SCENE 13 REPRESENTASI BUDAYA MISTIS KUNTILANAK DALAM FILM “ KUNTILANAK ( 2006 ) “ ( Studi Analisis Semiotik Representasi Budaya Mistis Yang Ada Dalam Film “ Kuntilanak 2006 “ ).

3. SCENE 13

GB.4.4 Adegan saat Ibu Yanti menyanyikan durma ‘pemanggil Kuntilanak’ didepan Samanta. Gambar diatas merupakan shoot scene13. Adegan dimana Bu Yanti sang penjaga rumah keluarga Mangkujiwo yang digunakan untuk tem- pat kos tengah menceritakan mitos kuntilanak kepada Samanta, ditengah-te- ngah bercerita Bu Yanti menyanyikan durma ‘ lingsir wengi ‘ yang katanya dapat memanggil Kuntilanak. Saat menyanyikan durma tersebut Samanta yang mendengarkan nyanyiannya mendadak merasakan ketakutan, perasaan dingin yang menusuk, serta kepalanya terasa berat, Sam juga sempat men- dengarkan tawa kikikan seorang perempuan tapi terasa amat jauh. Durma merupakan salah satu jenis tembang Macapat Jawa, yang memiliki unsur kesuraman, keangkeran, serta menimbulkan efek-efek gaib diluar nalar manusia. Dalam gambar di shoot ini unsur dari durma yang dinyanyikan Bu Yanti tersebut berdampak pada Samanta, yang memang pada dasarnya sudah memiliki bakat terpendam dalam mendurma. Adapun deskripsi visualnya : 1 Setting Pada gambar, setting diambil didalam kamar kos Samanta, dari kamar ini Sam bisa langsung melihat jelas pohon beringin tua raksasa tempat Kuntila- nak peliharaan Mangkujiwo bersarang, serta juga terdapat cermin antik Mangkujiwo yang merupakan media bagi Kuntilanak untuk keluar ke alam manusia. 2 Property Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Property yang dipakai dalam gambar di scene ini adalah gorden, serta model kaca jaman dulu yang buka-tutupnya harus ditarik atau diangkat. 3 Sudut Pengambilan Kamera Sudut pengambilan gambar yang dipakai dalam gambar diatas adalah medium shoot karena hanya menampilkan badan pemeran hanya hingga pinggang, filmmaker sengaja memakai tehnik ini karena ingin memperjelas detail gerakan kedua pemain namun dalam satu shoot frame yang sama. 4 Pencahayaan Pencahayaan dari matahari agak terang namun mulai beralih ke cende- rung redup untuk memunculkan efek situasi dari siang beralih ke sore hari, cahaya matahari tampak sayup-sayup masuk melalui jendela tua kamar Sam. Adapun tehnik pencahaayan selain matahari yaitu buatan filmmaker sendiri untuk menampilkan efek redup sore hari dapat menggunakan mika berwarna kuning. SignifierPenanda Shoot Ibu Yanti yang sedang mendurma SignifiedPetanda Dalam Shoot diatas diperlihatkan Ibu Yanti yang sedang menyanyikan dur- ma ‘ lingsir wengi’ sama sekali tidak menyadari perubahan ekspresi pada Samanta yang mendengarkan lagu durmanya. Samanta nampak ketakutan meskipun sebetulnya tidak terjadi apa-apa. Level Denotasi’ Tampilan dari shoot diatas menunjukkan bahwa Samanta tengah ketakutan. serta merasakan perasaan menusuk dan kedinginan. Level Konotasi Ekspresi Samanta dalam shoot ini nampak sangat ketakutan dan merasa tak nyaman saat Bu Yanti menyanyikan tembang durma, meskipun tak terjadi apa-apa namun terdengar suara tawa perempuan yang terderngar jauh dan hanya bisa didengar oleh Sam seorang saat itu. Kesimpulan dari Shoot diatas scene 13 ini adalah, bahwa Saman- ta bukan secara tiba-tiba mendapatkan bakat men-durmanya itu, tapi dalam Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. shoot ini diperlihatkan secara tak langsung bahwa bakat itulah yang memi- lihnya. Kebetulan dia mendengarkan kisah tentang Kuntilanak dari Bu Yanti dan kebetulan dia mendengarkan Bu Yanti menyanyikan durma ‘lingsir wengi’ sehingga memicu bangkitnya bakat terpendam yang selama ini dimilikinya.

4. SCENE 25 DAN SCENE 30