Mistisme Landasan Teori .1 Film Sebagai Komunikasi Massa

Relasi antara “sesuatu , peta konseptual, dan bahasasimbol adalah jantung dari produksi makna melalui bahasa. Proses yang menghubungkan ketiga elemen ini secara bersama-sama itulah yang dinamakan representasi. Konsep representasi bisa berubah-ubah. Selalu ada pemaknaan dan pandangan baru dalam konsep representasi yang sudah pernah ada. Intinya adalah : makna tidak inheren dalam sesuatu didunia ini, ia selalu dikonsturksikan, diproduksi, melalui proses representasi. Ia adalah hasil dari praktek penandaan. Praktek yang membuat sesuatu hal bermakna sesuatu. Dalam penelitian ini, representasi menunjuk pada pemaknaan tanda-tanda yang terdapat pada film “ Kuntilanak 2006 dengan mengacu pada pendekatan atau konsep ideologi terhadap Kebudayaan Mistis yang terdapat didalam sekitar kita dan masih melekat dengan kita dan simbol-simbol yang terdapat dalam film “ Kuntilanak 2006

2.1.4 Mistisme

Harus dimengerti bahwa masih banyak masyarakat diluar sana yang menyalahkaprahkan arti mistis sebagai segala sesuatu yang jahat maupun buruk, seperti santet, susuk, dsb. Sebelum menjelaskan lebih lanjut peneliti akan memulai menjelaskan terlebih dahulu mengenai Agama karena konsep mistis ini sangat kental dengan pengertian akan agama yang merupakan unsur dari akar terbentuknya konsep mistis. Menurut asal katanya, mistisme atau masyarakat kita biasa menyebut mistik berasal dari bahasa yunani mystikos yang artinya rahasia. serba rahasia, gelap, ter-sembunyi, atau terselubung dalam kegelapan. Berdasarkan arti kata tersebut mistik sebagai sebuah paham yaitu paham mistik atau mistisme. Merupakan paham yang memberikan ajaran yang serba mistis, ajaran yang serba rahasia, tersembunyi, gelap serta kelam sehingga hanya bisa dipahami, dikenal, atau diketahui oleh orang-orang tertentu saja terutama penganut atau pengikutnya. Menurut buku De Kleone W.P Encyclopedie 1950, Mr, G.B.J Hiltermann dan Professor Dr. P Van De Woestijne : 971 kata mistik berasal dari bahasa Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Yunani myein yang artinya menutup mata dan musterion yang artinya suatu rahasia. Adapun beberapa pendapat tentang paham mistik atau mistisme : 1. Kepercayaan antara kontak manusia, bumi, dan Tuhan Dr. C.B. Van Haringen, Nederlands Woonderboek, 1948 2. Kepercayaan antara persatuan roh manusia dengan Tuhan Dr. C.B. Van Haringen, Nederlands Woonderboek, 1948 3. Kepercayaan kepada hal-hal yang rahasia geheimnissen dan hal-hal yang tersembunyi J. Kramers. Jz. 4. Kecenderungan hati kepada kepercayaan yang menakjubkan atau kepada ilmu rahasia Algemeene Kunstwoordentolk, J. Kramers. Jz. Selain diperolehnya definisi, pendapat-pendapat tentang paham mistik diatas berdasarkan materi ajarannya juga memberikan adanya pemilahan antara paham mistik keagamaan terkait dengan Tuhan dan keTuhanan dan paham mistik non-keagamaan tidak terkait dengan Tuhan ataupun keTuhanan Sedikit penjelasan mengenai mistik yang terkait pada keagamaan. Kehidupan beragama pada dasarnya merupakan kepercayaan terhadap adanya kekuatan gaib, luar biasa, atau supernatural yang berpengaruh terhadap kehidupan individu dan masyarakat, bahkan terhadap segala gejala alam. Kepercayaan itu menimbulkan perilaku tertentu seperti berdoa, memuja, dsb. Juga menimbulkan sikap mental lain seperti takut, optimis, pasrah, dsb. Kehidupan beragama adalah kenyataan hidup manusia yang ditemukan sepanjang zaman beserta kehidupan pribadinya, kepercayaan itu diyakini kebenarannya sehingga menimbulkan kepercaan keagamaan atau kepercayaan religius.Lalu mengadakan upacara-upacara pada momen-momen tertentu seperti pada saat perkawinan, kelahiran, kematian. Dalam agama upacara ini disebut dengan ibadat. Mempercayai suatu benda, tempat, waktu, atau orang sebagai sesuatu yang suci, sakral, istimewa, dan bertuah juga masih