METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Pada bagian ini dijelaskan proses dan prosedur penelitian yang meliputi (a) pendekatan dan jenis penelitian, (b) subjek penelitian, (c) instrumen penelitian, (d) pengembangan masalah penelitian, (e) teknik pengumpulan data, (f) teknik analisis data, dan (g) prosedur Penelitian.

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan karakteristik berpikir intuitif siswa SMA bergaya kognitif field independent (GKFI) dan bergaya kognitif field dependent (GKFD) dalam menyelesaikan masalah geometri. Untuk menggali atau memperoleh gambaran karakteristik berpikir intuitif siswa SMA bergaya kognitif FI dan FD dalam menyelesaikan masalah geometri ini meliputi dua hal penting, yaitu pertama mendeskripsikan karakter berpikir intuitif (BI), kedua mendeskripsikan model-model intuitif (MI) yang digunakan siswa SMA bergaya kognitif FI dan FD dalam menyelesaikan masalah geometri. Oleh karenanya peneliti berusaha melakukan pemeriksaan secara teliti, hati-hati, detail, dan mendalam (dengan melakukan eksplorasi) terhadap apa yang dilakukan subjek, baik dalam bentuk tulisan, berupa gambar, berupa ucapan, sikap dan gerakan tubuh, atau terhadap apa yang dipikirkan subjek pada saat menghadapi dan menyelesaikan soal. Berdasarkan kondisi tersebut, berarti penelitian bersifat deskriptif. Kemudian, data tersebut

95

dideskripsikan/ dipaparkan berdasarkan keadaan yang semestinya (apa adanya) untuk memperoleh gambaran secara alami tentang karakteristik berpikir intuitif siswa SMA bergaya kognitif field independent (GKFI) dan bergaya kognitif field dependent (GKFD) dalam menyelesaikan masalah geometri. Selanjutnya, analisis data dilakukan secara induktif, dengan cara mencocokkan fakta dari data yang diperoleh dengan teori-teori sehingga diperoleh karakteristik berpikir intuitif siswa berbergaya kognitif field independent (GKFI) dan siswa bergaya kognitif field dependent (GKFD) dalam menyelesaikan masalah geometri. Dalam melakukan pemeriksaan, peneliti bertindak sebagai instrumen kunci yang keberadaannya mutlak diperlukan dan tidak dapat diwakilkan oleh orang lain atau dengan sesuatu yang lain. Peneliti juga tidak melakukan manipulasi terhadap variabel untuk dilihat dampaknya terhadap sesuatu variabel yang lain. Ini berarti penelitian ini tidak hanya difokuskan terhadap karakteristik berpikir intuitif yang merupakan aktivitas mental subjek, yakni meliputi apa yang dipikirkan, apa yang dirasakan, dan apa yang dilakukan subjek pada saat memecahkan masalah/soal dengan mengamati dan membandingkan apa yang dilakukan (hasil jawaban) dan apa yang diucapkan (hasil wawancara). Dengan demikian, peneliti lebih mengutamakan dan mengungkap apa yang terjadi di balik hasil jawaban tersebut. Hal ini berarti penelitian ini tergolong jenis penelitian kualitatif.

Uraian di atas, sesuai dengan oleh Moleong (2002: 5) bahwa ciri-ciri penelitian kualitatif antara lain: (1) peneliti bertindak sebagai instrumen utama, karena di samping sebagai pengumpul data dan penganalisa data juga terlibat langsung dalam proses penelitian, (2) mempunyai latar alami (natural setting), data Uraian di atas, sesuai dengan oleh Moleong (2002: 5) bahwa ciri-ciri penelitian kualitatif antara lain: (1) peneliti bertindak sebagai instrumen utama, karena di samping sebagai pengumpul data dan penganalisa data juga terlibat langsung dalam proses penelitian, (2) mempunyai latar alami (natural setting), data

Berdasarkan uraian di atas, apabila ditinjau dari tujuan dan tidak adanya manipulasi terhadap sesuatu variabel maka penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Apabila dilihat dari tujuan spesifiknya, yaitu mendeskripsikan karakteristik berpikir intuitif siswa SMA yang meliputi karakter berpikir intuitif (BI) dan model intuitif (MI) dalam menyelesaikan masalah geometri berdasarkan perbedaan gaya kognitif mereka (bergaya kognitif FI dan FD), maka penelitian ini tergolong penelitian eksploratif. Oleh karenanya pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif-eksploratif.

