3 Dalam konteks nonstruktural
Kepemimpinan diartikan sebagai proses mempengaruhi pikiran, perasaan, tingkah laku dan mengarahkan semua fasilitas untuk
mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan secara bersama pula. Hersey dan Blanchard dalam Cleary, 2009
dalam konteks
Kepemimpinan situasional adalah merupakan kepemimpinan yang didasarkan atas hubungan saling mempengaruhi antara 1.Tingkat bimbingan dan arahan
yang diberikan pemimpin perilaku tugas, 2. Tingkat dukungan sosioemosional yang disajikan pemimpin perilaku hubungan dan 3.Tingkat kesiapan yang
diperlihatkan bawahan dalam melaksanakan tugas, fungsi atau tujuan tertentu kematangan bawahan. Berdasarkan teori kepemimpinan situasional, tidak ada
satu gaya kepemimpinan yang paling efektif untuk semua organisasi. Kepemimpinan yang efektif adalah perilaku kepemimpinan yang sesuai dengan
karakteristik organisasi, terutama kondisi kematangan bawahan.
2.2.2. Peran Pemimpin
Peran kepemimpinan meliputi memotivasi bawahan dan menciptakan kondisi yang menyenangkan dalam melaksanakan pekerjaan kepemimpinan
berusaha untuk membuat perubahan dalam organisasi dengan 1 menyusun visi masa depan dan strategi untuk membuat perubahan yang dibutuhkan 2
mengkomunikasikan dan memperjelas visi, dan 3 memotivasi dan memberi inspirasi kepada orang lain untuk mencapai visi itu, dan kepemimpinan sebagai
hubungan pengaruh ke berbagai arah antara pemimpin dan bawahannya yang mempunyai tujuan yang sama dalam mencapai perubahan yang sebenarnya. Dalam
Universitas Sumatera Utara
penelitian definisi operasional dari kepemimpinan akan tergantung pada seberapa
luas tujuan para peneliti Allen , Meyer dan Smith, 1997.
Dalam perspektif pelayanan publik, peran pemimpin harus mampu membawa organisasi publik memberikan pelayanan prima. Karena pada
hakekatnya dibentuknya organisasi publik adalah untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat. bahwa organisasi publik dikatakan efektif apabila dalam
realita pelaksanaannya birokrasi dapat berfungsi melayani sesuai dengan kebutuhan masyarakat client, artinya tidak ada hambatan sekat yang terjadi
dalam pelayanan tersebut, cepat dan tepat dalam memerikan pelayanan, serta mampu memecahkan fenomena yang menonjol.
2.2.3. Model dnn Gaya Kepemimpinan
Robbins dan Judge 2008 mengemukakan ada empat macam model kepemimpinan bila dikaitkan dengan ciri kepribadian seorang pemimpin. Yaitu :
1. Model kepemimpinan kontigency Model Fiedler.l974,
2. Model jalur-tujuan Model Houss Path Goal, l974;
3. Model Partisipasi Model Vroom-Yetton,l973 dan
4. Model situasi l977.
Dari keempat model tersebut model situasi merupakan penyempurnaan dari kelemahan-kelemahan teori yang ada sebelumnya. Efektivitas kepemimpinan
seseorang pada tingkat yang sangat dominan ditentukan oleh kemampuannya untuk membaca situasi yang dihadapi dan menyesuaikan dengan gaya
kepemimpinannya sedemikian rupa agar cocok dan mampu memenuhi tuntutan situasi yang dihadapi. Kepemimpinan situasional menggunakan dua dimensi
Universitas Sumatera Utara
kepemimpinan yang sama seperti dikenali oleh Fiedler : perilaku tugas dan hubungan. Tetapi Hersey dan Blanchard 2007 melangkah lebih jauh dengan
menganggap masing masing dimensi sebagai tinggi atau rendah dan kemudian menggabung semuanya menjadi empat perilaku pemimpin yang spesifik pada
gaya kepemimpinan situasional yaitu :
1. Telling konsultatif orientasi tugas tinggi-hubungan rendah; pemimpin