kita Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. jumpai hingga saat ini. Kepercayaan itu dinamakan sakral, dan sakral juga merupakan ciri khas kehidupan beragama. Menurut Bergson 1859-1941 , seorang pemikir Prancis mengemukakan bahwa Agama merupakan gejala universal manusia, sering ditemukan masyarakat tanpa sains, seni, maupun filsafat tapi tidak pernah ditemukan masyarakat tanpa agama. Di zaman modern ini kehidupan beragama semakin kompleks, makin banyak macam agama yang dianut. Aliran kepercayaan, aliran kebatinan, aliran pemujaan atau yang lebih dikenal dengan Occultisme Occult juga banyak ditemukan dikalangan masyarakat modern.Hampir setiap agama terpecah menjadi sekte dan aliran tertentu, cara penghayatan dan penerimaannya pun semakin beragam. Agama dan kehidupan beragama demikian kompleks untuk memahami fenomena kehidupan beragama diperlukan pengetahuan tentang aspek apa saja dalam kehidupan beragama. Aspek disini bisa disebut dengan unsur. Koentjaningrat 1987:80 menyebut aspek komponen agama dan religi. Menurutnya ada lima komponen religi 1. Emosi keagamaan 4. peralatan ritus dan upacara 2. sistem keyakinan 5. umat beragama 3. sistem ritus dan upacara Sementara aspek komponen agama terdiri dari. 1. Aspek kepercayaan pada yang gaib supernatural 4.Umat beragama 2. Aspek sakral 5. Mistisme 3. Aspek ritual Emosi keagamaan menurut Koentjaningrat sama dengan aspek rohaniah mistisme Kepercayaan keagamaan didasarkan kepada kepercayaan pada sesuatu yang gaib yaitu yang berada di atas alam ini supernatural, dibalik alam fisik metafisik , Tuhan, Roh pewahyuan, mukjizat, dan hal-hal lain diluar alam nyata.Kepercayaan kepada segala yang gaib inilah yang disebut dengan supernatural. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Sakral sendiri salah satu unsur kehidupan beragama yang tidak bisa dilepaskan dari perbendaan barang Sakral berarti suci, sering kita temui pen-sakralan ada pada benda, tempat, waktu, orang. Menurut Durkheim, sakral bukan sifat benda itu sendiri melainkan diberikan oleh manusia atau masyarakat yang mensucikannya sebagai tempat yang disucikan. Seperti Kabah di Mekkah, Rosario di gereja Katolik Vatikan dsb. Kepercayaan terhadap kesakralan sesuatu menuntut ia diperlakukan secara khusus, ada tata cara perlakuan khusus terhadap sesuatu yang disakralkan biasanya disebut upacara keagamaan Upacara, persembahan, sesajen ibadat keagamaan ini biasanya tidak bisa dipahami oleh pikiran yang rasionalis, ekonomi, pragmatis. Dalam bahasa Inggris upacara ini dinamakan rites, alias ritual. Yang artinya tindakan, atau upacara keagamaan, seperti upacara kematian, pembabtisan, jamuan suci, dan lainnya Hornby, 19844 : 733 Dalam agama upacara ritual ini biasa disebut dengan ibadat, kebaktian, sembahyang, atau berdoa. Dan tiap agama mengajarkan ritual yang berbeda- beda pula. Ritual dilakukan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan, dalam Injili ritual atau berdoa ini tak lain adalah komunikasi kepada Tuhan, dan bukan hanya sekedar karena manusia atau individu yang melakukan ritual memiliki keinginan atau permintaan saja kepada Tuhan. Umat beragama sendiri memiliki artian sebagai umat pengikut ajaran agama itu. Komunitas pengikut agama terdiri dari beberapa fungsi keagamaan, antara lain penyampai ajaran agama tersebut, baik itu dai, misionaris yang memercayai adanya suatu kekuatan gaib yang berpengaruh dalam kehidupan manusia dimiliki oleh banyak orang. Ada juga pengikut ajaran agama, ataupun pemimpin upacara keagamaan. Adanya kepercayaan terhadap kekuatan gaib tersebut menjadi pemersatu dan penguat para individu atau umat dalam komunitas itu yang mempercayainya. Biasanya para individu suatu komunitas keagamaan berkumpul bersama untuk dan melakukan ritual secara khusyuk, seperti persekutuan pemuda dalam Gereja, atau sholat berjamaah bersama. Kalau supernatural