B. Subjek Penelitian

Berdasarkan pertanyaan dan tujuan penelitian, maka ditetapkan beberapa subjek penelitian yang dipilih berdasarkan kriteria tertentu dari siswa-siswa kelas 1 SMA Negeri Kedungwaru Kabupaten Tulungagung

Penetapan subjek penelitian dilakukan berdasarkan hasil Group Embedded Figure Test (GEFT) yang dikembangkan oleh Witkin. Berdasarkan hasil tes tersebut diperoleh gaya kognitif siswa secara keseluruhan terbagi menjadi dua kelompok, yaitu (1) gaya kognitif field-independent (GKFI), dan (2) gaya kognitif field- Penetapan subjek penelitian dilakukan berdasarkan hasil Group Embedded Figure Test (GEFT) yang dikembangkan oleh Witkin. Berdasarkan hasil tes tersebut diperoleh gaya kognitif siswa secara keseluruhan terbagi menjadi dua kelompok, yaitu (1) gaya kognitif field-independent (GKFI), dan (2) gaya kognitif field-

2 (dua) siswa laki-laki mewakili kelompok GKFD. Penentuan masing-masing 2 (dua) siswa laki-laki untuk setiap kelompok dengan pertimbangan sebagai berikut.

1) Subjek yang ditetapkan dalam penelitian ini, di samping memperhatikan kecakapan akademik yang relatif sama agar karakteristik berpikir intuitif yang muncul saat menyelesaikan masalah geometri tidak dipengaruhi oleh tingkat kemampuan akademik, juga didasarkan kecakapan siswa dalam memberikan informasi (komunikatif), sehingga data yang diperoleh menjadi jelas dan lengkap. Kejelasan dan kelengkapan data ini memberikan kemudahan untuk menganalisis data dan penarikan kesimpulan.

2) Kelompok subjek bergaya kognitif field-independent (GKFI) dan gaya kognitif field dependent (GKFD), diwakili 2 (dua) orang siswa laki-laki. Pemilihan tersebut didasarkan pertimbangan agar karakteristik berpikir intuitif yang muncul pada saat menyelesaikan masalah geometri tidak dipengaruhi oleh perbedaan jenis kelamin. Selain hal tersebut juga mempertimbangkan bahwa metode analisis data yang digunakan adalah triangulasi sumber. Metode tersebut digunakan untuk mengetahui persamaan dan perbedaan karakteristik berpikir intuitif tiap subjek bergaya kognitif sama dalam menyelesaikan masalah geometri.

3) Selain hal di atas, penentuan subjek juga didasarkan kesediaan mereka, mempertimbangkan saran guru matematika dan guru BK setempat serta ijin dari orang tua subjek.

Prosedur pemilihan subjek dalam penelitian ini dapat dilihat pada Diagram

3.1 berikut.

Mulai

Penetapan kelas untuk memilih subjek penelitian

Pemberian Tes GEFT sesuai

ketentuan Menganalisis Hasil Tes

GEFT Siswa

Apakah Setiap GK sudah

terisi cukup?

Tidak

Ya

Penetapan Sabjek

: Urutan Kegiata

2 GKFD

: Kegiatan : Siklus jika perlu

: Pertanyaan : Hasil

Selesai

: Terdiri atas

Diagram 3.1 Prosedur Pemilihan Subjek Penelitian

Adapun beberapa karakteristik lain yang melekat pada subjek penelitian tersebut ditunjukkan pada Tabel 3.1 berikut. Tabel 3.1 Daftar Subjek Penelitian Berdasarkan Karakter yang Dimiliki

No Karakter Umum Kode /Inisial

Kelamin

Kognitif

Motivasi belajar tinggi, aktif dalam kegiatan sekolah,

mandiri, komunikasi lancar,

1 AKF

Laki-laki FI mudah bergaul, aktif belajar

S1

kelompok, ulet, menyukai

matematika & fisika, prestasi baik

Motivasi belajar sedang, aktif kegiatan organisasi sekolah, mandiri, komunikatif, suka

2 YID

Laki-laki FI menyanyi, melukis, suka

S2

membantu teman, menyukai matematika dan bahasa inggris, presatsi baik

Motivasi belajar tinggi, aktif kegiatan organisasi, mudah bergaul, mandiri, komunikasi

lancar, ulet, terbuka, minat terhadap matematika biasa, aktif bertanya, prestasi baik

Motivasi belajar tinggi, kurang aktif dalam kegiatan sekolah, komunikasi lancar, pemalu,

4 DI Laki-laki FD kurang mandiri, keberanian

S4

kurang, minat terhadap matimatika tinggi, menyukai pelajaran kimia, presatasi baik

C. Instrumen Penelitian

Pada penelitian ini, terdapat dua jenis instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data. Pertama adalah peneliti itu sendiri sebagai instrumen utama Pada penelitian ini, terdapat dua jenis instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data. Pertama adalah peneliti itu sendiri sebagai instrumen utama

1. Peneliti sebagai Instrumen Utama

Sebagai instrumen utama, peneliti berperan sebagai perencana, pengumpul data, analisator, penafsir data, dan membuat laporan penelitian. Dengan demikian menurut Moleong (2006: 169) yang perlu mendapat perhatikan antara lain, adalah peneliti harus (1) responsif, (2) dapat beradaptasi dengan subjek, (3) menekankan keutuhan, (4) mendasarkan pada keluasan pengetahuan, (5) memproses data secepatnya, (6) memanfaatkan kesempatan untuk mengklarifikasi, dan (7) memanfaatkan kesempatan untuk mencari respon yang tidak lazim dengan cara klarifikasi.

