x
Ketangguhan dan elastisitas, kekedapan udara, ketidakpekaan terhadap retak lebih baik dari pada
pengelasan lain.
Di unduh dari : Bukupaket.com
Teknik Konstruksi Kapal 392
x Deformasi lebih kecil daripada las TIG. Kawat pengisian dalam las MIG biasanya diumpankan secara
otomatis, sedangkan alat pembakarnya digerakkan dengan tangan. Kawat las yang biasanya digunakan berdiameter 1,2
sampai 1,6 mm. Kelemahan mesin las MIG adalah agak sukar untuk pengelasan
posisi tegak dan untuk pelat-pelat tipis. Contoh: Pengelasan Mild Steel MIG dengan menggunakan gas pelindung Argon, dan
elekrode 1,2 mm :
3 TIG Tungsten Inert Gas TIG digunakan untuk pengelasan logam aktif seperti
aluminium, magnesium, titanium dan stainless steel. Pada jenis ini logam pengisi dimasukkan ke dalam daerah arus busur
sehingga mencair dan terbawa ke logam induk. Tetapi untuk mengelas pelat yang amat tipis kadang-kadang tidak diperlukan
logam pengisi. Las TIG dapat dilaksanakan dengan tangan atau secara otomatis dengan mengoptimalisasikan cara
pengumpanan logam pengisi.
Keuntungan penggunaan las TIG : x Kecepatan pengumpanan logam dapat diatur terlepas dari
besarnya arus listrik sehingga penetrasi dapat diatur sesuai kebutuhan. Sehingga TIG dapat digunakan dengan
baik untuk pelat baja tipis maupun pelat baja tebal tapi karena pertimbangan harga maka digunakan untuk
pengelasan baja tahan karat, baja tahan panas, dan mengelas logam non ferrous logam aktif.
x Kwalitas daerah las yang lebih baik dapat diperoleh. 4 FCAW Flux-Cored Arc Welding
Pengelasan dengan menggunakan FCAW lebih banyak digunakan untuk pengelasan konstruksi baja, karena gas
pelindung yang digunakan adalah CO2 yang lebih murah dari pada argon. Gas pelindung CO
2
cenderung menghasilkan pemindahan logam cair berbentuk bola-bola yang cukup besar
sehingga dapat jatuh sendiri dan terjadi banyak percikan- percikan dibanding dengan TIG.
Tebal pelat mm Ampere
Voltage 3 19,6 19
5 22,5 21 7 23,5
22,5
Di unduh dari : Bukupaket.com
Teknik Konstruksi Kapal 393
5 SAW Submerged Arc Welding Pengelasan dengan SAW hanya digunakan untuk pengelasan
datar, seperti pengelasan joint plate. Keuntungan pengelasan dengan SAW :
x Karena seluruh cairan tertutup oleh fluks maka kwalitas daerah las sangat baik.
x Karena dapat digunakan kawat las yang besar, maka arus pengelasan juga besar sehingga penetrasi cukup dalam dan
efisiensi pengelasan tinggi. x Karena kampuh las dapat dibuat kecil, maka bahan las
dapat dihemat. x Karena prosesnya secara otomatik maka tidak diperlukan
ketrampilan juru las. Kelemahan pengelasan dengan SAW
x Karena busur yang tidak kelihatan, maka penentuan pengelasan yang salah dapat menggagalkan seluruh hasil
pengelasan. x Posisi pengelasan terbatas pada posisi horizontal.
Persiapan pengelasan SAW : x Penyetelan pelat fit up yang akan dilakukan pengelasan,
yaitu jika pelat ada deformasi maka diluruskan dulu dengan dipaju ataupun di fairing.
x Persiapan pinggiran yang akan dilas sudut bevel, sudut galur, muka akar
x Ujung-ujung pelat yang akan dilas dibersihkan dari minyak ataupun debu. Untuk minyak dapat dihilangkan dengan dilap
dengan kain. Untuk debunya cukup dengan disemprot dengan kompresor.
x Untuk pelat dibawah ketebalan 14 mm tidak menggunakan bevel dan gap. Jika dua buah pelat yang akan dilas tidak
rapat maka diisi dengan pengelasan FCAW. x Untuk pelat diatas 14 mm memakai bevel, untuk gapnya diisi
dulu dengan pengelasan FCAW. x Penyetelan kecepatan, ampere, dan voltage pada mesin
sesuai dengan tebal pelat yang akan dilas. x Mempersiapkan alat pendukung antara lain sapu, serok,
mesin gerinda, kompresor, tank potong, dan mesin gouging. x Mesin las SAW dapat melakukan pengelasan pada pelat
dengan tebal minimal 5 mm. Jenis kawat las dapat dikelompokkan berdasarkan kandungan
mangan Mn sebagai berikut :
Di unduh dari : Bukupaket.com
Teknik Konstruksi Kapal 394
1. Kelompok mangan rendah : kelompok ini mengandung Mn antara 0,2 sampai 0,8 dan biasanya digabungkan dengan
fluks jenis ikatan. 2. Kelompok Mn sedang : kandungan Mn dalam kawat ini
berkisar antara 0,8 sampai 1,8 dan biasanya digabungkan dengan fluks jenis leburan.
3. Kelompok Mn tinggi : kawat ini berisi Mn antara 1,8 sampai 2,2 dan penggunaannya digabung dengan fluks jenis
leburan. Kelompok ini dapat dipakai untuk berbagai penggunaan misalnya las lapis tunggal, las lapis banyak, las
tumpul, dan las sudut.
Jenis fluks dalam las busur rendam ada bermacam-macam : 1. G-50, YF-40 : termasuk jenis leburan dan banyak
mengandung MnO. Sifat mampu las tinggi, sambungan tidak mudah karatan. Banyak dipakai pengelasan kecepatan tinggi
pada pelat-pelat tipis 2. MF-38 : kampuh pada hasil pengelasan sangat baik karena
penetrasinya dalam jika dilakukan pengujian radiographi dan pengujian tumbuk. Untuk pengelasan lapis banyak, lapis
tunggal dan las sudut untuk baja lunak atau baja kuat. 3. Yf-15 : fluks jenis leburan ini baik untuk pengelasan baja
lunak dan baja kuat dalam konstruksi-konstruksi berat dimana uji tumbuk merupakan persyaratan penting.
4. PFH-45 : fluks jenis ikatan yang digunakan pada pengelasan baja lunak dan sangat baik untuk pengelasan lapis tunggal
dua sisi dari penyambungan pelat baja tebal. Banyak digunakan dalam pengelasan-pengelasan kapal.
d. Prosedur pengelasan