Paparan dan Penyimpulan Data Subjek S1 Bergaya Kognitif Field Independent (GKFI) dalam Menyelesaikan Masalah Geometri.

C. Paparan dan Penyimpulan Data Subjek S1 Bergaya Kognitif Field Independent (GKFI) dalam Menyelesaikan Masalah Geometri.

Paparan dan penyimpulan data hasil tertulis subjek S1 dalam menyelesaikan masalah geometri dan hasil wawancara berbasis tugas masalah 1A atau M1 serta paparan dan penyimpulan data hasil tertulis subjek S1 dalam menyelesaikan masalah geometri dan hasil wawancara berbasis tugas masalah 1B atau M2.

1. Paparan Data Subjek S1 Bergaya Kognitif Field Independent GKFI dalam Menyelesaikan Masalah 1A (M1)

Berikut ini dipaparkan tentang transkrip wawancara dan aktivitas S1 pada saat menyelesaikan masalah 1A atau M1 yang dilaksanakan pada hari Senin tanggal 24 Maret 2014. Kegiatan ini berlangsung selama 60 menit, yaitu mulai pukul 08.30 sampai dengan pukul 09.30 WIB. Adapaun transkrip wawancara dan aktivitas S1 pada saat menyelesaikan masalah 1A (S1M1) dipaparkan pada Tabel 4.2 berikut.

Tabel

4.2 Transkrip Wawancara S1M1 pada tanggal 24 Maret 2014.

Wawancara

Kode

P : coba kamu baca soal ini, kemudian jika kamu sudah memahami S1M101 maksudnya bisa dikerjakan, apakah kamu siap? S1 : baik pak, saya coba pak

S1M102 P : baiklah, silakan. Nanti kalau sudah dikerjakan kamu katakan

S1M103 selesai ya! S1 : Baiklah pak. (S1 membaca soal dan berusaha untuk memahami

S1M104 soal, ia tampak serius, sesekali menatap ke atas terus menulis lagi, sambil memukul-mukulkan bulpoin pada meja, kemudian ia menulis kembali terkadang tangannya menggaruk-garuk kepala, kemudian melanjutkan tulisannya), tak lama kemudian kurang lebih 3 menit S1 menyatakan sudah selesai.

P : waw, sudah selesai, kok cepat sekali! S1M105 S1 : ya pak, tapi hasilnya benar atau salah saya tidak tahu, pokoknya

S1M106 seperti ini (sambil menyerahkan hasil jawabannya)

S1M107

S1M108

S1M109

S1M110

S1M111

P : Bagaimana kamu bisa menjawab soal ini? Coba ceritakan? S1M112 S1 : Baik pak, awalnya saya baca soalnya pak, terus saya pahami

S1M113 maksudnya, terus dikerjakan P

: bagaimana dan kapan kamu bisa memahami maksud soal ini? S1M114 S1 : pada saat membaca soal pak

S1M115 P

: berapa kali kamu membaca untuk memahami soal ini? S1M116 S1 : Kebetulan satu kali pak, tapi saya hanya lihat pertanyaan juga

S1M117 dilihat sepintas data atau angka-angkanya yang diketahui P

: Apa yang kamu ketahui tentang soal tersebut S1M118 S1 : Ya tentang limas beraturan T.ABCD yang panjang AB = 3 cm,

S1M119 TA= 6 cm, dan ditanya jarak B ke TD

Wawancara

Kode

P : Apa yang terbayang atau yang dipikirkan pada saat kamu S1M120 membaca soal tersebut? S1 : Yang terbayang gambarnya, kemudian rumus-rumusnya pak.

S1M121 P

: gambar apa? S1M122 S1 : ya gambar limas beraturan pak,

S1M123 P

: Kapan rumusnya ditemukan? S1M124 S1 : Pada saat memahami soal otomatis kalo udah paham rumusnya

S1M125 muncul dengan sendirinya P

: Untuk apa gambar itu, kan tidak ada perintah menggambar? S1M126 S1 : biar lebih jelas dan bisa memudahkan saya dalam menjawab pak

S1M127 P

: Terus, bagaimana langkah selanjutnya?. S1M128 S1 : Kemudian langsung saya lakukan hitungan seperti ini pak (subjek

S1M129 menunjuk hasil jawabannya) P

: Apa sebenarnya yang dicari? S1M130 S1 : jarak titik B ke TD (sambil menunjuk soal)

S1M131 P

: kamu menjawab dengan rumus. Rumus apa, bisa dijelaskan? S1M132 S1 : ya rumus mencari panjang pak (seperti ini rumus pythagoras).