Responsif berarti peneliti harus peduli terhadap apa yang terjadi atau aktivitas subjek, baik berupa ekspresi tulisan, lisan maupun gerak tubuh subjek pada saat memikirkan atau menyelesaikan masalah. Beradaptasi berarti peneliti harus mampu menyesuaikan diri dengan subjek, seperti mengadakan perpanjangan waktu dengan subjek agar dapat memperoleh data sesuai dengan yang diharapkan. Menekankan keutuhan berarti peneliti melakukan peningkatan ketekunan melalui pengamatan secara terus menerus atau konsisten seperti melakukan pengambilan data secara berulang. Berdasarkan keluasan pengetahuan berarti peneliti melakukan studi pendahuluan, studi uji coba instrumen serta melakukan studi leteratur terhadap berbagai referensi buku atau Responsif berarti peneliti harus peduli terhadap apa yang terjadi atau aktivitas subjek, baik berupa ekspresi tulisan, lisan maupun gerak tubuh subjek pada saat memikirkan atau menyelesaikan masalah. Beradaptasi berarti peneliti harus mampu menyesuaikan diri dengan subjek, seperti mengadakan perpanjangan waktu dengan subjek agar dapat memperoleh data sesuai dengan yang diharapkan. Menekankan keutuhan berarti peneliti melakukan peningkatan ketekunan melalui pengamatan secara terus menerus atau konsisten seperti melakukan pengambilan data secara berulang. Berdasarkan keluasan pengetahuan berarti peneliti melakukan studi pendahuluan, studi uji coba instrumen serta melakukan studi leteratur terhadap berbagai referensi buku atau

2. Instrumen Lembar Tugas

Instrumen pendukung dalam penelitian ini yaitu berupa lembar tugas yang berisi soal geometri yang menuntut harus dikerjakan atau diselesaikan oleh subjek. Sebelum lembar tugas berupa soal geometri tersebut digunakan, terlebih dahulu dilakukan validasi agar diperoleh data yang valid. Validasi yang dilakukan adalah validasi ahli dan validasi praktisi. Validasi ahli dilakukan oleh dua orang ahli pendidikan matematika, satu orang ahli bahasa, serta satu orang guru matematika yang telah berpengalaman mengajar di SMA. Validitas dalam penelitian ini ditinjau dari validitas materi, konstruksi dan bahasa.

Validitas materi meninjau tentang kesesuaian masalah/soal dengan subjek penelitian, meninjau tentang alternatif jawaban yang bervariatif, masalah/soal mendorong subjek menyelesaikan dengan berbagai cara, dan memungkinkan subjek menjawab dengan menggunakan perkiraan atau perasaan. Validitas konstruksi meninjau kejelasan perintah atau pertanyaan soal Validitas materi meninjau tentang kesesuaian masalah/soal dengan subjek penelitian, meninjau tentang alternatif jawaban yang bervariatif, masalah/soal mendorong subjek menyelesaikan dengan berbagai cara, dan memungkinkan subjek menjawab dengan menggunakan perkiraan atau perasaan. Validitas konstruksi meninjau kejelasan perintah atau pertanyaan soal

Pemilihan masalah geometri yang digunakan sebagai instrumen pendukung ini dengan alasan bahwa konsep tersebut telah dipelajari subjek pada saat duduk di SMP kelas IX, yaitu memahami sifat-sifat bangun datar dan bangun ruang seperti persegipanjang, persegi, segitiga, kubus, balok, limas dan sebagainya, serta menentukan ukurannya dan SMA kelas X semester 1, yaitu menentukan kedudukan, jarak, dan besar sudut yang melibatkan titik, garis, dan bidang dalam ruang dimensi tiga. Adapun instrumen lembar tugas yang berupa masalah geometri adalah sebagai berikut:

Masalah 1A : Suatu limas beraturan T.ABCD, dengan panjang rusuk AB = 3 cm dan TA = 6 cm. Tentukan jarak antara titik B dan rusuk TD! Masalah 1B: Panjang rusuk alas limas beraturan T.KLMN adalah 12 cm dan panjang rusuk tegak 12 √2 cm. Tentukan jarak antara titik K dan rusuk TM!

3. Instrumen Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara digunakan untuk memandu peneliti dalam melakukan wawancara berbasis tugas menyelesaikan masalah geometri.

