Karakteristik Berpikir Intuitif Subjek Bergaya Kognitif Field Independent (GKFI) dalam Menyelesaikan Masalah Geometri

E. Karakteristik Berpikir Intuitif Subjek Bergaya Kognitif Field Independent (GKFI) dalam Menyelesaikan Masalah Geometri

Berdasarkan uraian tentang Karakteristik Berpikir Intuitif Subjek bergaya kognitif field independent (GKFI), yakni subjek S1 dan subjek S2 dalam Menyelesaikan Geometri, dilakukan triangulasi sumber, yaitu dengan membandingkan aktivitas berpikir melalui pengamatan hasil penyelesaian masalah dan hasil wawancara berbasis tugas antara subjek GKFI-S1 dan subjek GKFI-S2 untuk melihat adanya konsistensi karakteristif berpikir intuitif dalam menyelesaikan masalah geometri. Hal ini dilakukan dengan dasar bahwa walaupun keduanya merupakan subjek dengan gaya kognitif sama, namun dimungkinkan terdapat perbedaan dalam aktivitas berpikir mereka terutama terutama dalam berpikir intuitif mereka dalam menyelesaikan masalah geometri. Untuk memperoleh data yang kredibel dari subjek bergaya kognitif field independent (GKFI) maka dilakukan triangulasi sumber sebagaimana disajikan pada Tabel 4.8 berikut.

Tabel

4.8 Karakteristik Berpikir Intuitif Subjek GKFI dalam Menyelesaikan Masalah Geometri

KBI-GKFI- S1

KBI-GKFI- S2

KBI-S-GKFI

Berdasarkan hasil wawancara berbasis masalah

Sebelum menyelesaikan masalah, subjek geometri, terlihat bahwa sebelum menyelesaikan

Berdasarkan hasil wawancara berbasis masalah geometri,

berusaha memahami soal melalui membaca masalah, subjek berusaha memahami soal melalui

subjek S2 memahami soal melalui membaca (S2M112).

sekali secara sepintas lalu, yakni dengan membaca soal (S1M113). Subjek S1 memahami

Subjek S2 memahami masalah (soal) langsung dengan

memperhatikan pertanyaan dan angka- masalah (soal) secara langsung dengan membaca soal

cara membaca soal dua kali dengan hanya memperhatikan

sepintas angka-angkanya, apa pertanyaannya dan langsung

satu kali dengan cara sepintas yakni hanya

angkanya. Dengan demikian berarti subjek memperhatikan pertanyaan dan angka-angkanya.

menggambar (S2M116). Pada saat menggambar subjek

GKFI memahami masalah secara langsung (S1M117). Dengan demikian berarti subjek S1

langsung menuliskan apa yang ia pahami melalui ilustrasi

(direct) dan spontan terjadi pada saat memahami masalah secara langsung (direct) dan

gambar (S2M106). Dengan demikian berarti subjek S2

membaca soal, yakni dengan memperhatikan spontan terjadi pada saat membaca soal. Strategi yang

dalam memahami masalah dilakukan dengan melihat

angka-angka dan pertanyaannya yang digunakan S1 untuk memahami masalah dengan

pertanyaan dan angka-angkanya secara langsung dan

merupakan aktivitas berpikir intuitif yang melihat angka-angka dan pertanyaan soal merupakan

spontan berlangsung pada saat membaca soal sambil

memikirkan cara penyelesaiannya merupakan aktivitas

dianalogikan sebagai pandangan periferal. ciri berpikir intuitif yang dianalogikan dengan

berpikir intuitif yang dianalogikan sebagai pandangan

pandangan periferal yaitu cara memandang masalah

periferal yang cepat dalam menangkap makna bersifat

dengan cepat dan bersifat global.

global.