S1M133 P

: Apakah kamu memikirkan terlebih dahulu rumus yang akan S1M134 digunakan dalam menyelesaikan soal ini? S1 : Ya pada saat memahami soal otomatis kalo sudah paham

S1M135 rumusnyamuncul dengan sendirinya. P

: apa maksudnya muncul otomatis? S1M136 S1 : Ketika tahu masalah limas, ya langsung ingat rumusnya.

S1M137 P

: berarti kamu tidak memikirkan rumusnya terlebih dahulu? S1M138 S1 : bukan begitu pak, tapi rumusnya udah jelas, paling ya gitu.

S1M139 P

: apakah gambar ini sesuai yang dimaksud dari soal itu? S1M140 S1 : ya kira-kira begitu pak.

S1M141 P

: mengapa kamu menggambar hingga dua kali (sambil menunjuk S1M142 lembar jawaban) S1 : ya biar tambah gamblang pak.

S1M143 P

: Apa maksudnya biar gamblang? S1M144 S1 : Agar lebih jelas pak, kan kalo digambar ini masih sulit

S1M145 ngebayangin (subjek menunjuk gambar pertama) P

: apakah kamu yakin bahwa jawaban kamu benar? S1M146 S1 : Ya pak

S1M147 P

: Kalau saya amati jawabanmu, kamu tidak menuliskan apa yang S1M148 diketahui dan apa yang ditanyakan, mengapa? S1 : Ya benar pak, karena saya rasa dengan gambar udah jelas

S1M149 maksudnya.

Wawancara

Kode

P : jelas bagaimana ? S1M150

S1 : Ya biasanya sudah tahu pak, seperti tulisan ini (S1menunjuk tulisan S1M151

angka-angka pada gambar). P

: kamu tadi agak terdiam, apa yang kamu pikirkan? S1M152 S1 : sebenarnya saya kesulitan menentukan jarak B ke TD, tapi tiba-

S1M153 tiba saya ingat bahwa segitiga ini (  BDT) dan yang ini (TDB) luasnya kan sama, sedang tinggi ini bisa dicari seperti ini (sambil menunjuk jawaban), saya misalkan tingginya t dan x, dari situ akhirnya bisa ditemukan.

P : o ya jarak yang kamu tetapkan adalah 3 �= 7, tanpa satuan, S1M154

mengapa? S1 : ya pak, biasanya tanpa satuan sudah dimaklumi oleh guru

S1M155 P

: apa maksudnya sudah dimaklumi? S1M156 S1 : biasanya guru udah mengerti maksudnya dan tidak

S1M157 mempermasalahkan, berarti saya yakin dibenarkan P

: Oke. Kenapa kamu menggunakan gambar seperti ini (peneliti S1M158 menunjuk gambar yang buat subjek) S1 : Untuk memudahkan aja pak.

S1M159 P

: Apakah kamu bisa menyelesaikan soal seperti ini tanpa gambar? S1M160 S1 : sebenarnya bisa pak, tapi hasilnya kurang meyakinkan.

S1M161 P

: Kalau menggunakan gambar, apakah kamu lebih mudah dan lebih S1M162 yakin kebenaran jawabanmu? S1 : Ya pak, soalnya saya bisa sambil ngecek langsung, apakah rumus

S1M163 yang saya gunakan cocok untuk menghitung soal ini. P

: apa maksudnya bisa ngecek langsung? S1M164

S1 : ya melalui gambar secara otomatis dapat melihat apakah jawaban S1M165

benar dan masuk akal atau tidak. P

: apakah kamu pernah mengahadapi masalah/soal seperti ini? S1M166 S1 : sepertinya pernah pak, tapi persisnya saya lupa

S1M167 P

: apa maksudnya persisnya lupa? S1M168 S1 : mungkin soalnya tidak sama, tapi intinya mirip pak, itu dulu

S1M169 P

: O begitu. Apakah kamu meniru cara yang pernah kamu lakukan S1M170 tempo dulu? S1 : waduh susah mengingatnya, ya mungkin begitu, kan itu

S1M171 pengalaman dulu otomatis menjadi pengetahuan sekarang, tapi susah diingat-ingat dari mana asalnya, pokoknya seperti itu caranya

P : apakah kamu yakin bahwa hasil yang kamu temukan itu benar S1M172 S1 : ya yakin pak.

S1M173

Wawancara

Kode

P : apakah kamu dapat memberikan alasan, mengapa? S1M174 S1 : ya kan udah sesuai rumusnya pak

S1M175 P

: rumus yang mana? S1M176 S1 : ya rumus mencari panjang

S1M177

Berdasarkan paparan data hasil aktivitas subjek S1 dalam menyelesaikan masalah 1A atau M1 secara tertulis dan data hasil wawancara berbasis tugas sebagaimana di atas, dapat dikemukakan kategori-kategori sebagai berikut:

1. Sebelum menyelesaikan masalah, subjek berusaha memahami soal melalui membaca. Subjek langsung memahami masalah (soal) dengan membaca soal satu kali dengan memperhatikan secara sepintas pertanyaan dan angka- angkanya yang diketahui (S1M113). Subjek langsung menuliskan apa yang dipahami melalui ilustrasi gambar (S1M117).