Pedoman wawancara ini berisi pokok-pokok pertanyaan yang digunakan untuk menggali informasi dari subjek berkenaan dengan karakteristik berpikir intuitif subjek dalam menyelesaikan masalah geometri. Pokok-pokok pertanyaan tersebut meliputi dua komponen pertanyaan yang pertama berupa pertanyaan terkait dengan karakteristik berpikir intuitif yang meliputi (a) catalytic inference, (b) power of synthesis, dan (c) common sense dan kedua berupa pertanyaan terkait dengan model intuitif yang meliputi (a) tacit, (b) analogy, (c) diagrammatic, dan (d) paradigmatic.

Daftar pertanyaan-pertanyaan tersebut digunakan sebagai pemandu awal untuk mengeksplorasi karakteristik berpikir intuitif, kemudian pertanyaan selanjutnya dapat berkembang sesuai situasi dan kondisi serta memperhatikan jawaban subjek secara lisan maupun tulisan. Hal ini berarti pedoman wawancara bersifat fleksibel, bersifat terbuka, tidak bersifat baku dan kaku disesuaikan dengan keadaan jawaban atau apa yang dilakukan subjek.

Selanjutnya apabila berdasarkan hasil penilaian ahli dan praktisi di atas, instrumen masalah geometri dinilai layak digunakan dengan beberapa catatan perbaikan, maka selanjutnya peneliti melakukan perbaikan-perbaikan atau revisi terhadap masalah penelitian sesuai dengan catatan dan saran validator, sehingga masalah geometri dan pedoman wawancara penelitian dinyatakan valid. Adapun prosedur penyusunan instrumen penelitian ini disajikan pada Diagram 3.2 berikut.

Penyusunan instrumen

Draf Instrumen

Divalidasi ke ahli atau praktisi

Keterangan :

Tidak

: urutan kegiatan

Valid/ layak

Revisi

digunakan

: siklus, jika diperlukan

: kegiatan yg dilakukan Ya

: pilihan/pertanyaan

: hasil yang diperoleh

Instrumen valid

dan layak digunakan

Diagram

3.2 Prosedur Penyusunan Instrumen Penelitian

D. Teknik Pengumpulan Data Penelitian ini mengkaji dan mengeksplorasi karakteristik berpikir siswa

SMA dalam menyelesaikan masalah berdasarkan gaya kognitif yang dimiliki. Dalam penelitian ini, terdapat dua jenis instrumen yang digunakan untuk SMA dalam menyelesaikan masalah berdasarkan gaya kognitif yang dimiliki. Dalam penelitian ini, terdapat dua jenis instrumen yang digunakan untuk

Selanjutnya dilakukan wawancara berbasis masalah terhadap masing-masing subjek penelitian. Instrumen yang digunakan untuk memandu wawancara adalah pendoman wawancara berbasis masalah. Berdasarkan pedoman wawancara tersebut diharapkan subjek dapat mengungkapkan secara verbal apa yang dipikirkan atau apa yang dibayangkan pada saat memahami dan menyelesaikan masalah.

(2) Peneliti merekam ungkapan verbal subjek dan mencatat perilaku (ekspresi) subjek, termasuk hal-hal unik ketika menyelesaikan masalah. Peneliti juga menyadari bahwa tiap-tiap individu/siswa memiliki karakter berbeda satu sama lainnya. Kemungkinan terdapat subjek yang mampu mengungkapkan apa yang dipikirkan atau dibayangkan secara verbal dan mampu mempresentasikan dengan tulisan, namun ada juga yang mampu mengungkapkan secara verbal, namun tidak sanggup mengungkapkan dalam bentuk tulisan. Oleh karenanya Calder dan Sara (2002) menyarankan agar pengambilan data perlu pengkondisian subjek dalam mengungkapkan apa yang dipikirkan atau apa (2) Peneliti merekam ungkapan verbal subjek dan mencatat perilaku (ekspresi) subjek, termasuk hal-hal unik ketika menyelesaikan masalah. Peneliti juga menyadari bahwa tiap-tiap individu/siswa memiliki karakter berbeda satu sama lainnya. Kemungkinan terdapat subjek yang mampu mengungkapkan apa yang dipikirkan atau dibayangkan secara verbal dan mampu mempresentasikan dengan tulisan, namun ada juga yang mampu mengungkapkan secara verbal, namun tidak sanggup mengungkapkan dalam bentuk tulisan. Oleh karenanya Calder dan Sara (2002) menyarankan agar pengambilan data perlu pengkondisian subjek dalam mengungkapkan apa yang dipikirkan atau apa

(3) Peneliti melakukan wawancara kembali apabila terdapat ungkapan atau tulisan subjek yang kurang jelas ketika menyelesaikan masalah, hal ini dimaksudkan untuk lebih mendalami kembali apa yang kerjakan dan apa yang diungkapkan subjek.