Subjek S1 secara tidak sadar (implisit) memikirkan atau

Subjek saat membaca soal (memahami membayangkan objek dan strategi penyelesaian yang sesuai

Subjek S2 saat membaca soal (memahami masalah) juga

masalah) secara implisit membayangkan pada saat membaca soal, seperti rumus apa yang sekiranya

secara implisit membayangkan objek dan memikirkan

cocok untuk soal tersebut. (S1M121, (S1M123), (S1M125). objek serta memikirkan strategi penyelesaian

startegi penyelesaian dengan cara mengira-ngira rumus

Hal ini berarti munculnya rumus jarak dari titik tertentu ke secara otomatis. Hal ini berarti penggunaan suatu garis yakni rumus phytagoras yang pernah dipelajari

yang diperlukan (S2M118), (S2M120), munculnya rumus

yang diyakini cocok untuk menyelesaikan masalah tersebut bersifat otomatis (S2M122). Hal ini berarti bahwa

rumus jarak dari titik tertentu ke suatu garis terjadi secara spontan dan segera pada subjek pada saat

yakni rumus phytagoras yang muncul secara S1 menggunakan feeling yang muncul segera secara

membaca soal, (S1M137), (S1M139). Hal ini berarti subjek

subjek menggunakan feeling yang muncul segera secara

spontan dan segera pada subjek pada saat otomatis tanpa usaha keras (dibawah sadar) yaitu muncul

otomatis tanpa usaha keras (dibawah sadar) muncul

membaca soal. Dengan demikian berarti bayangan gambar dalam pikirannya yang sekaligus terlintas

bayangan gambar dalam pikirannya pada saat membaca

subjek melibatkan berpikir intuitif dalam cara atau rumus yang diperlukan pada saat membaca soal,

soal, dengan begitu sesungguhnya subjek secara otomatis

dengan begitu sesungguhnya subjek secara otomatis dan menyelesaikan masalah.

memikirkan strategi penyelesaiannya yang merupakan

aktivitas berpikir yang melibatkan intuisi.

spontan mengatur strategi penyelesaian masalah yang merupakan ciri dari berpikir intuitif.

KBI-GKFI- S1

KBI-GKFI- S2

KBI-S-GKFI

Pada saat menyelesaikan masalah, subjek S1 memiliki maksud tertentu terhadap penggunaan gambar, yakni sebagai perantara atau jembatan yang memberikan kemudahan dalam menyelesaikan masalah tersebut (S1M107, S1M109), (S1M127), Subjek S1 terdorong untuk menggambar hingga dua kali agar masalahnya menjadi lebih jelas (S1M142), (S1M145). Subjek S1 merasa kesulitan dan kurang yakin atas penyelesaiannya tanpa bantuan gambar (S1M159), berarti gambar yang dibuat dapat membantu mempermudah penyelesaian. Gambar yang di buat oleh subjek dapat digunakan secara otomatis mengecek langsung kebenaran jawaban tersebut (S1M161 ), (S1M163). Bberarti munculnya ilustrasi gambar dalam pikiran S1 bersifat otomatis, dan berlangsung secara spontan sebagai strategi pembuka ide atau gagasan pada saat membaca soal. Munculnya ide untuk membuat gambar yang bersifat spontan dan otomatis ini merupakan ciri berpikir intuitif.

Pada saat subjek S2 melakukan aktivitas penyelesaian masalah, ia memiliki maksud tertentu terhadap penggunaan gambar, yakni sebagai perantara atau jembatan yang memberikan kemudahan dalam menyelesaikan masalah tersebut, sebagaimana jawaban tertulis subjek (S2M106, S2M107) (S2M134). Subjek S2 merasa bahwa gambar-gambar yang dibuat membantu memunculkan ide atau pikirannya (S2M140). Subjek S2 merasa kesulitan untuk menemukan solusi tanpa bantuan gambar (S2M136, S2M138). Berarti gambar yang dibuat membantu menumbuhkan ide atau pikiran sehingga mempermudah penyelesaian, dimana kemunculan ilustrasi gambar dalam pikiran S2 bersifat spontan dan otomatis berlangsung pada saat membaca soal sebagai strategi untuk melahirkan ide atau gagasan pembuka jalan menemukan penyelesaian. Munculnya ide untuk membuat gambar yang bersifat spontan dan otomatis ini merupakan ciri dari berpikir intuitif.

Subjek memiliki maksud tertentu penggunaan gambar sebagai perantara atau jembatan berpikir yang memberikan kemudahan dalam menyelesaikan masalah, bahkan subjek cenderung mensketsa gambar hingga dua kali agar masalahnya menjadi lebih jelas. Subjek merasa kurang yakin apabila tanpa gambar, berarti gambar yang dibuat membantu mempermudah penyelesaian. Hal ini berarti bahwa subjek GKFI menggunakan ilustrasi gambar yang dijadikan strategi dalam melahirkan ide atau gagasan untuk memudahkan dalam menyelesaikan masalah bersifat spontan dan segera yang merupakan ciri model intuitif, yaitu model diagrammatic.