2. Subjek S1 secara implisit membayangkan objek pada saat membaca soal, yakni gambar limas dan pada saat bersamaan membayangkan rumusnya (S1M121, S1M123). Rumus phytagoras diperoleh secara tiba-tiba pada saat memahami soal (S1M125), (S1M137), dan (S1M139).

3. Subjek memiliki maksud tertentu terhadap gambar yang dibuat, yaitu sebagai perantara atau jembatan yang memberikan kemudahan dalam menyelesaikan masalah tersebut (S1M107), (S1M109) dan (S1M127). Subjek membuat gambar hingga dua kali agar masalahnya menjadi lebih 3. Subjek memiliki maksud tertentu terhadap gambar yang dibuat, yaitu sebagai perantara atau jembatan yang memberikan kemudahan dalam menyelesaikan masalah tersebut (S1M107), (S1M109) dan (S1M127). Subjek membuat gambar hingga dua kali agar masalahnya menjadi lebih

4. Subjek S1 secara tidak sadar telah memanfaatkan pengetahuan dan pengalaman sebelumnya dalam menyelesaikan M1. Ia secara otomatis meniru langkah penyelesaian masalah yang pernah dilakukan sebelumnya (S1M167), (S1M169), dan (S1M171).

5. Pada saat subjek mengalami kesulitan atau kebuntuan, ia memilih diam atau istirahat sejenak (merenung atau membayangkan objeknya). Pemerolehan ide langkah penyelesaian datang secara tiba-tiba saat subjek merenung, yakni dengan melihat kesamaan luas dua segitiga, yaitu segitiga TDB dan segitiga BDT sehingga masalah yang dicari dapat ditemukan (S1M153). Ia merasa yakin bahwa hasil jawabannya benar (S1M173), (S1M175). Subjek tidak menuliskan satuan pada jawaban akhir, menurutnya walaupun tanpa satuan biasanya sudah dimengerti dan tidak dipermasalahkan, serta ia yakin bahwa jawaban yang dibuat pasti dibenarkan (S1M155), (S1M157).

Untuk memvalidasi data temuan penelitian di atas, peneliti melakukan triangulasi waktu dengan melakukan pengambilan data kedua, yaitu melakukan tes yang dilanjutkan kegiatan wawancara berbasis tugas untuk masalah 1B atau M2 yang memliki bobot sama atau setara dengan masalah 1A atau M1. Teknik triangulasi ini dilakukan agar diperoleh temuan data yang valid dan kredibel.

2. Paparan Data Subjek S1 Bergaya Kognitif Field Independent (GKFI-S1) dalam Menyelesaikan Masalah 2 (M2)

Berikut ini dipaparkan tentang transkrip wawancara dan aktivitas S1 pada saat menyelesaikan masalah 1B atau M2 yang dilaksanakan pada hari Senin tanggal 31 Maret 2014 di tempat sekolah S1. Kegiatan ini memerlukan waktu kurang lebih 45 menit, yaitu mulai pukul 08.00 sampai dengan pukul 08.45 WIB. Adapun transkrip wawancara dan aktivitas S1 pada saat menyelesaikan masalah 1B (S1M2) dipaparkan pada Tabel 4.3 berikut.

Tabel 4.3 Transkrip Wawancara dan Hasil Jawaban S1 dalam Menyelesaikan masalah 1B (S1M2) tanggal 31 Maret 2014

Wawancara Kode P

: Silakan kamu baca dulu, jika sudah paham bisa dikerjakan! S1M201 S1 : Baiklah pak. (subjek berusaha memahami masalah dengan

S1M202 membaca dalam hati, dan tak lamu kemudian subjek langsung mengerjakan), dan dalam waktu kurang lebih 2 menit, subjek mampu menyelesaikannya.

P : wah kamu udah bisa menyelesaikan masalahnya! S1M203 S1 : Ya pak, seperti ini kira-kira.

S1M204

Wawancara Kode

S1M205

S1M206

S1M207

S1M208

P : Bagaimana kamu bisa menjawab soal ini? Coba ceritakan? S1M209

S1 : Baik pak, awalnya saya baca soalnya seperti biasa pak, terus saya S1M210

berusaha memahami maksudnya, terus dikerjakan P

: Apa maksudnya seperti biasa? S1M211 S1 : Ya biasanya saya perhatikan angka-angka dan pertanyaannya.