(4) Selanjutnya data verbal dan data tertulis atau catatan lapangan yang terkumpul dilakukan pengkajian lebih khusus, yaitu untuk memeriksa konsistensinya atau divalidasi dengan cara melakukan pengambilan data kedua (triangulasi waktu), yaitu melakukan wawancara kedua pada waktu yang berbeda dengan memberikan masalah 1B (M2) yang setara dengan masalah 1A (M1). Apabila terdapat data yang tidak konsisten, maka dilakukan klarifikasi dengan melakukan wawancara lagi, dan apabila hasil klarifikasi tetap tidak konsisten, maka data tersebut dinyatakan tidak relevan dan tidak digunakan, sedangkan data yang konsisten dinyatakan sebagai data valid atau kredibel yang selanjutnya di analisis untuk penarikan kesimpulan. Adapun prosedur pengumpulan data yang dilakukan disajikan sebagaimana Diagram 3.3 berikut.

Subjek FI dan FD diberi

Masalah Geometri

Subjek diwawancara Subjek diwawancara berbasis Masalah 1

berbasis Masalah i 2

Validasi data (Triangulasi waktu)

: Pertanyaan : Urutan

Diperoleh data Hasil

Kegiatan

Penyelesaian & wawancara

: Kegiatan bila

yang valid

perlu

Diagram

3.3: Prosedur Pengumpulan Data

E. Teknik Analisis Data

Analisis data penelitian dilakukan selama dan sesudah proses pengumpulan data. Hal ini dilakukan agar data yang diperoleh dapat tersusun secara sistematis sehingga lebih mudah memberikan interpretasi atau menafsirkannya. Hal tersebut dilakukan agar memberikan kesempatan untuk memeriksa kembali data yang ada, dan menyusun strategi-strategi selanjutnya agar diperoleh data yang berkualitas.

Dalam menganalisis data kualitatif dibagi menjadi tiga tahap kegiatan, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan pendapat tersebut, maka analisis data yang dilakukan mengikuti langkah-langkah: (1) mentranskripsi data, (2) menelaah dari berbagai sumber, yaitu melakukan wawancara secara mendalam terhadap subjek dan catatan lapangan, (3) mereduksi data, (4) mengkategorisasikan data dengan pengkodean, (5) memvalidasi data dengan triangulasi, (6) menginterpretasi data dengan membuat abstraksi, dan (7) menarik kesimpulan. Untuk lebih jelasnya tentang proses analisis data sehingga memperoleh simpulan yang diharapkan diuraikan sebagai berikut: (a) Mentranskripsi Data

Data hasil penyelesaian masalah geometri yang diperoleh dari hasil wawancara merupakan data verbal. Untuk memudahkan melakukan analisis data, maka data hasil wawancara ditranskrip terlebih dahulu. Caranya, peneliti melakukan kegiatan pengumpulan informasi/data, yaitu mengorganisasi dan mengklasifikasi data hasil pengkodean ke dalam urutan tertentu berupa jawaban atau hasil wawancara berbasis tugas subjek penelitian pada saat menyelesaikan masalah geometri, yang berupa pernyataan (dalam bentuk lisan atau tulisan), interpretasi dan representasi berpikir yang melibatkan intuisi yang memuat karakter berpikir intuitif (BI) dan model intuitif (MI) yang digunakan subjek dalam menyelesaikan masalah geometri.

(b) Menelaah Data Data yang dikumpulkan, terdiri atas hasil jawaban tertulis, transkrip hasil

wawancara, dan catatan lapangan. Data-data tersebut kemudian ditelaah untuk menemukan keterkaitan antara data yang satu dengan data lainnya, misalnya dengan memperhatikan secara seksama apa yang dituliskan (data hasil jawaban tertulis) dengan apa yang ucapkan (data hasil wawancara).

(c) Mereduksi Data Data yang berhasil dikumpulkan, kemudian direduksi dengan membuat

abstraksi untuk memperoleh data-data relevan yang diperlukan, dengan mengesampingkan atau membuang data yang tidak relevan dengan maksud agar data lebih terfokus pada tujuan penelitian. Caranya adalah membuat rangkuman yang memuat inti data, proses dan pernyataan-pernyataan yang relevan dengan tujuan penelitian.