dan sakral adalah aspek keyakinan, dan ritual adalah Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. aspek perilaku ajaran agama, ketiganya menimbulkan kesan atau penghayatan ruhaniah dalam diri yang mempercayai. Aspek ruhaniah inilah yang disebut dengan Mysticism dalam bahasa Inggris, atau Mistis dalam bahasa Indonesia. Menurut Hornby 1984:559 mysticsm merupakan kepercayaan atau pengalaman tentang kemistikan. Kemistikan disini ialah makna tersembunyi, kekuatan spiritual yang menimbulkan sifat kagum dan hormat. Mistisme juga berarti bahwa kebenaran hakiki mungkin hanya bisa didapatkan dari Tuhan melalui proses meditasi dan spritual tidak melalui proses berpikir maupun tangkapan pancaindra. Mistik adalah aspek esoterik dari penghayatan seseorang atau suatu organisasi yang disebabkan oleh ketaatan spiritual. Perilaku lahiriah dalam peribadatan hanyalah aspek eksoteris. Menurut Suyono 1985:259 , mistik adalah subsistem yang ada hampir disemua ajaran agama dan sistem religi yang ditujukan untuk memenuhi hasrat manusia mengalami dan merasakan emosi bersatu dengan Tuhan. Dalam bahasa Indonesia istilah kebatinan dapat dipakai untuk aspek kerohanian ini. Kebatinan memiliki arti yang batin dari ajaran agama Dalam mistisme manusia rindu terbang dalam pengembaraan ruhaniah , seperti pengalaman bertemu nabi, bertemu dengan Tuhan dalam mimpi dan Tuhan sebagai cahaya terang, atau disini dalam agama Hindu, Budha atau masyarakat tradisional dapat dilakukan dengan bertapa. Pengalaman terbang meninggalkan alam nyata yang hanya sebatas panca- indra dan dibawah kesadaran rasional ini disebut dengan trancendental transcend,yang artinya melewati batas dan terangkat dari kenyataan. Bagi manusia yang tidak mendapatkan kepuasan dari trance ajaran agama menempuh cara-cara lain untuk mendapatkan kenikmatan sendiri, dan nyaris kesemuanya bukanlah cara yang positif. Diantaranya menjadi pecandu narkotika, melakukan hal-hal yang menyimpang dari norma keTuhanan, susila, hukum, atau bahkan beralih menjadi penganut aliran sesat dan bahkan rela menyerahkan diri kepada kekuatan diluar Tuhan Setan agar keinginan-nya terpuaskan. Norbeck, 1974; 32-39 Dewasa ini perkembangan kelompok occultisme dan spiritual semakin Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. pesat dan menonjol. Saat kebutuhan dan pandangan hidup manusia yang semakin materialisme dan rasionalisme memenuhi kepala individunya dan mengalahkan aspek kerohaniahan, maka manusia yang tidak bisa mendapatkan kepuasan itu dalam ajaran agama akhirnya akan berpaling kepada aliran kebatinan dan pemujaan cults Di Barat dan negeri-negeri maju sendiri ajaran pemujaan cults semakin menjamur sampai ada yang mengajarkan bunuh diri massal seperti aliran The Sun Temple dan The People Temple. Sebuah film footage, yaitu jenis film fiksi namun dengan gaya cinematografi hand held gaya pengambilan kamera amatir yang menggunakan tangan biasa sehingga seolah-olah film tersebuat nyata dan merupakan dokumentasi. Berjudul The Last Exorsicm, adalah satu dari sekian banyak film yang mengangkat tema mengenai aliran pemujaan diluar Tuhan Setan dan berakhir dengan memakan korban orang- orang tak bersalah. Tampaknya makin deras arus rasionalisme, materialisme, dan sekulerisme menjadi faktor utama banyaknya aliran-aliran jenis ini berkembang. Karena itu kencenderungan kepada agama dalam bentuk pengalaman mistik dan transendental adalah kecenderungan universal bukan cuma milik kecenderungan masyarakat belum maju atau primitif saja. Menurut Ajaran dan Sumbernya Mistis Non keagamaan terbagi menjadi : 1. Subjektif Selain serba mistis, ajarannya juga serba subyektif tidak obeyktif. Tidak ada pedoman dasar yang universal dan yang otentik. Bersumber dari pribadi tokoh utamanya sehingga paham mistik itu tidak sama satu sama lain meski tentang hal yang sama. Sehingga pembahasan dan pengalaman ajarannya tidak mungkin dikendalikan atau dikontrol dalam arti yang semestinya. Biasanya tokohnya sangat dimuliakan, diagungkan bahkan diberhalakan dimitos-kan, dikultuskan oleh penganutnya karena dianggap memiliki keistimewaan pribadi yang disebut kharisma. Anggapan adanya keistimewaan ini dapat disebabkan oleh :  Pernah melakukan kegiatan yang istimewa. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.  Pernah mengatasi kesulitan, penderitaan, bencana atau bahaya yang mengancam dirinya apalagi masyarakat umum.  Masih keturunan atau ada hubungan darah, bekas murid atau kawan dengan atau dari orang yang memiliki kharisma.  Pernah meramalkan dengan tepat suatu kejadian besar atau penting. Sedangkan bagaimana sang tokoh itu menerima ajaran atau pengertian tentang paham yang diajarkannya itu biasanya melalui petualangan batin, pengasingan diri, bertapa, bersemedi, bermeditasi, mengheningkan cipta dll dalam bentuk ekstase, vision, inspirasi dll. Jadi ajarannya diperoleh melalui pengalaman pribadi tokoh itu sendiri dan penerimaannya itu tidak mungkin dibuktikannya sendiri kepada orang lain. Dengan demikian penerimaan ajarannya hampir-hampir hanya berdasarkan kepercayaan belaka, bukan pemikiran. Maka dari itulah di antara kita ada yang menyebutnya paham, ajaran kepercayaan atau aliran kepercayaan geloofsleer. Mengingat pengajarannya tidak mungkin dikendalikan dalam arti semestinya, maka paham mistik mudah memunculkan cabang baru menjadi aliran-aliran baru sesuai penafsiran masing-masing tokohnya. Atau juga sebaliknya mudah timbul penggabungan atau percampuran ajaran paham- paham yang telah ada sebelumnya. Karena serba mistik maka paham mistik atau kelompok penganut paham mistik tidak terlalu sulit digunakan oleh orang-orang yang ada tujuan tertentu dan yang perlu dirahasiakan karena menyalahi atau bertentangan dengan opini umum atau hukum yang berlaku sebagai tempat sembunyi. 2. Abstrak dan Spekulatif Materinya serba abstrak artinya tidak konkrit, misal tentang Tuhan paham mistik ketuhanan , tentang keruhanian atau kejiwaan, alam di balik alam dunia, dll paham mistik non-keagamaan . Dengan demikian pembicaraannya serba speku-latif, yaitu serba menduga-duga, mencari-cari, memungkin-mungkinkan tidak komputatif . Pembicaraannya serba Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. berpanjang-panjang, serba berlebih-lebihan da-lam arti melebihi kewajaran atau melebihi pengetahuan dan pengertiannya sendiri meski sudah mengakui tidak tahu, masih mencoba memungkin- mungkinkan .Oleh karena itu di kalangan penganut paham mistik tidak dikenal pembahasan disiplin mengenai ajarannya sebagaimana yang berlaku dalam diskusi. Adapun beberapa sebab orang menganut paham mistik :  Kurang puas yang berlebihan, bagi orang-orang yang hidup beragama secara bersungguh-sungguh merasa kurang puas dengan hidup menghamba kepada Tuhan menurut ajaran agamanya yang ada saja.  Rasa kecewa yang berlebihan, Orang yang hidupnya kurang bersungguh-sungguh dalam beragama atau orang yang tidak beragama merasa kecewa sekali melihat hasil usaha umat manusia di bidang science dan teknologi yang semula diandalkan dan diagungkan ternyata tidak dapat mendatangkan ketertiban, ketentraman dan kebahagiaan hidup. Malah mendatangkan hal-hal yang sebaliknya. Mereka lari dari kehidupan modern menuju ke kehidupan yang serba subyektif, abstrak dan spekulatif sesuai dengan kedudukan sosialnya.  Mencari hakekat yang sebenarnya, orang yang ingin mencari hakekat hidup sebenarnya juga ada yang terjebak bahwa kebenaran hanya akan di dapat dari pengalaman mistiknya. Di antara mereka masih ada yang berusaha merasionalkan ajaran paham mistik yang dianutnya, dan ada pula yang tegas-tegas lepas sama sekali dari tuntutan kemajuan zaman ini . MH Amien Jaiz, Masalah Mistik Kebatinan, PT Almaarif, Bandung, Cetakan 1980

2.1.5 Budaya Mistik.