Subjek S1 pada saat menyelesaikan masalah 1A memanfaatkan pengetahuan dan pengalaman sebelumnya (S1M165), (S1M167). Subjek S1 memiliki kecenderungan meniru aktivitas langkah penyelesaian masalah yang pernah dilakukan sebelumnya yang bersifat otomatis dan susah diketahui kapan terjadinya dan dari mana asal usulnya (S1M169). Hal ini menunjukkan bahwa S1 memanfaatkan pengetahuan dan pengalamannya yang muncul secara otomatis, segera dan spontan untuk menyelesaikan masalah, yang merupakan ciri model berpikir yang melibatkan intuisi.

Subjek S2 saat menyelesaikan masalah 1A memanfaatkan pengetahuan dan pengalaman sebelumnya. Ia merasa pernah menghadapi soal 1A walaupun subjek kesulitan untuk mengingatnya (S2M144). Subjek S2 myakin bahwa pengalamannya sangat membantu dalam menyelesaikan masalah tersebut yang datang secara tiba- tiba atau “mengalir” aja tanpa diketahui asal usulnya (S2M146), (S2M148). Dengan demikian pengalaman dan pengetahuan subjek S2 yang muncul secara tiba- tiba, bersifat spontan. Hal ini berarti subjek S2 memanfaatkan pengetahuan dan pengalamannya yang muncul secara otomatis, segera dan spontan (tahu-tahu muncul tanpa disadari dari mana asalnya) saat menyelesaikan masalah, yang merupakan ciri berpikir yang melibatkan intuisi.

Subjek memanfaatkan pengetahuan dan pengalaman sebelumnya dalam menyelesaikan masalah. Subjek cenderung meniru langkah penyelesaian serupa yang pernah dilakukan sebelumnya. Menurutnya pengalaman sebelumnya secara otomatis menjadi pengetahuan sekarang yang muncul tiba-tiba tidak disadari dari manaa asal usulnya. Berarti kemunculan ide yang didasarkan pengalaman subjek GKFI yang bersifat segera (immediately) dan secara tiba-tiba, dan spontan tersebut termasuk salah satu ciri berpikir yang melibatkan intuisi dalam menyelesaikan masalah yang disebut model intuitif analogy.

KBI-GKFI- S1

KBI-GKFI- S2

KBI-S-GKFI

Ketika subjek mengalami kesulitan saat menyelesaikan masalah ia memilih diam sejenak atau istirahat. Pada saat diam subjek secara otomatis merenung, membayangkan gambar sehingga subjek secara tiba- tiba menemukan langkah penyelesaian yang baik, yakni dengan menemukan kesamaan luas dua segitiga, yaitu segitiga TDB dan segitiga BDT, (S1M153). Ia merasa yakin bahwa hasil jawabannya benar (S1M171), (S1M173). Subjek S1 cenderung mengabaikan hal-hal yang dianggapnya kurang penting, karena dianggap telah memenuhi persyaratan seperti “jawaban akhir yaitu menentukan jarak x =

2 7 tanpa satuan. Menurutnya, yang demikian biasanya udah mengerti maksudnya dan tidak dipermasalahkan, (S1M153), (S1M155). Hal ini berarti bahwa subjek S1 dalam upaya menyelesaikan masalah menggunakan berpikir bersifat langsung (direct), singkat serta bersifat implisit (implicitly) berarti S1 menggunakan berpikir yang melibatkan intuisi.

