BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam era globalisasi ini perkembangan kemajuan teknologi dan informasi yang semakin pesat, maka mobilitas dan aktivitas manusia dalam
berbagai aspek kehidupan pun semakin bertambah dalam kegiatan ekonomi, politik, sosial dan budaya. Salah satu yang paling menarik dan mendapat perhatian
baik secara nasional maupun internasional adalah pasar global yang memungkinkan setiap orang bekerja dimanapun dia suka tanpa melihat negara,
ideologi, ras, keturunan dan agama. Sebagaimana tercermin dalam Undang Undang Nomor: 39 Tahun 2004 menyebutkan Tenaga Kerja Indonesia TKI
adalah setiap warga negara Indonesia yang memenuhi syarat untuk bekerja di luar negeri dalam hubungan kerja untuk jangka waktu tertentu dengan menerima upah.
Sebagian besar instansi-instansi pemerintah memberikan pelayanan publik, Akan tetapi kualitas pelayanan terkesan kurang memperoleh perhatian yang
serius, sedangkan kualitas pelayanan merupakan ukuran sejauh mana kemampuan pegawai untuk menjalankan tugas dan fungsinya sesuai dengan apa yang
diberikan oleh instansinya Adapun Perwujudan nyata dari sikap aparatur Negara dalam menjalankan tugas dan fungsinya memberikan pelayanan juga tercermin
pada Undang Undang nomor 39 tahun 2004 yaitu mengenai tugas Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia BNP2TKI dan Balai
Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia BP3TKI selaku pihak yang memberikan pelayanan penempatan dan perlindungan Tenaga
Universitas Sumatera Utara
Kerja Indonesia TKI yang lebih mudah, murah, cepat dan aman secara terkoordinasi dan terintegrasi dengan instansilembaga terkait penempatan dan
perlindungan TKI dalam memberikan pelayanan mengenai: 1 Dokumen; 2 Pembekalan Akhir Pemberangkatan PAP; 3 Penyelesaian masalah; 4 Sumber
sumber pembiayaan; 5 Pemberangkatan sampai pemulangan; 6 Peningkatan kualitas calon TKI; 7 Informasi; 8 Kualitas pelaksanaan penempatan TKI; dan 9
Peningkatan kesejahteraan TKI dan keluarganya. Persoalannya kemudian adalah bagaimana pegawai yang ditempatkan
dalam struktur birokrasi tersebut dapat menjalankan fungsinya dalam kerangka proses pencapaian tujuan di instansiorganisasinya yaitu dalam memberikan
kualitas Pelayanan yang baik. Dalam hal peningkatan kualitas pelayanan ini tentu saja berbagai pihak yang terkait dengan perusahaanInstansi harus memperhatikan
faktor umum yang selalu di kaji yakni pada tingkat kepemimpinan. Sebab sebagai faktor yang mengarahkan organisasi dan pemberi contoh perilaku terhadap
pengikutpegawai juga kepemimpinan sangat menentukan keberhasilan dan kegagalan dalam mencapai tujuan yang diharapkan sesuai dengan kemajuan dan
perkembangan zaman dimana perkembangan teknologi serta kepemimpinan yang bersifat pelayanan dimana seorang pemimpin harus berperan sebagai panutan,
perintis jalan, motivator dan pemberdaya. Robbins, 2008. Motivasi yang dapat memacu semangat kerja juga merupakan salah satu
faktor yang tidak kalah penting dalam mempengaruhi kemajuan dan keberhasilan sebuah organisasi. Motivasi kerja sebagai kondisi yang berpengaruh
membangkitkan, mengarahkan, dan memelihara perilaku yang berhubungan
Universitas Sumatera Utara
dengan lingkungan kerja Ivancevich, 2008. Senada dengan itu motivasi kerja juga memberikan pengaruh pada kualitas pelayanan yang diberikan kepada
Tenaga Kerja Indonesia TKI. Dengan motivasi yang kuat pegawai akan melaksanakan peningkatan kualitas pelayanan penempatan dan perlindungan TKI
yang lebih baik. Di sisi lain dalam menjalankan tugas sesuai fungsinya, maka akan ditentukan sejauh mana keterlibatan dan keterikatan pegawai pada
instansinya. Keterlibatan pegawai mencerminkan tingkat kesungguhan pegawai dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Sebab adanya pegawai yang
berkomitmen tingi akan menunjukkan kesungguhan pegawai dan memberikan pengaruh positif terhadap tingkat pelayanan yang dihasilkan oleh karyawan
Thomas, 2009. Pihak BP3TKI Medan banyak menerima pengaduan dan keluh kesah
terkait kasus dan permasalahan yang dialami Calon Tenaga Kerja Indonesia CTKI dan Tenaga Kerja Indonesia TKI melalui layanan pengaduan Call
Center, kotak saran, dan seringnya terjadi pemulangan deportasi langsung dari perwakilan Republik Indonesia di negara penempatan ke wilayah Medan hampir
setiap tahunnya. Sedangkan yang bertanggung jawab dalam memberikan perlindungan terhadap TKI adalah semua pihak yang berkepentingan dengan
Penempatan Tenaga Kerja Luar Negeri PTKLN termasuk BP3TKI Medan selaku koordinator dari instansi Pemerintah yang mengkoordinir Pelaksana
Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta PPTKIS, Lembaga Latihan Kerja, Sarana Kesehatan yang ditunjuk, Keimigrasian maupun Penggunan di Luar
Negeri User.
