2. Mengarang Deskripsi
1. Pengertian mengarang deskripsi Deskripsi  adalah  pemaparan  atau  penggambaran  dengan  kata-kata  secara
jelas dan terperinci Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005: 258 Menurut Masnur Muslich, karangan deskripsi adalah karangan yang berisi
gambaran  mengenai  suatu  hal  atau  keadaan  sehingga  pembaca  seolah-olah melihat, mendengar, atau merasakan hal tersebut.
Untuk  kelas  III,  karangan  yang  dibuat  masih sederhana.  Misalnya  siswa diberi  sebuah  gambar  benda  atau  pemandangan,  kemudian  siswa  diminta
untuk  mendeskripsikan  benda  yang  terdapat  dalam  gambar  tersebut  dalam kalimat-kalimat.  Siswa  kemudian  diminta  untuk  menyusun  sebuah  karangan
berdasarkan deskripsi yang telah mereka tuliskan. 2. Langkah menyusun karangan deskripsi:
a. Tentukan objek atau tema yang akan dideskripsikan b. Tentukan tujuan
c. Tentukan aspek-aspek yang akan dideskripsikan dengan melakukan pengamatan
d. Susunlah aspek-aspek tersebut ke dalam urutan yang baik e. Kembangkan kerangka menjadi deskripsi
3. Aspek-aspek Mengarang Deskripsi
Keraf  2007:  121-146;  239  menyatakan  bahwa  sebuah  karangan  yang baik harus mencakup aspek : judul karangan, isi atau gagasan, organisasi, tata
bahasa,  diksi  atau pilihan  kata,  ejaan,  kebersihan  dan  kerapian.  Aspek- 9
aspek  ini  juga  harus  dimiliki  oleh  karangan  deskripsi.  Aspek-aspek  karangan ini dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Judul karangan Judul  karangan  harus  menarik,  artinya  dapat  merangsang
perhatian dan  keingintahuan  pembaca.  Judul  karangan  harus  sesuai dengan tema.
b. Isi atau gagasan Widyamartaya    1990:  9  dan  31  mengungkapkan  bahwa
gagasan  merupakan  pesan  dalam  dunia  batin  seseorang  yang  hendak disampaikan  kepada  orang  lain.  Gagasan  dapat  berupa  pengetahuan,
pengamatan,  renungan,  keinginan,  perasaan,  dan  emosi.  Isi  atau gagasan  perlu  dituangkan  secara  tertulis  agar  dapat  dipahami  dan
diambil  manfaatnya  oleh  oranglain,  sebab  isi  suatu  karangan merupakan inti dari karangan tersebut.
c. Organisasi karangan Menurut The Liang Gie 1992: 21 sebuah karangan terdiri dari
beberapa  paragraf.  Paragraf  yang  baik  menerapkan  azas-azas  yang berkenaan dengan gagasan, di antaranya:
1 Kejelasan, sebuah karangan dapat dipahami sehingga tidak disalah tafsirkan  pembaca.  Menurut  Keraf  2004:  139,  kejelasan  sebuah
karangan  dapat  dilihat  dari  gagasan-gagasan  yang  disampaikan kepada  pembaca.  Karangan  disampaikan  dalam  kalimat  yang
jelas. 10
2 Keringkasan,  karangan  harus  singkat  dan  pendek,  tidak mengulang-ulang kalimat dalam menyampaikan gagasan.
3 Ketepatan,  karangan  mengandung  penataan  terhadap  berbagai aturan  ketatabahasaan,  ejaan,  tanda  baca,  kelaziman  bahasa  tulis
yang ada. 4 Kesatupaduan,  sesuatu  yang  disajikan  dalam  karanga  harus
berkisar  pada  satu  gagasan  pokok  atau  tema  karangan.  Menurut Keraf  2004:  139,  kesatuan  gagasan  menjadi  landasan  seluruh
karangan. Ada tulisan  yang tidak memperlihatkan kesatuan,  yaitu tidak  mengungkapkan  dengan  tegas  apa  yang  dimaksud  dalam
karangan sehingga pembaca tidak memahami apa yang dibacanya. 5 Pertautan, suatu karangan harus saling terkait antara kalimat yang
satu  dengan  kalimat  yang  lain,  alinea  yang  satu  dan  alinea  yang lain.
6 Pengharkatan,  bahwa  butir-butir  ide  diungkapkan  dengan penekanan  atau  penonjolan  tertentu  sehingga  mengesan  bagi
pembaca. Selain  itu,  karangan  yang  baik  harus  memiliki  hubungan
antar kata, kalimat dan paragraf. Setiap kata, kalimat dan paragraf harus  saling  berhubungan  satu  sama  lain  sehingga  mengetahui
maksud dan
tujuan dari
karangan tersebut.
Awal 11
paragraf  selalu  ditulis  menjorok  ke  dalam.  Organisasi  karangan terdiri atas 1 pendahuluan, 2 isi, dan 3 penutup
1 Pendahuluan Pendahuluan  merupakan  pembukaan  atau  pengantar  dari
sebuah  karangan,  yang  mengantarkan  pembaca untuk
mengetahui pokok masalah. 2 Isi karangan
Isi karangan biasanaya berupa pernyataan, data, fakta, contoh yang  diambil  dari  pendapat  umum,  pendapat  para  ahli,  hasil
penelitian,  kesimpulan-kesimpulan  yang  dapat  mengukuhkan rumusan  masalah.  Penyusunan  isi  karangan  harus  kritis  dan
logis  sehingga  isi  karangan  meyakinkan  dan  benar  Keraf, 1982: 104-107.
3 Penutup Penutup  karangan  merupakan  kesimpulan.  Kesimpulan  harus
tetap  dijaga  agar  tetap  memelihara  tujuan  dan  menyegarkan kembali ingatan pembaca.
d. Tata Bahasa Tata  suatu  karangan  merupakan  susunan  bahasa  yang  dapat
dipahami  pembaca.  Susunan  bahasa  yang  baik  akan  membentuk kalimat  yang  baik  dan  efektif,  yang  memenuhi  syarat-syarat  sebagai
berikut: 1 Secara tepat mewakili gagasan atau perasaan penulis.
12
2 Sanggup  menimbulkan  gagasan  yang  tepat  dalam  pikiran pendengar atau pembaca seperti yang dipikirkan penulis
e. DiksiPilihan Kata Dalam menulis karangan, harus memilih kata  yang tepat agar mudah
dimengerti pembaca. f.
Ejaan Ejaan  adalah  perlambangan  fonem  dengan  huruf.  Ejaan  juga
mengatur: 1 ketepatan menuliskan satuan-satuan morfologi misalnya kata sambung, kata dasar, kata ulang, kata majemuk, kata berimbuhan
dan  partikel-partikel  2  ketepatan  menuliskan  bagian-bagian  kalimat dengan menggunakan tanda baca seperti tansa titik, kurung, koma dan
sebagainya Badudu, 1985: 17 Menurut  Parera  1984:  38  pemakaian  ejaan  meliputi
penggunaan  huruf,  penulisan  huruf  kapital,  penulisan  kata  dan penggunaan  tanda baca yang tepat.
g. Kebersihan dan kerapian Menurut  Keraf1984:  250  karangan  dikatakan  bersih  dan  rapi
bila  tidak  ada  coretan,  penulisan  kata  antara  satu  dengan  yang  lain tidak berjejal-jejal sehingga karangan tersebut terlihat rapi dan bersih.
Karangan yang bersih dan rapi dapat membantu pembaca memahami apa yang hendak dikatakan penulis.
4.  Pendekatan Pembelajaran tematik