(d) Mengkategorisasikan Data Kategorisasi merupakan kegiatan dalam rangka menyusun kategori-

kategori. Lincol dan Guba (dalam Moleong, 2006) mengatakan maksud dari kategorisasi adalah; (1) untuk mengelompokkan catatan-catatan yang telah dibuat ke dalam bagian-bagian yang secara jelas berkaitan; (2) untuk merumuskan aturan yang akhirnya dapat digunakan untuk menetapkan konklusi setiap catatan pada kategori dan juga sebagai dasar pemeriksaan keabsahan data; dan (3) menjaga agar setiap kategori yang telah disusun satu dengan lainnya mengikuti prinsip taat asas. Dengan demikian berarti kategorisasi ini kategori. Lincol dan Guba (dalam Moleong, 2006) mengatakan maksud dari kategorisasi adalah; (1) untuk mengelompokkan catatan-catatan yang telah dibuat ke dalam bagian-bagian yang secara jelas berkaitan; (2) untuk merumuskan aturan yang akhirnya dapat digunakan untuk menetapkan konklusi setiap catatan pada kategori dan juga sebagai dasar pemeriksaan keabsahan data; dan (3) menjaga agar setiap kategori yang telah disusun satu dengan lainnya mengikuti prinsip taat asas. Dengan demikian berarti kategorisasi ini

(e) Memvalidasi Data Validasi atau kredibelitas data dalam penelitian ini menggunakan

triangulasi waktu, triangulasi sumber dan triangulasi investigator (penyidik). Triangulasi waktu, yaitu memeriksa dan membadingkan data dari subjek berdasarkan waktu berbeda, yakni data yang diperoleh dari hasil penyelesaian masalah tertulis dan hasil wawancara untuk masalah 1A (M1) divalidasi dengan hasil penyelesaian masalah tertulis dan hasil wawancara untuk masalah 1B (M2), dimana masalah 1B (M2) setara dengan masalah 1A (M1), triangulasi sumber dilakukan dengan membandingkan hasil data subjek yang bergaya kognitif sama, yaitu hasil data subjek 1 (S1) divalidasi dengan hasil data subjek

2 (S2) yang keduanya merupakan subjek bergaya kognitif FI dan hasil data subjek 3 (S3) divalidasi dengan hasil data subjek 4 (S4) yang keduanya merupakan subjek bergaya kognitif FD. Selanjutnya apabila data dinyatakan valid atau kredibel maka dilakukan interpretasi untuk memperoleh simpulan sementara, sedangkan triangulasi investigator dilakukan dengan cara membandingkan hasil interpretasi yang dilakukan peneliti (simpulan sementara) dengan meminta pendapat ahli/pakar (investigator triangulation) untuk menguji apakah interpretasi peneliti terhadap data sudah sesuai dengan indikator atau kriteria yang diharapkan atau belum.

(f) Menginterpretasi Data Data yang telah dinyatakan valid atau kredibel selanjutnya ditafsirkan

untuk memperoleh kesimpulan. Hasil interpretasi atau penafsiran data yang dilakukan peneliti dilakukan triangulasi investigator (investigator triangulation) dimaksudkan untuk mengetahui kesesuaian interpretasi peneliti terhadap indikator-indikator karakteristik berpikir dan model intuitif subjek dalam menyelesaikan masalah geometri. Di samping temuan karakteristik berpikir dan model karakteristik sebagaimana yang ditetapkan, juga memungkinkan adanya temuan menarik lainnya yang dijadikan bahan diskusi lebih lanjut dan disebut temuan samping. Dalam penelitian ini, interpretasi atau penafsiran data dimaksudkan untuk menunjukkan teori substantif berkaitan dengan penggunaan jenis-jenis karakteristik berpikir intuitif subjek bergaya kognitif field independent dan field dependent dalam menyelesaikan masalah geometri.

(g) Menarik Kesimpulan Hasil yang telah diperoleh pada semua proses analisis data di atas,

selanjutnya disimpulkan. Penarikan kesimpulan dilakukan didasarkan pada hasil analisis data yang terkumpul, baik berupa jawaban tertulis atau hasil wawancara berbasis tugas. Kesimpulan yang dimaksud adalah berupa karakteristik berpikir intuitif siswa SMA bergaya kognitif field independent dan field dependent dalam menyelesaikan masalah geometri yang dibagi menjadi dua kompunen, yaitu pertama karakter berpikir intuitif (BI) yang meliputi: catalytic inference, power of synthesis, dan common sense dan kedua adalah selanjutnya disimpulkan. Penarikan kesimpulan dilakukan didasarkan pada hasil analisis data yang terkumpul, baik berupa jawaban tertulis atau hasil wawancara berbasis tugas. Kesimpulan yang dimaksud adalah berupa karakteristik berpikir intuitif siswa SMA bergaya kognitif field independent dan field dependent dalam menyelesaikan masalah geometri yang dibagi menjadi dua kompunen, yaitu pertama karakter berpikir intuitif (BI) yang meliputi: catalytic inference, power of synthesis, dan common sense dan kedua adalah

Penarikan kesimpulan penelitian ini merupakan aktivitas memberi makna dan memberi penjelasan terhadap hasil penyajian data, yaitu berupa temuan karakteristik berpikir intuitif siswa SMA bergaya kognitif field independent (GKFI) dan bergaya kognitif field dependent (GKFD) dalam menyelesaikan masalah geometri. Caranya adalah menganalisis kata/frase/kalimat (menganalisis hasil jawaban dan analisis hasil wawancara dengan subjek). Analisis kata/frase/kalimat dilakukan dengan cara: (a) memeriksa dan menelaah hasil jawaban subjek, (b) memeriksa dan menelaah transkrip hasil wawancara, (b) memfokuskan pada kata/frase/ kalimat yang secara signifikan menarik kesimpulan, (c) mendaftar kemungkinan arti kata atau kalimat yang muncul dalam tulisan atau dalam pikiran subjek, dan (d) memeriksa atau melihat kembali data ke transkrip (hasil jawaban tertulis atau hasil wawancara) untuk menentukan makna yang sesuai.