Ketika subjek mengalami kesulitian atau menemui jalan buntu dalam menyelesaikan soal, ia memilih diam sambil mengamati gambar yang dibuat sambil merenung dan membayangkan langkah selanjutnya. Subjek S2 dalam menyelesaikan soal cenderung mengabaikan hal-hal yang dirasa kurang penting baginya, seperti tidak menuliskan hal penting dari soal, apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan. Ia merasa bahwa semua orang memahami maksudnya dan menganggap langkah tersebut justru menyulitkan (S2M124), (S2M126). Subjek S2 juga tidak menuliskan satuan pada jawaban akhir, ia beranggapan bahwa pasti dibenarkan, (S2M150, S2M152). Hal ini menunjukkan bahwa subjek S2 menggunakan berpikir dengan langkah algoritma berlangsung secara cepat, bersifat implisit. Namun demikian aktivitas berpikir atau kejadian yang bersifat langsung (direct), singkat serta bersifat implisit (implicitly) bertati S1 menggunakan berpikir yang melibatkan intuisi.

Subjek memilih diam sambil mengamati gambar yang dibuat sambil merenung dan membayangkan langkah selanjutnya pada saat mengalami kesulitian atau menemui jalan buntu dalam menyelesaikan soal. Subjek melakukan langkah algoritmis yang merupakan aktivitas berpikir analaitis berlangsung secara cepat, bersifat implisit. Subjek tidak menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan, termasuk tidak menuliskan satuan panjang pada hasil akhir, padahal subjek sesungguhnya merasa hal demikian diperlukan untuk menyelesaikan masalah, akan tetapi ia lebih memilih menjawab langsung agar lebih singkat dan cepat. Keadaan yang dimikian aktivitas berpikir yang dilakukan subjek melibatkan intuisi. Karakter berpikir intuitif yang digunakan subjek GKFI adalah model intuitif tacit.

Secara umum subjek S1 memahami secara langsung, cepat, terkadang muncul ide secara spontan dan tiba- tiba terhadap fakta yang berupa teks soal tanpa serangkaian proses berpikir dapat dikatakan kognisi segera (immediate cognition). Kognisi segera ini merupakan ciri dari berpikir yang melibatkan intuisi. Adapun karakteristik berpikir intuitif yang digunakan subjek S1 dalam menyelesaian masalah geometri, seperti ditunjukkan penyelesaian masalah yang dilakukan S1 secara cepat, tanpa prosedur yang berbelit-belit, yang kemunculannya bersifat langsung dan segera. Selain hal di atas, subjek S1 menggunakan

Secara umum subjek S2 memahami secara langsung, spontan terhadap fakta yang berupa teks soal tanpa serangkaian proses berpikir dikatakan kognisi segera (immediate cognition) dan tiba-tiba (suddently). Kognisi segera ini merupakan ciri dari berpikir yang melibatkan intuisi. Adapun karakteristik berpikir intuitif yang digunakan subjek S2 dalam menyelesaikan masalah geometri, seperti ditunjukkan dengan adanya penyelesaian masalah yang dilakukan oleh subjek S2 melalui prosedur, seperti menggunakan rumus pythagoras untuk menentukan jarak atau menggunakan gambar-gambar segitiga yang dikonstruksi secara langsung dan segera yang ditopang

Subjek menerima dan memahami secara langsung, terkadang muncul ide secara spontan dan tiba-tiba terhadap fakta yang berupa teks soal tanpa serangkaian proses berpikir dapat dikatakan kognisi segera (immediate cognition). Berdasarkan hasil jawaban subjek dalam menyelesaikan masalah geometri, seperti ditunjukkan dengan adanya penyelesaian masalah yang dilakukan secara cepat, tanpa prosedur yang berbelit-belit, yang kemunculannya bersifat

KBI-GKFI- S1

KBI-GKFI- S2

KBI-S-GKFI

rumus pythagoras dalam menentukan jarak titik B ke TD. Di samping itu, hasil jawaban tertulis dan hasil wawancara berbasis tugas diperoleh temuan bahwa jawaban subjek menunjukkan kebenaran hasil penyelesaian masalah yang dikerjakan subjek S1 didasarkan pada pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki, seperti memanfaatkan gambar limas beraturan T.ABCD. Hal ini menunjukkan bahwa sesungguhnya aktivitas yang dilakukan subjek S1 secara implisit dapat memunculkan ide atau gagasan sebagai langkah awal menyelesaikan masalah yang digerakkan oleh perasaan dan ditopang pengalaman sebelumnya (pada saat menghadapi soal waktu di SMP) yang hadir segera atau mungkin secara tiba-tiba pada saat membaca soal. Munculnya ide atau gagasan langkah awal dengan segera atau terkadang secara tiba-tiba yang ditopang oleh pengalaman sebelumnya yang terjadi tanpa diketahui asal usulnya tersebut merupakan karakter berpikir intuitif.

pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki subjek S2, seperti memanfaatkan gambar limas T.ABCD yang muncul pada saat membaca soal, serta ditopang pengalaman sebelumnya pada saat menghadapi soal waktu duduk di bangku SMP. Namun demikian dengan mencermati bahwa pengalaman subjek S2 ini memberikan kemudahan atau menjadi jembatan untuk menemukan solusi yang muncul pada saat membaca soal yang bersifat otomatis (dibawah kesadaran atau tanpa dipikirkan sebelumnya) merupakan karakter berpikir yang melibatkan intuisi.

langsung dan segera. Subjek menggunakan rumus pythagoras dalam menentukan jarak titik B ke TD didasarkan pada pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki, seperti memanfaatkan gambar limas beraturan T.ABCD. Hal ini sesungguhnya aktivitas yang dilakukan subjek S1 secara implisit dapat muncul ide atau gagasan sebagai langkah awal menyelesaikan masalah yang digerakkan oleh perasaan dan ditopang pengalaman sebelumnya pada saat menghadapi soal waktu di SMP yang hadir segera atau mungkin secara tiba-tiba pada saat membaca soal. Pengalaman subjek GKFI ini muncul pada saat membaca soal yang bersifat otomatis diluar kesadaran atau tanpa dipikirkan sebelumnya. Aktivitas berpikir seperti ini tergolong berpikir intuitif common Sense.

Berdasarkan paparan data pada tabel di atas, dapat diuraikan tentang karakteristik berpikir intuitif subjek GKFI dalam menyelesaikan masalah geometri dengan tahapan-tahapan memahami masalah, menentukan strategi dan menemukan solusi adalah sebagai berikut.

Sebelum menyelesaikan masalah, subjek berusaha memahami soal melalui membaca sekali secara sepintas lalu, yakni dengan memperhatikan pertanyaan dan angka-angkanya. Dengan demikian berarti subjek GKFI memahami masalah secara langsung (direct) dan spontan terjadi pada saat membaca soal, yakni dengan memperhatikan angka-angka dan pertanyaannya yang merupakan aktivitas berpikir intuitif yang dianalogikan sebagai pandangan periferal yang bersifat global. Subjek saat membaca soal (memahami masalah) secara implisit membayangkan objek serta memikirkan strategi penyelesaian secara otomatis. Hal ini berarti penggunaan rumus jarak dari titik tertentu ke suatu garis yakni rumus phytagoras yang muncul secara spontan dan segera pada subjek pada saat membaca soal. Dengan demikian berarti subjek melibatkan berpikir intuitif dalam menyelesaikan masalah.

Subjek GKFI tidak menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan, termasuk tidak menuliskan satuan panjang pada hasil akhir, padahal subjek sesungguhnya merasa hal demikian diperlukan untuk menyelesaikan masalah, akan tetapi ia lebih memilih menjawab langsung agar lebih singkat dan cepat. Keadaan yang dimikian aktivitas berpikir yang dilakukan subjek melibatkan intuisi. Karakter berpikir intuitif yang digunakan subjek GKFI adalah model intuitif tacit.

Subjek GKFI memiliki maksud tertentu penggunaan gambar sebagai perantara atau jembatan berpikir yang memberikan kemudahan dalam menyelesaikan masalah, bahkan subjek cenderung mensketsa gambar hingga dua kali agar masalahnya menjadi lebih jelas. Subjek merasa kurang yakin apabila tanpa gambar, berarti gambar yang dibuat membantu mempermudah penyelesaian. Hal ini berarti bahwa subjek GKFI menggunakan ilustrasi gambar yang dijadikan strategi dalam melahirkan ide atau gagasan untuk memudahkan dalam menyelesaikan masalah bersifat spontan dan segera yang merupakan ciri model intuitif, yaitu model diagrammatic

Subjek GKFI memanfaatkan pengetahuan dan pengalaman sebelumnya dalam menyelesaikan masalah. Subjek cenderung meniru langkah penyelesaian serupa yang pernah dilakukan sebelumnya. Menurutnya pengalaman sebelumnya secara otomatis menjadi pengetahuan sekarang yang muncul tiba- tiba tidak disadari dari manaa asal usulnya. Berarti kemunculan ide yang didasarkan pengalaman subjek GKFI yang bersifat segera (immediately) dan secara tiba-tiba (suddently), dan spontan tersebut termasuk salah satu ciri berpikir yang melibatkan intuisi dalam menyelesaikan masalah yang disebut model intuitif analogy.