Universitas Sumatera Utara
Pada Tabel 1.1 menunjukan permasalahan TKI teratas yang didapat dalam program penempatan dan perlindungan TKI asal Sumatera Utara sepanjang
tahun 2010-2012.
Tabel 1.1 Permasalahan TKI asal Sumatera Utara teratas pada Program Penempatan
dan Perlindungan TKI
Tahun Jenis Permasalahan
Pemalsuan Dokumen saat
seleksi rekruitmen dan
verifikasi dokumen
CTKI Pekerjaan tidak
sesuai dengan job order
Perjanjian Kerja visa kerja
Gaji Tidak Dibayar karena
PHK Sepihak Pemerasan,
penipuan atau pemaksaan tukar
uang.pada saat keberangkatan
Kepulangan
2010
69 55
45 35
2011 47
40 35
32
2012 45
44 39
25 Sumber: Seksi perlindungan BP3TKI Medan 2012 Data diolah
Berdasarkan data di atas menjelaskan masih adanya tindakan pemalsuan dokumen terhadap Calon TKI agar bisa lulus syarat menjadi TKI yang
prosedural, pekerjaan TKI di negara penempatan tidak sesuai dengan Perjanjian kerja, gaji TKI yang tidak dibayar karena Pemutusan Hubungan Kerja PHK
sepihak oleh pengguna dan adanya penipuan maupun pemaksaan yang merugikan TKI pada saat keberangkatan maupun kepulangan TKI di embarkasi
dan debarkasi sejak tahun 2010 hingga tahun 2012, walaupun menurunnya angka permasalahan yang terjadi hingga tahun 2012 tetapi permasalahan tersebut perlu
jadi perhatian pihak Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja
Universitas Sumatera Utara
Indonesia BP3TKI Medan. Oleh karena itu pihak BP3TKI Medan selaku penyelenggara koordinator perlu melakukan peningkatan koordinasi kerja yang
terintegrasi dengan pihakinstansi terkait penempatan dan perlindungan TKI serta evaluasi kerja kepada pegawainya guna memperbaiki hal terkait kualitas
pelayanan yang diberikan kepada Tenaga Kerja Indonesia TKI, Calon Tenaga Kerja Indonesia CTKI maupun masyarakat.
Adapun fenomena lainnya mengenai pelayanan kepada TKI yang kurang perhatian dari pimpinan terdapat pada pelayanan yang diberikan petugas Pos
Pengendalian Keberangkatan dan Kepulangan TKI yang terletak di Bandara Polonia. Tingginya tingkat absensi pegawai Petugas piket yang izin dan mangkir
untuk hadiri jadwal di pos pelayanan tersebut, sehingga teman timnya kewalahan menghadapi CTKI dan TKI yang akan berangkat maupun pulang dari Luar
Negeri dalam hal ini mengakibatkan pelayanan yang diberikan memakan waktu lama, informasi kurang efektif serta kemungkinan perlindungan yang diberikan
kurang optimal dan menjadi peluang oknum yang tidak bertanggung jawab untuk melakukan pemerasan bahkan penipuan.