Proses analisis data dengan triangulasi sumber ini dimaksudkan untuk mengetahui konsistensi (reliability) hasil temuan yang diinginkan dari masing- masing subjek bergaya kognitif sama. Langkah yang dilakukan adalah membandingkan suatu kejadian-kejadian setiap kategori data tertentu dengan suatu kategori data tertentu lainnya sehingga didapat suatu kategori yang memiliki ciri-ciri yang sama. Kategori yang sama ini merupakan teori yang dihasilkan. Kegiatan verifikasi dilakukan dengan menguji kebenaran, kekokohan dan kecocokan makna-makna dengan melihat kembali data yang Proses analisis data dengan triangulasi sumber ini dimaksudkan untuk mengetahui konsistensi (reliability) hasil temuan yang diinginkan dari masing- masing subjek bergaya kognitif sama. Langkah yang dilakukan adalah membandingkan suatu kejadian-kejadian setiap kategori data tertentu dengan suatu kategori data tertentu lainnya sehingga didapat suatu kategori yang memiliki ciri-ciri yang sama. Kategori yang sama ini merupakan teori yang dihasilkan. Kegiatan verifikasi dilakukan dengan menguji kebenaran, kekokohan dan kecocokan makna-makna dengan melihat kembali data yang

Tiga rangkaian kegiatan analisis data penelitian ini tidak bersifat hirarkis, akan tetapi merupakan suatu jalinan kegiatan yang saling berinteraksi satu sama lain mulai dari sebelum, selama, dan sesudah pengumpulan data sampai dengan proses penarikan kesimpulan disajikan pada Diagram 3.4 dan Diagram

3.5 berikut ini.

Menyelesaikan Masalah 1

KBI GKFI S1M1

Wawancara Berbasis Masalah 1

Subjek 1 KBI GKFI S1

GKFI

Menyelesaikan Masalah 2

KBI GKFI S1M2

Wawancara Berbasis Masalah 2

KBI GKFI

Menyelesaikan Masalah 1

KBI GKFI S2M1

Wawancara Berbasis Masalah 1

KBI Subjek 2

GKFI S2 GKFI

Menyelesaikan Masalah 2

KBI GKFI

S2M2

Wawancara Berbasis Masalah 2

Diagram 3.4 Metode Triangulasi Sumber untuk Subjek GKFI

Menyelesaikan

Masalah 1

KBI GKFD

S3M1 Wawancara Berbasis

Masalah 1

Subjek 3 KBI GKFD

GKFD S3

Menyelesaikan Masalah 2

KBI GKFD

S3M2 Wawancara Berbasis

Masalah 2

KBI GKFD

Menyelesaikan

Masalah 1

KBI GKFD

S4M1

Wawancara Berbasis Masalah 1

Subjek 4 KBI GKFD

GKFD S4

Menyelesaikan Masalah 2

KBI GKFD

S4M2

Wawancara Berbasis

Masalah 2

Diagram 3.5 Metode Triangulasi Sumber untuk Subjek GKFD

F. Prosedur Penelitian

Secara umum rangkaian kegiatan penelitian yang dilakukan untuk menemukan jawaban masalah penelitian melalui tahapan-tahapan; yaitu (1) tahap persiapan, (2) tahap pelaksanaan, (3) tahap analisis data, dan (4) tahap penulisan laporan.

(1) Tahap Persiapan Pada tahap persiapan ini, peneliti melakukan kegiatan-kegiatan antara lain; menyempurnakan proposal, terutama menyiapkan instrumen dan kerangkan kerja untuk memilih subjek penelitian, yaitu siswa SMA bergaya kognitif field independent (FI) dan field dependent (FD), membuat instrumen-instrumen pendukung berupa soal geometri dan pedoman wawancara. Masalah geometri yang terdiri atas dua masalah geometri, yaitu masalah utama, yaitu soal nomor 1A (M1) dan masalah kedua, yaitu soal nomor 1B (M2), di mana M2 soal yang memiliki tingkat kesulitan serupa dengan M1 serta dilakukan validasi ahli (investigator) dan validasi empiris.