S1M212 P

: apa yang terbayang dipikiran kamu pada saat membaca soal? S1M213 S1 : yang terbayang gambar limas pak

S1M214 P

: lalu apa yang terbayang lainnya? S1M215 S1 : jarak K ke TM

S1M216 P

: kira-kira rumus apa yang bisa digunakan? S1M217 S1 : ya rumus jarak pak, seperti rumus pythagoras-lah.

S1M218 P

: Terus, bagaimana langkah selanjutnya?. S1M219 S1 : terus saya gambar dulu pak seperti ini (subjek menunjuk gambar)

S1M220 P

: Apakah pada saat membaca soal, kamu memikirkan langkah S1M221 penyelesaiannya? S1 : Ya pasti otomatis pak, dari gambar ini jelas rumusnya.

S1M222 P

: Pada saat apa rumus tersebut muncul dipikiranmu? S1M223 S1 : Pada saat membaca pertanyaan soal pak.

S1M224 P

: Kamu tidak menuliskan apa yang diketahui dan yang ditanyakan, S1M225 mengapa? S1 : Agar lebih cepat aja pak, kan sudah bisa melihat gambar.

S1M126 P

: Oke. Kenapa kamu menggunakan gambar seperti ini (peneliti S1M227 menunjuk dua gambar yang buat subjek) S1 : agar mudah aja pak.

S1M228

Wawancara Kode P

: Kenapa kamu menggambar hingga dua kali, bisa diceritkan? S1M229 S1 : supaya lebih kongkrit aja pak. Soalnya gambar yang ini (soal

S1M230 pertama) agak rumit karena berada dalam limas. P

: Apakah kamu bisa menyelesaikan soal seperti ini tanpa gambar? S1M231 S1 : Sebenarnya bisa pak, tapi kurang meyakinkan hasilnya.

S1M232 P

: Apakah gambar yang kamu lukiskan membantu kamu dalam S1M233 menyelesaikan soal ini? S1 : Ya pak, dengan melihat gambar, saya rasa masalahnya menjadi

S1M234 lebih simpel. P

: Apa maksudnya lebih simpel? S1M235 S1 : Lebih sederhana pak, sehingga mudah dipahami (maksudnya

S1M236 diselesaikan) P

: Kenapa kok bisa begitu? S1M237 S1 : Soalnya saya bisa sambil ngecek langsung, apakah rumus yang

S1M238 saya gunakan cocok untuk menghitung soal ini. P

: apakah kamu pernah menghadapi masalah seperti ini? S1M239

S1 : ya pernah pak, tapi saya sudah lupa pak, mungkin waktu SMP pak. S1M240 P

: apakah kamu meniru langkah atau cara penyelesaian seperti soal S1M241 yang pernah kamu hadapi? S1 : ya gimana ya pak, mungkin ia pak, tapi susah mengingatnya

S1M242 P

: apa maksud dari susah mengingatnya? S1M243 S1 : begini pak, saya tidak tahu atau lupa cara yang dulu apakah

S1M244 seperti ini atau tidak. P

: kalo saya amati jawabanmu, disini kamu tulis rumus pythagoras S1M245 (menunjuk tulisan S1), mengapa? S1 : ya benar pak, kan yang dicari panjang

S1M246 P

: kamu kok langsung menentukan jarak dengan menghitung tinggi S1M247 setiga ini (peneliti menunjuk gambar), mengapa kok tidak sama seperti pada soal kemaren?

S1 : untuk soal ini kan jelas udah jelas pak S1M248 P

: apa maksudnya udah jelas? S1M249 S1 : pikiran saya sebenarnya mau ngitung seperti langkah kemaren,

S1M250 tapi saya baru sadar kalo segitiga yang ini sama sisi, jadi langsung aja seperti ini.

P : Kamu menentukan jarak tersebut dengan simbol � = 6 6 tanpa S1M251 satuan. Mengapa? S1 : O ya pak, sebenarnya saya sadar, tapi biasanya begini aja udah

S1M252 benar (subjek menunjuk jawaban) P

: apa maksudnya biasanya udah benar? S1M253 S1 : ya, kebanyakan guru menilai bahwa hitungan seperti ini sudah

S1M254 benar, jadi biar cepat aja.

Berdasarkan paparan data hasil aktivitas subjek S1 dalam menyelesaikan masalah 1B atau M2 secara tertulis dan data hasil wawancara berbasis tugas sebagaimana di atas, dapat dikemukakan kategori-kategori sebagai berikut:

1. Sebelum menyelesaikan masalah subjek berusaha memahami masalah dengan membaca soal terlebih dahulu (S1M210). Subjek memahami soal secara langsung, yakni pada saat membaca soal dengan memperhatikan angka-angka dan pertanyaannya. (S1M212). Subjek langsung menuliskan apa yang ia pahami berdasarkan apa yang ia bayangkan melalui ilustrasi gambar (S1M205), (S1M214).