Subjek GKFI memilih diam sambil mengamati gambar yang dibuat sambil merenung dan membayangkan langkah selanjutnya pada saat mengalami kesulitian atau menemui jalan buntu dalam menyelesaikan soal. Subjek melakukan langkah algoritmis yang merupakan aktivitas berpikir analaitis berlangsung secara cepat, bersifat implisit. Subjek tidak menuliskan apa yang Subjek GKFI memilih diam sambil mengamati gambar yang dibuat sambil merenung dan membayangkan langkah selanjutnya pada saat mengalami kesulitian atau menemui jalan buntu dalam menyelesaikan soal. Subjek melakukan langkah algoritmis yang merupakan aktivitas berpikir analaitis berlangsung secara cepat, bersifat implisit. Subjek tidak menuliskan apa yang

Subjek GKFI menerima dan memahami secara langsung, terkadang muncul ide secara spontan dan tiba-tiba terhadap fakta yang berupa teks soal tanpa serangkaian proses berpikir dapat dikatakan kognisi segera (immediate cognition). Berdasarkan hasil jawaban subjek dalam menyelesaikan masalah geometri, seperti ditunjukkan dengan adanya penyelesaian masalah yang dilakukan secara cepat, tanpa prosedur yang berbelit-belit, yang kemunculannya bersifat langsung dan segera. Subjek menggunakan rumus pythagoras dalam menentukan jarak titik B ke TD didasarkan pada pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki, seperti memanfaatkan gambar limas beraturan T.ABCD. Hal ini sesungguhnya aktivitas yang dilakukan subjek S1 secara implisit dapat muncul ide atau gagasan sebagai langkah awal menyelesaikan masalah yang digerakkan oleh perasaan dan ditopang pengalaman sebelumnya pada saat menghadapi soal waktu di SMP yang hadir segera atau mungkin secara tiba-tiba pada saat membaca soal. Pengalaman subjek GKFI ini muncul pada saat membaca soal yang bersifat otomatis diluar kesadaran atau tanpa dipikirkan sebelumnya. Aktivitas berpikir seperti ini tergolong berpikir intuitif common Sense.

Dokumen yang terkait

Kajian Karakteristik Fisik, Kimia dan Mikrobiologis Edible Film dari Tiga Jenis Pati (Kimpul, Ubi Jalar Putih dan Singkong) dengan Penambahan Filtrat Kunyit (Curcuma longa Linn.) Sebagai Penghambat Bakteri Salmonella.

16 119 21

PERBEDAAN ANATOMI JARINGAN EPIDERMIS DAN STOMATA BERBAGAI DAUN GENUS ALLAMANDA (Dikembangkan menjadi Handout Siswa Biologi Kelas XI SMA)

5 148 23

Konstruksi Media tentang Kontroversi Penerimaan Siswa Baru di Kota Malang (Analisis Framing pada Surat Kabar Radar Malang Periode 30 Juni – 3 Juli 2012)

0 72 56

Pendampingan Pada Siswa Berkesulitan Belajar Di SDI ISKANDAR SAID Surabaya

0 16 2

Hubungan Antara Iklim Sekolah Dengan Disiplin Siswa Di SMP Hutama Pondok Gede Bekasi

1 73 93

Karakteristik sintaksis ayat-ayat makiyah

0 41 2

Perancangan Sistem Informasi Akademik Pada SMK Bina Siswa 1 Gununghalu

27 252 1

PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA (Studi Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA1 SMA Negeri 1 Bukit Kemuning Semester Ganjil T

47 275 59

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF EXAMPLE NON EXAMPLE TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR RASIONAL SISWA PADA MATERI POKOK PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Waway Karya Lampung Timur Tahun Pela

7 98 60

Studi Perbandingan Sikap Sosial Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaraan Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray dan Think Pair Share Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu

3 49 84