Berkaitan hal diatas sangat diperlukannya pengamatan lanjut dari pimpinan dalam pendelegasian dan instruksi tugas yang jelas dan sesuai kepada
pegawai. Hal diatas terjadi karena disamping BP3TKI Medan memiliki kekurangan pegawai yang dijadikan petugas teknis khusus di Pos Pengendalian
Keberangakatan dan Kepulangan TKI tersebut juga seringnya pegawai yang sedang jadwal piket diberikan perintah perjalanan untuk dinas ke luar kota dalam
tiap bulannya. Untuk menangani hal ini pimpinan mengambil keputusan
Universitas Sumatera Utara
mengantikan beberapa pegawai teknis yang terlatih tersebut dengan pegawai non teknis dari seksi lain yang kurang ahli dan berpengalaman, sementara petugas
pengganti ini juga dituntut melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sesuai jabatan di seksinya masing – masing pada saat itu. Pada proses . Tabel 1.2
menunjukkan data kehadiran petugas piket pos pelayanan Keberangkatan dan
Kepulangan TKI di Bandara Polonia Medan. Tabel 1.2
Data Rekapitulasi Kehadiran Petugas Pos Pelayanan Keberangkatan dan Kedatangan TKI di Bandara Polonia Medan Tahun 2012
Keterangan Pos Keberangkatan
Pos Kedatangan Shift
Pagi Shift
Siang Shift
Pagi Shift
Siang
Hadir 55
60 78
71 Ijin
24 12
11 12
Sakit 5
9 4
7 Mangkir
16 19
7 10
Sumber: Seksi perlindungan BP3TKI Medan 2012 Data diolah Pihak BP3TKI Medan sendiri mendapati beberapa keluhan dari beberapa
pegawai melalui kotak saran yang disediakan mengenai pegawai yang berkeinginan untuk pindah dikarenakan merasa kurang diberdayakan ataupun
merasa tidak mendapatkan kesempatan mendapatkan pelatihan. Dalam hal ini pemerintah mengadakan pelatihan bimbingan teknis pegawai dan yang
diikutsertakan dari BP3TKI Medan adalah pegawai senior yang sudah kerapkali mengikuti pelatihan kemudian diikutkansertakan lagi walaupun terkadang bukan
dibidangnya. Dengan kata lain kurang meratanya pengembangan mutu dan wawasan pegawai terutama pegawai baru yang tidak mendapati kesempatan
mengikuti pelatihan tersebut akan mempengaruhi mutu pelayanan yang diberikan
Universitas Sumatera Utara
olehnya nanti. Pegawai - pegawai tersebut menginginkan suatu pencapaian kemajuan dan motivasi untuk memacu semangat kerja mereka dalam
mempengaruhi kemajuan dan keberhasilan sebuah organisasi. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1.3 dibawah ini :
Tabel 1.3 Jumlah Kegiatan Terkait Bimbingan Penempatan dan Perlindungan TKI
yang Dilaksanakan BNP2TKI Sepanjang Tahun 2010 - 2012
Nama Kegiatan Jumlah
Pegawai yang
diminta orang
Jumlah Pegawai
yamg diikutkan
orang Jumlah
Pegawai yang sama pernah
mengikuti diikutkan
orang
Trade of Trainer Edukasi Keuangan Perbankan
untuk seksi PerlindunganTKI 2
2 1
Trade of Training Trafficking untuk seksi PerlindunganTKI
3 3
2 Bimbingan Teknis Penempatan
TKI untuk seksi Pelayanan Penempatan
TKI 3
3 2
Bimbingan Teknis Perlindungan TKI
untuk seksi PerlindunganTKI 3
3 1
Bimbingan Teknis Kelembagaan untuk Seksi Kelembagaan dan
kemasyarakatan 3
3 2
Bimbingan Teknis Pembendaharaan
untuk Bagian Tata Usaha 1
1 -
Bimbingan Call Center. Crisis Center
Untuk Seksi Perlindungan TKI 2
2 1
Bimbingan Instruktur PAP Untuk Seksi Pelayanan
Penempatan TKI 3
3 -
Jumlah 20
20 9
Sumber : BP3TKI Medan 2012 Data diolah
Universitas Sumatera Utara
Kurangnya komitmen pegawai dan kepastian melakukan sosialisasi,dan konsultasi berkoordinasi dengan pihak Kabupaten dan Kecamatan daerah kantong
TKI yang telah dipetakan untuk melakukan sosialisasi informasi tentang penempatan dan perlindungan TKI dan juga bagaimana untuk bisa menjadi TKI
yang resmi dapat diketahui dalam tiga tahun terakhir pada tabel 1.4 dibawah. Seksi Kelembagaan dan kemasyarakatan BP3TKI Medan memiliki program
kegiatan ini, oleh karena mengalami kekurangan pegawai untuk diikutsertakan menjadi tim maka diambil pegawai dari seksi lain untuk membantu melaksanakan