2. Subjek S1 secara implisit juga membayangkan strategi penyelesaian masalah pada saat membaca soal, membayangkan rumus yang cocok, yakni rumus jarak dengan menggunkan rumus pythagoras (S1M216), (S1M218).

3. Subjek S1 langsung menyelesaikan masalah melalui perantara gambar digunakan untuk memudahkan memunculkan ide dalam menemukan jawaban (S1M205, S1M206), (S1M220). Subjek S1 merasa lebih mudah menggunakan perantara gambar (S1M228). Ia merasa masalah yang dihadapi menjadi lebih kongkret (S1M230). Tanpa bantuan gambar subjek merasa kurang yakin terhadap hasil yang diperolehnya (S1M232). Dengan bantuan perantara gambar menjadikan masalah yang dihadapi menjadi sederhana dan mudah dipahami (S1M234), (S1M236). Gambar yang dibuat dapat memunculkan ide atau 3. Subjek S1 langsung menyelesaikan masalah melalui perantara gambar digunakan untuk memudahkan memunculkan ide dalam menemukan jawaban (S1M205, S1M206), (S1M220). Subjek S1 merasa lebih mudah menggunakan perantara gambar (S1M228). Ia merasa masalah yang dihadapi menjadi lebih kongkret (S1M230). Tanpa bantuan gambar subjek merasa kurang yakin terhadap hasil yang diperolehnya (S1M232). Dengan bantuan perantara gambar menjadikan masalah yang dihadapi menjadi sederhana dan mudah dipahami (S1M234), (S1M236). Gambar yang dibuat dapat memunculkan ide atau

4. Subjek S1 secara otomatis atau tidak menyadari telah memanfaatkan pengetahuan dan pengalaman sebelumnya dalam menyelesaikan M2 (S1M238), (S1M240), (S1M244). Pada saat memperhatikan gambar yang dibuat subjek spontan sadar bahwa ternyata segitiga yang dibuat adalah sama sisi sehingga dapat dicari jaraknya (S1M250).

5. Ketika subjek mengalami kesulitian atau kebuntuan dalam menyelesaikan soal, ia justru diam atau istirahat sejenak sambil memperhatikan gambarnya, kemudian secara tiba-tiba subjek dapat menetapkan langkah penyelesaian dengan baik, yakni dengan menggunakan konsep segitiga sama sisi (S1M250). Subjek S2 dalam menentukan hasil akhir, yakni �=66 tanpa satuan, ia merasa yakin bahwa jawabannya sudah benar dan tidak pernah dipermasalahkan (S1M240), (S1M254).

3. Validasi dan Kredibelitas Data Subjek S1 Bergaya Kognitif Field Independent (GKFI-S1) dalam Menyelesaikan Masalah Geometri

Validasi data dilakukan dengan cara membandingkan data hasil wawancara berbasis tugas masalah 1A (S1M1) dan data hasil wawancara berbasis tugas masalah 1B (S1M2). Berdasarkan temuan kategori-kategori data subjek S1 dalam menyelesaikan masalah 1A (S1M1) dan temuan kategori- kategori data subjek S1 dalam menyelesaikan masalah 1B (S1M2) disajikan pada tabel 4.4 berikut.

Tabel 4.4 Validasi Data hasil wawancara Berbasis Tugas S1M1 dan S1M2

Kategori Data S1M1 Kategori Data S1M2

Sebelum menyelesaikan masalah, subjek Sebelum menyelesaikan masalah subjek berusaha memahami masalah melalui

berusaha memahami masalah pada saat membaca soal. Subjek memahami soal

membaca soal dengan memperhatikan pada saat membaca soal satu kali. Subjek angka-angka dan pertanyaannya. Subjek langsung menuliskan apa yang ia pahami langsung menuliskan apa yang ia melalui ilustrasi gambar (S1M113), dan

pahami berdasarkan apa yang ia (S1M117).

bayangkan melalui ilustrasi gambar (S1M205), (S1M212), dan (S1M214). Subjek S1 secara implisit juga

Subjek S1 secara implisit membayangkan memikirkan strategi penyelesaian

objek pada saat membaca soal. Subjek masalah pada saat membaca soal, yakni

membayangkan gambar yang sekaligus membayangkan rumus yang cocok

memikirkan strategi yang cocok untuk untuk menghitung jarak. Subjek dengan

menyelesaikan masalah. Subjek langsung spontan menemukan cara menentukan

membayangkan gambarnya. (S1M121), jarak dengan rumus pythagoras

(S1M123), (S1M125), (S1M137) dan (S1M216), dan (S1M218).

