SCENE 63,64 DAN 65 REPRESENTASI BUDAYA MISTIS KUNTILANAK DALAM FILM “ KUNTILANAK ( 2006 ) “ ( Studi Analisis Semiotik Representasi Budaya Mistis Yang Ada Dalam Film “ Kuntilanak 2006 “ ).

4 Pencahayaan Karena nuansa dalam dua scene tersebut adalah malam hari, maka Film- er memakai ngan sekitar 500 watt dalam jumlah dua atau Rr. amanta Scene diatas menampilkan sosok Samanta yang a kepribadian, dari Samanta yang merupakan gadis baik ihara Kunti- utan dan kengerian yang mampu dibangun karakter Rr. itampilkan oleh Agung saat dia melihat perubahan Samanta yang mendadak menyerangnya, serta perilaku mak lampu penera tiga buah, lalu memantulkannya dengan memakai mika berwarna merah dalam rangka memperoleh nuansa mistis, angker, serta kengerian. SignifierPenanda Shoot perjuangan Samanta mencari Agung dan pengaruh kekuatan Sukma Ayu pada S SignifiedPenanda Ketiga Shoot dalam kedua seolah memiliki du serta berjuang menyelamatkan sang kekasih Agung, namun dapat juga men- jadi Samanta gadis kejam dibawah pengaruh Rr. Sukma Ayu. Level Denotasi Tampilan scene diatas menunjukkan mengenai efek dari memel lanak serta ketak Sukma Ayu Mangkujiwo Level Konotasi’ Ekspresi kengerian yang d karakter pada diri kepatuhan yang ditampilkan pemeran Samanta atas perintah Rr. Sukma Ayu

6. SCENE 63,64 DAN 65

Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. GB. 4.9 Adegan Samanta menghancurkan cermin-cermin antik Mangku- jiwo Keempat shoot diatas merupakan bagian penting dari scene 63,64, dan 65, dimana di ketiga scene tersebut menceritakan mengenai usaha Sa- manta yang berusaha mencegah keluarnya kuntilanak dari alamnya ke alam manusia melalui cermin-cermin antik Mangkujiwo yang telah diikat kepada kuntilanak tersebut. Benda yang digunakan oleh Samanta untuk menghancur- kan cermin-cermin tersebut rupanya berhubungan dengan benda-benda yang selama ini didalam mimpi buruknya selalu muncul scene 1 yaitu gunting, piring, batu. Peneliti mengurutkan dari shoot pertama hingga keempat, shoot pertama merupakan bagian scene 63 yaitu adegan saat Samanta memecahkan cermin menggunakan gunting, saat itu si kuntilanak sudah muncul dan hendak ke- luar dari dalam cermin. Samanta mengambil gunting sebagai benda yang digunakan untuk menghancurkan cermin, sesaat sebelumnya dirinya teringat akan mimpi-mimpi buruknya dan pada benda-benda didalam mimpinya itu. Pada scene 64 Samanta memecahkan cermin antik menggunakan piring, sesuai pula dengan piring yang dilihat dalam mimpi buruknya. Dan pada scene 65 diperlihatkan kuntilanak sudah setengah badan hendak keluar dari dalam cermin, dalam gambar adegan diatas Samanta terlihat hendak melemparkan batu sebagai benda terakhir yang digunakan untuk memecahkan cermin. Adapun deskripsi visual dari ketiga scene diatas adalah : 1 Setting Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Setting yang dipakai dalam ketiga scene ini adalah kamar, ketiga kamar yang berbeda tempat beradanya cermin antik Mangkujiwo. yaitu kamar Samanta, Dinda Ratu Felisha teman kos Samanta yang meninggal malam itu, serta Nanda teman kos Samanta juga. 2 Property Property yang dipakai dalam keempat shoot ketiga scene diatas yang terlihat antara lain. Cermin antik, batu, gunting, piring, ranjang kuno, meja tua, kursi tua, dan keset. 3 Pengambilan sudut Gambar Pada scene 63 yang terlihat sesuai gambar diatas filmmaker memakai close up untuk memperjelas adegan Samanta yang melemparkan gunting ke cermin, ada tehnik close up to camera disini, yaitu pemeran Samanta me- lemparkan gunting ke arah kamera seolah-olah dia melempar gunting ke dalam cermin. Pada scene 64 tehnik yang dipakai juga close up untuk memperjelas pemunculan kuntilanak yang hendak keluar dari dalam cermin namun piring yang dilemparkan Samanta berhasil memecahkan kaca tersebut hal itu dapat terlihat di shoot berikutnya. Dan mengagalkan usaha kuntilanak untuk keluar. Di Scene 65 tehnik long shoot dipakai untuk memperjelas adegan kunti- lanak yang sudah setengah badan keluar dari cermin ketiga tapi disisi lain juga memperlihatkan usaha Samanta hendak menghancurkan cermin menggunakan batu. 4 Pencahayaan. Filmmaker menggunakan cahaya lampu langit-langit, lampu tempel seba- gai pencahayaan, serta lampu ukuran sekitar 500 watt sebanyak dua atau tiga buah dan merefleksikan memakai mika biru dalam rangka menampilkan unsur horror, ketegangan, serta kengerian. SignifierPenanda Pemunculan kuntilanak melalui media cermin-cermin antik Mangkujiwo SignifiedPetanda Usaha Samanta menghancurkan cermin-cermin antik mangkujiwo Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Level Denotasi Tampilan keempat gambar dari scene 63,6465 diatas menceritakan tentang Pemunculan kuntilanak melalui media yang sudah terikat dengannya saat ritual pesugihan dilakukan yaitu cermin-cermin antik milik Mangkujiwo. Level Konotasi Keberanian yang dimiliki Samanta dalam usaha menghancurkan cermin-cer- min antik Mangkujiwo yang menjadi media keluarnya kuntilanak ke dalam dunia manusia.

7. SCENE 67