(2) Tahap Pelaksanaan Penelitian Pada tahap ini, peneliti melakukan kerjasama dengan pihak sekolah, yaitu

Kepala sekolah dan Guru matematika kelas X SMAN Kedungwaru Tulungagung. Berdasarkan kriteria subjek penelitian yang ditetapkan, peneliti memilih minimal 4 orang subjek penelitian berdasarkan hasil test gaya kognitif (GEFT), yakni 2 orang siswa bergaya kognitif Fild-Independent (GKFI) dan 2 orang siswa bergaya kognitif Fild-Dependent (GKFD) yang memiliki kemampuan matematika relatif sama. Selanjutnya subjek penelitian diberi tugas untuk menyelesaikan masalah geometri sekaligus dilakukan wawancara berbasis masalah. pada saat pengambilan data, peneliti menggunakan alat bantu perekam

berupa handycam dan tape recorder untuk merekam semua aktivitas subjek pada saat wawancara. Peneliti juga membuat catatan-catatan lapangan berupa kejadian-kejadian unik yang diperlukan. Selanjutnya untuk memvalidasi data berupa handycam dan tape recorder untuk merekam semua aktivitas subjek pada saat wawancara. Peneliti juga membuat catatan-catatan lapangan berupa kejadian-kejadian unik yang diperlukan. Selanjutnya untuk memvalidasi data

(3) Tahap Analisis Data Setelah diperoleh data valid atau kredibel (data hasil jawaban tertulis, data hasil wawancara, serta data hasil catatan lapangan), maka peneliti melakukan analisis data dengan melakukan transkripsi data, penelahaan data, reduksi data, kategorisasi data, interpretasi data, dan penarikan kesimpulan.

(4) Tahap Penulisan Laporan Setelah diperoleh hasil penelitian, dilanjutkan dengan menulis laporan penelitian yang direncanakan terdiri atas enam Bab yang secara umum untuk masing-masing bab berisi, yaitu BAB I Pendahuluan, BAB II Kajian Pustaka, BAB III Metode Penelitian, BAB IV Paparan dan Analisis Data Penelitian, BAB V Diskusi Hasil Penelitian, dan BAB VI Penutup.

Selanjutnya untuk mempermudah memahami tahap-tahap pelaksanaan penelitian disajikan rangkuman sebagaimana Diagram 3.6 berikut ini.

Penetapan Subjek

Siswa mengerjakan tes GEFT untuk menggolongkan siswa bergaya kognitif FI dan FD

Diperoleh subjek

FI dan FD

Subjek FI & FD dilihat dari kemampuan matematika

Diperoleh minimal satu subjek FI dan satu subjek FD dengan kemampuan relatif sama

Pengambilan data Subjek FI dan FD Pengambilan data Subjek FI dan FD dalam menyelesaikan masalah 1

dalam menyelesaikan masalah i 2

Diperoleh data

Diperoleh data

penelitian

penelitian

Transkripsi, reduksi, dan Transkripsi, reduksi, dan kategorisasi data

kategorisasi data

Diperoleh data

Diperoleh data

terkategori

terkategori

Validasi data (Triangulasi waktu)

Data Valid

Interpretasi Data &

Menarik Kesimpulan

Hasil

: Pertanyaan

(Triangulasi Investigator)

Penelitian

: Urutan Kegiatan : Kegiatan bila

Dokumen yang terkait

Kajian Karakteristik Fisik, Kimia dan Mikrobiologis Edible Film dari Tiga Jenis Pati (Kimpul, Ubi Jalar Putih dan Singkong) dengan Penambahan Filtrat Kunyit (Curcuma longa Linn.) Sebagai Penghambat Bakteri Salmonella.

16 119 21

PERBEDAAN ANATOMI JARINGAN EPIDERMIS DAN STOMATA BERBAGAI DAUN GENUS ALLAMANDA (Dikembangkan menjadi Handout Siswa Biologi Kelas XI SMA)

5 148 23

Konstruksi Media tentang Kontroversi Penerimaan Siswa Baru di Kota Malang (Analisis Framing pada Surat Kabar Radar Malang Periode 30 Juni – 3 Juli 2012)

0 72 56

Pendampingan Pada Siswa Berkesulitan Belajar Di SDI ISKANDAR SAID Surabaya

0 16 2

Hubungan Antara Iklim Sekolah Dengan Disiplin Siswa Di SMP Hutama Pondok Gede Bekasi

1 73 93

Karakteristik sintaksis ayat-ayat makiyah

0 41 2

Perancangan Sistem Informasi Akademik Pada SMK Bina Siswa 1 Gununghalu

27 252 1

PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA (Studi Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA1 SMA Negeri 1 Bukit Kemuning Semester Ganjil T

47 275 59

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF EXAMPLE NON EXAMPLE TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR RASIONAL SISWA PADA MATERI POKOK PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Waway Karya Lampung Timur Tahun Pela

7 98 60

Studi Perbandingan Sikap Sosial Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaraan Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray dan Think Pair Share Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu

3 49 84