(S1M139). Subjek S1 menyelesaikan masalah

Subjek memiliki maksud tertentu secara langsung melalui ilustrasi

terhadap penggunaan gambar, yakni gambar yang dijadikan perantara

sebagai perantara atau jembatan yang (jembatan) memudahkan menemukan

memberikan kemudahan dalam jawaban. Subjek merasa kesulitan

menyelesaikan masalah tersebut. Subjek menyelesaikan soal ini tanpa bantuan

merasa kesulitan menyelesaikan masalah gambar. Menurutnya, tanpa bantuan

tanpa perantara gambar. Melalui gambar gambar subjek kurang yakin apakah

yang dibuat subjek merasa lebih jelas, jawabannya benar atau salah. Subjek

sehingga dapat mengecek lansung merasa bahwa dengan gambar dapat

kebenaran dari jawaban berdasarkan membuka ide atau gagasan tentang

gambar yang dibuat. Melalui gambar rumus apa yang cocok sekaligus dapat

yang dibuat subjek menemukan ide mengontrol apakah hasil jawabannya

bahwa luas segitiga adalah sama benar atau tidak (S1M205), (S1M206),

walaupun alasnya dilihat dari sisi yang (S1M220), (S1M228), (S1M230),

berbeda pada segitiga tersebut (S1M107), (S1M232), (S1M234), (S1M236), dan

(S1M109), (S1M127), (S1M142),

(S1M238).

(S1M145), (S1M153), (S1M159), (S1M161), dan (S1M163).

Kategori Data S1M1 Kategori Data S1M2

Subjek S1 memanfaatkan pengetahuan Subjek S1 memanfaatkan pengetahuan

dan pengalaman sebelumnya dalam dan pengalaman sebelumnya dalam

menyelesaikan masalah. Secara tidak menyelesaikan masalah 1A. Secara

sadar subjek S1 meniru langkah otomatis pengalaman subjek sangat

penyelesaian masalah yang pernah membantu memberikan kemudahan

dilakukan sebelumnya. Subjek secara dalam menyelesaikan masalah, artinya

tiba-tiba sadar bahwa segitiga yang cenderung subjek meniru (secara tidak

dibuat adalah segitiga sama sisi sadar) langkah penyelesaian masalah

(S1M238), (S1M240), (S1M244), yang pernah dilakukan sebelumnya

(S1M250).

(S1M165), (S1M167), dan (S1M169). Ketika subjek mengalami kesulitan atau

Ketika subjek mengalami kesulitan, ia menemukan jalan buntu dalam

diam sejenak melakukan renungan menyelesaikan masalah, ia memilih diam sehingga tiba-tiba sadar bahwa segitiga atau istirahat. Melalui gambar yang

yang dibuat adalah segitiga sama sisi. dibuat, subjek menemukan ide jalan

Subjek dapat menyelesaikan soal keluar secara spontan bahwa luas

menggunakan rumus formal. Ia merasa segitiga selalu sama walaupun ditinjau

lebih yakin terhadap kebenaran hasil dari sisi yang berbeda. Subjek merasa

jawabannya. Walaupun subjek S1 dalam yakin bahwa jawabannya benar. Subjek

menentukan nilai akhir, yakni �=66 tidak menuliskan secara eksplisit apa

tanpa satuan (S1M246), (S1M240), yang diketahui dan apa yang ditanyakan, (S1M250), dan (S1M254). ia memanfaatkan gambar yang dibuat

untuk memandu proses algoritma dalam menentukan jarak. Hal demikian juga terjadi pada jawaban akhir yang tidak dilengkapi dengan satuan (S1M171), (S1M173), (S1M153), dan (S1M155).

Berdasarkan pemaparan data pada tabel di atas, dan setelah membandingkan beberapa simpulan data hasil wawancara dan hasil penyelesaian masalah secara tertulis di atas, maka diperoleh konsistensi kategori-kategori data antara data dalam menyelesaikan masalah geometri Berdasarkan pemaparan data pada tabel di atas, dan setelah membandingkan beberapa simpulan data hasil wawancara dan hasil penyelesaian masalah secara tertulis di atas, maka diperoleh konsistensi kategori-kategori data antara data dalam menyelesaikan masalah geometri

4. Penyimpulan Data Subjek S1 Bergaya Kognitif Field Independent (GKFI- S1) dalam Menyelesaikan Masalah Geometri

Berdasarkan hasil validasi, data S1 telah memperhatikan konsistensi pada saat menyelesaikan masalah ketika wawancara melalui S1M1 dan S1M2, dan untuk selanjutnya analisis data difokuskan pada data wawancara S1M1 sebagai berikut.