salah satu program pelayanan sosial milik BP3TKI Medan ini. Akan tetapi dalam prakteknya masih tidak semua melaksanakannya sesuai waktu yang ditentukan
dikarenakan sebagian pegawai lain merasa kegiatan ini bukan tugas pokoknya. Terkadang kegiatan yang dilaksanakan hanya bersifat fiktif dengan hanya
memberikan laporan telah selesai dilaskasnakan saja. Menurut Porter et.al dalam Sopiah, 2009 berpendapat anggota organisasi yang loyalitas dan kesetiaannya
tinggi terhadap organisasi akan mempunyai keinginan yang tinggi terhadap organisasi dan membuat organisasi menjadi sukses. Makin kuat pengenalan dan
keterlibatan individu dengan organisasi akan mempunyai komitmen yang tinggi. Adapun jumlah pelaksanaan Kegiatan Sosialisasi yang dilakukan oleh
pegawai BP3TKI Medan dalam tiga terakhir tersebut dapat dilihat di Tabel 1.4 dibawah ini :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1.4 Pelaksanaan Kegiatan Sosialisasi BP3TKI Medan
Tahun 2009-2011
Tahun Jumlah
KabKec Jumlah
Lokasi Standarisasi
Waktu Pelaksanaan
lama Waktu Realisasi
waktu
2009 28
50 6 bulan
12 bulan 2010
30 60
8 bulan 12 Bulan
2011 33
100 10 bulan
12 Bulan Sumber : BP3TKI Medan 2012 Data diolah
Dengan ini pihak BP3TKI Medan akan mengadakan evaluasi kerja kembali terhadap pegawainya dan memperbanyak sosialisasi ke daerah-daerah
kantong TKI yang rawan adanya pemberangkatan TKI ilegal serta berkoordinasi lebih baik lagi dengan pihakinstansi terkait penempatan TKI.
Pelaksanaan pelayanan lainnya yang di miliki BP3TKI untuk Tenaga Kerja Indonesia yaitu Pembekalan Akhir Pemberangkatan PAP. Pembekalan akhir
pemberangkatan dimaksud untuk memberikan pemahaman dan pendalaman terhadap materi wajib berupa peraturan perundang-undangan di Negara tujuan,
materi perjanjian kerja, budaya, adat istiadat, hak dan kewajiban TKI, peraturan hukum dan keimigrasian. Pelaksanaan Pembekalan Akhir Pemberangkatan PAP
oleh BP3TKI Medan yang wajib diselenggarakan selama 2 dua hari ini tidaklah lagi sesuai dengan ketentuan yang telah berlaku baik dari sisi waktu
pelaksanaanya maupun kelengkapan sarana dan prasarana penunjang PAP ini juga belum optimal. Adapun permasalahan tersebut dapat dilihat pada tabel 1.5.
dibawah ini dalam periode waktu dari tahun 2010 sd 2012.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1.5 Penyelenggaraan Pelaksanaan Pembekalan AkhirPemberangkatan
Tenaga Kerja Imdonesia di BP3TKI Medan Tahun 2010-2012
Ketentuan Standarisasi
jumlah Realisasi
Fasilitas • Ruang Kelas
• Mejakursi • AC
• Sound Sustem 3 kelas
75 unit.kelas 2 unitkelas
1 setkelas 2 kelas
100 unitkelas
1 unitkleas 2 set
Instruktur 1 orangkelas
1 orangkelas
Jumlah TKI 50-75
orangkelas 70-100
orang Waktu pelaksanaan
2 hari 1 hari
Sumber : Seksi Penempatan BP3TKI Medan 2012 Data diolah Pada Tabel 1.5 menunjukkan bahwa realisasi pelaksanaan baik fasilitas,
Instruktur, jumlah TKI , dan waktu pelaksanaan tidak sesuai dengan prosedur dan standarisasi yang ditentukan. Ini tentu saja menunjukkan kualitas pelayanan yang
belum optimal dan berpengaruh pada tingkat kepuasan CTKITKI yang mengikuti pelaksanaan PAP tersebut.
Berdasarkan uraian di atas dapat dilihat bahwa fenomena- fenomena tersebut tersebut menunjukkan adanya pengaruh kepemimpinan, motivasi kerja
dan komitmen terhadap kualitas pelayanan yang diberikan kepada TKI. Kualitas Pelayanan dijadikan sebagai variabel tidak bebas dependen variable sedangkan
variabel bebas independen variable yang digunakan dibatasi pada kepemimpinan, motivasi, dan komitmen pegawai. Oleh karena itu, dilakukann
penelitian untuk mendapatkan bukti-bukti empiris mengenai pengaruh kepemimpinan, motivasi kerja dan komitmen pegawai terhadap kualitas pelayanan
Universitas Sumatera Utara
yang diberikan kepada Tenaga Kerja Indonesia TKI di Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia BP3TKI Medan.
1.2. Perumusan Masalah