BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kemampuan  berbahasa  merupakan  salah  satu  kemampuan  yang  sangat penting  bagi  siswa  Sekolah  Dasar.  Kemampuan  berbahasa  sendiri  terdiri  dari
empat aspek yang saling berkaitan, yaitu mendengarkan, membaca, berbicara dan menulis.  Menulis  adalah  salah  satu  aspek  yang  penting    dari  empat  aspek
berbahasa yang harus dikuasai siswa. Dalam  pembelajaran,  keterampilan  menulis  tidak  hanya  diperlukan  dalam
pelajaran  Bahasa  Indonesia  saja.  Keterampilan  menulis  juga  digunakan  dalam mata  pelajaran  lain.  Apabila  siswa  belum  terampil  menulis,  maka  kelancaran
dalam  mata  pelajaran  lain  juga  akan  terganggu.  Dalam  mata  pelajaran  Bahasa Indonesia, aspek menulis sendiri mencakup berbagai macam kegiatan, salah satu
di antaranya adalah kegiatan mengarang. Bagi  sebagian  siswa,  mengarang  merupakan  kegiatan  yang  menyenangkan
karena mereka bisa menuangkan ide-ide dan imajinasi dalam bentuk tulisan yang bisa  dinikmati  oleh  orang  lain.  Namun  ada  juga  siswa  yang  menganggap  bahwa
mengarang  merupakan  kegiatan  yang  tidak  menyenangkan.  Apabila  siswa  sudah merasa  tidak  senang  bahkan  takut,  mereka  akan  semakin  kesulitan  dalam
membuat suatu karangan. Selama  mengajar  di  kelas  III  B  SD  Kanisius  Demangan  Baru  1,  penulis
mengamati  bahwa  minat  siswa  pada  kegiatan  mengarang  semakin  turun.  Hal
1
ini  bisa  dilihat  dari  kurangnya  semangat  siswa  saat  diberi  kegiatan  mengarang. Kesulitan siswa dalam  menulis karangan ini menjadi salah satu keprihatinan yang
dialami oleh sebagian besar siswa kelas III B SD Kanisius Demangan Baru 1. Hal ini  ditunjukkan  dari  hasil  tes  mengarang.  Dari  keseluruhan  jumlah  siswa  35
siswa, hanya 40  14 siswa yang mampu menulis karangan sesuai waktu yang ditentukan  dengan  hasil  yang  memuaskan,  sedangkan  60    21  siswa  masih
merasa kesulitan.
Dalam soal-soal ujian Bahasa Indonesia, hampir selalu ada soal mengarang dengan tema yang sudah ditentukan. Skor untuk mengarang biasanya cukup tinggi
sehingga dapat membantu siswa apabila dikerjakan dengan baik. Namun  apabila tidak  dikerjakan  dengan  baik,  siswa  juga  akan  kehilangan  nilai  yang  cukup
banyak. Kesulitan  yang  dialami  siswa  ini  mungkin  disebabkan  karena  siswa  sulit
menemukan  gambaran  mengenai  apa  yang  akan  mereka  tulis.  Hal  ini menyebabkan  siswa merasa kesulitan  untuk  mengembangkan  sebuah  tema
menjadi sebuah karangan yang menarik. Siswa memerlukan media yang membuat mereka  merasa  tertarik  dengan  kegiatan  mengarang  sekaligus  membantu  mereka
mengembangkan sebuah tema cerita menjadi sebuah karangan yang baik. Media
yang  paling  mudah  digunakan  adalah  media  visual. Media  visual  yang  sering
digunakan  dalam  pembelajaran  adalah  gambar. Dengan  menggunakan  gambar,
siswa diharapkan agar lebih mudah memperoleh gambaran tentang apa yang akan dituliskan  dalam  karangannya.  Selain  itu,
dengan  adanya gambar  bisa
menimbulkan daya
tarik bagi
siswa sehingga
siswa akan
lebih
senang  dalam  belajar  dan  memberikan  hasil  yang  lebih  baik.  Melalui  Penelitian Tindakan Kelas ini, peneliti ingin menggunakan media visual yang berupa gambar
seri untuk membantu siswa menemukan gambaran tentang apa yang akan mereka tulis sehingga diharapkan dapat meningkatkan kemampuan mengarang siswa.
B. Pembatasan Masalah