Data hasil wawancara berbasis masalah geometri, menunjukkan bahwa sebelum menyelesaikan masalah, subjek S1 berusaha memahami soal melalui membaca soal (S1M113). Subjek S1 memahami masalah (soal) secara langsung dengan membaca soal satu kali dengan cara sepintas yakni hanya memperhatikan pertanyaan dan angka-angkanya. (S1M117). Dengan demikian berarti subjek S1 memahami masalah secara langsung (direct) dan spontan terjadi pada saat membaca soal. Strategi yang digunakan S1 untuk memahami masalah dengan melihat angka-angka dan pertanyaan soal merupakan ciri berpikir intuitif yang dianalogikan dengan pandangan periferal yaitu cara memandang masalah dengan cepat dan bersifat global (globaly).

Subjek S1 secara tidak sadar (implisit) memikirkan atau membayangkan objek dan strategi penyelesaian yang sesuai pada saat membaca soal, seperti rumus apa yang sekiranya cocok untuk soal tersebut. (S1M121, (S1M123), (S1M125). Hal ini berarti munculnya rumus jarak dari titik tertentu ke suatu garis yakni rumus phytagoras yang pernah dipelajari terjadi secara spontan dan segera pada subjek pada saat membaca soal, (S1M137), (S1M139). Hal ini berarti subjek S1 menggunakan feeling yang muncul segera secara otomatis tanpa usaha keras (dibawah sadar) yaitu muncul bayangan gambar dalam pikirannya yang sekaligus terlintas cara atau rumus yang diperlukan pada saat membaca soal, dengan begitu sesungguhnya subjek secara otomatis dan spontan mengatur strategi penyelesaian masalah yang merupakan ciri dari berpikir intuitif.

Pada saat menyelesaikan masalah, subjek S1 memiliki maksud tertentu terhadap penggunaan gambar, yakni sebagai perantara atau jembatan yang memberikan kemudahan dalam menyelesaikan masalah tersebut (S1M107, S1M109), (S1M127), Subjek S1 terdorong untuk menggambar hingga dua kali agar masalahnya menjadi lebih jelas (S1M142), (S1M145). Subjek S1 merasa kesulitan dan kurang yakin atas penyelesaiannya tanpa bantuan gambar (S1M159), berarti gambar yang dibuat dapat membantu mempermudah penyelesaian. Gambar yang di buat oleh subjek dapat digunakan secara otomatis mengecek langsung kebenaran jawaban tersebut (S1M161 ), (S1M163). Dengan demikian, berarti munculnya ilustrasi gambar dalam pikiran S1 bersifat Pada saat menyelesaikan masalah, subjek S1 memiliki maksud tertentu terhadap penggunaan gambar, yakni sebagai perantara atau jembatan yang memberikan kemudahan dalam menyelesaikan masalah tersebut (S1M107, S1M109), (S1M127), Subjek S1 terdorong untuk menggambar hingga dua kali agar masalahnya menjadi lebih jelas (S1M142), (S1M145). Subjek S1 merasa kesulitan dan kurang yakin atas penyelesaiannya tanpa bantuan gambar (S1M159), berarti gambar yang dibuat dapat membantu mempermudah penyelesaian. Gambar yang di buat oleh subjek dapat digunakan secara otomatis mengecek langsung kebenaran jawaban tersebut (S1M161 ), (S1M163). Dengan demikian, berarti munculnya ilustrasi gambar dalam pikiran S1 bersifat

Subjek S1 memanfaatkan pengetahuan dan pengalaman sebelumnya pada saat menyelesaikan masalah (S1M165), (S1M167). Subjek S1 memiliki kecenderungan meniru aktivitas langkah penyelesaian masalah yang pernah dilakukan sebelumnya yang bersifat otomatis dan susah diketahui kapan terjadinya dan dari mana asal usulnya (S1M169). Hal ini menunjukkan bahwa S1 memanfaatkan pengetahuan dan pengalamannya yang muncul secara otomatis, segera dan spontan untuk menyelesaikan masalah, yang merupakan ciri model berpikir yang melibatkan intuisi.

Subjek S1 memilih diam sejenak atau istirahat ketika mengalami kesulitan saat menyelesaikan masalah. Pada saat diam subjek S1 secara otomatis merenung, membayangkan gambar sehingga subjek menemukan langkah penyelesaian yang baik (secara tiba-tiba), yakni dengan menemukan kesamaan luas dua segitiga, yaitu segitiga TDB dan segitiga BDT, (S1M153). Ia merasa yakin bahwa hasil jawabannya benar (S1M171), (S1M173). Subjek S1 cenderung mengabaikan hal-hal yang dianggapnya kurang penting, karena

d ianggap telah memenuhi persyaratan seperti “jawaban akhir yaitu menentukan jarak x = 3

2 7 tanpa satuan. Menurutnya, yang demikian biasanya udah mengerti maksudnya dan tidak dipermasalahkan, (S1M153), (S1M155). Hal ini 2 7 tanpa satuan. Menurutnya, yang demikian biasanya udah mengerti maksudnya dan tidak dipermasalahkan, (S1M153), (S1M155). Hal ini

Subjek S1 menerima dan memahami masalah secara langsung, terkadang muncul ide secara spontan dan tiba-tiba terhadap fakta yang berupa teks soal tanpa serangkaian proses berpikir dapat dikatakan kognisi segera (immediate cognition). Kognisi segera ini merupakan ciri dari berpikir yang melibatkan intuisi. Adapun karakteristik berpikir intuitif yang digunakan subjek S1 dalam menyelesaian masalah geometri, seperti ditunjukkan penyelesaian masalah yang dilakukan S1 secara cepat, tanpa prosedur yang berbelit-belit, yang kemunculannya bersifat langsung dan segera. Selain hal di atas, subjek S1 menggunakan rumus pythagoras dalam menentukan jarak titik B ke TD. Di samping itu, hasil jawaban tertulis dan hasil wawancara berbasis tugas diperoleh temuan bahwa jawaban subjek menunjukkan kebenaran hasil penyelesaian masalah yang dikerjakan subjek S1 didasarkan pada pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki, seperti memanfaatkan gambar limas beraturan T.ABCD. Hal ini menunjukkan bahwa sesungguhnya aktivitas yang dilakukan subjek S1 secara implisit dapat memunculkan ide atau gagasan sebagai langkah awal menyelesaikan masalah yang digerakkan oleh perasaan dan ditopang pengalaman sebelumnya (pada saat menghadapi soal waktu di SMP) yang hadir Subjek S1 menerima dan memahami masalah secara langsung, terkadang muncul ide secara spontan dan tiba-tiba terhadap fakta yang berupa teks soal tanpa serangkaian proses berpikir dapat dikatakan kognisi segera (immediate cognition). Kognisi segera ini merupakan ciri dari berpikir yang melibatkan intuisi. Adapun karakteristik berpikir intuitif yang digunakan subjek S1 dalam menyelesaian masalah geometri, seperti ditunjukkan penyelesaian masalah yang dilakukan S1 secara cepat, tanpa prosedur yang berbelit-belit, yang kemunculannya bersifat langsung dan segera. Selain hal di atas, subjek S1 menggunakan rumus pythagoras dalam menentukan jarak titik B ke TD. Di samping itu, hasil jawaban tertulis dan hasil wawancara berbasis tugas diperoleh temuan bahwa jawaban subjek menunjukkan kebenaran hasil penyelesaian masalah yang dikerjakan subjek S1 didasarkan pada pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki, seperti memanfaatkan gambar limas beraturan T.ABCD. Hal ini menunjukkan bahwa sesungguhnya aktivitas yang dilakukan subjek S1 secara implisit dapat memunculkan ide atau gagasan sebagai langkah awal menyelesaikan masalah yang digerakkan oleh perasaan dan ditopang pengalaman sebelumnya (pada saat menghadapi soal waktu di SMP) yang hadir

Dokumen yang terkait

Kajian Karakteristik Fisik, Kimia dan Mikrobiologis Edible Film dari Tiga Jenis Pati (Kimpul, Ubi Jalar Putih dan Singkong) dengan Penambahan Filtrat Kunyit (Curcuma longa Linn.) Sebagai Penghambat Bakteri Salmonella.

16 119 21

PERBEDAAN ANATOMI JARINGAN EPIDERMIS DAN STOMATA BERBAGAI DAUN GENUS ALLAMANDA (Dikembangkan menjadi Handout Siswa Biologi Kelas XI SMA)

5 148 23

Konstruksi Media tentang Kontroversi Penerimaan Siswa Baru di Kota Malang (Analisis Framing pada Surat Kabar Radar Malang Periode 30 Juni – 3 Juli 2012)

0 72 56

Pendampingan Pada Siswa Berkesulitan Belajar Di SDI ISKANDAR SAID Surabaya

0 16 2

Hubungan Antara Iklim Sekolah Dengan Disiplin Siswa Di SMP Hutama Pondok Gede Bekasi

1 73 93

Karakteristik sintaksis ayat-ayat makiyah

0 41 2

Perancangan Sistem Informasi Akademik Pada SMK Bina Siswa 1 Gununghalu

27 252 1

PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA (Studi Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA1 SMA Negeri 1 Bukit Kemuning Semester Ganjil T

47 275 59

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF EXAMPLE NON EXAMPLE TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR RASIONAL SISWA PADA MATERI POKOK PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Waway Karya Lampung Timur Tahun Pela

7 98 60

Studi Perbandingan Sikap Sosial Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaraan Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray dan Think Pair Share Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu

3 49 84