Pengungkapan Implikatur Percakapan dari Dua Ujaran di dalam Seri 4 oleh Informan 2

140 Informan 1 tidak mengungkapkan implikatur percakapan dari ujaran 17 karena tidak memandang onomatope 18 sebagai ujaran yang seharusnya dianalisis. Hal tersebut sepenuhnya merupakan kesalahan peneliti yang tidak segera mengajukan pertanyaan arahan yang berkaitan dengan onomatope tersebut.

4.1.3.4.2 Pengungkapan Implikatur Percakapan dari Dua Ujaran di dalam Seri 4 oleh Informan 2

Hasil Wawancara dengan Informan 2 tentang Seri 4 Peneliti : “... yang ini ni Bu. Tentang ...” Informan : “Halloween ... He’em.” Peneliti : “Kalo di Indonesia Halloween identik dengan apa Bu ? Party, party ?” Informan : “Party dan party saja.” Peneliti : “Ya, ibu pernah menang itu ya, jadi setan terbaik.” Informan : “Iya.” Peneliti : “Waktu itu tu Trick or Treat nggak Bu ? Waktu pas party itu ?” Informan : “Oh, tidak, Trick or Treat itu tidak membudaya ya di Indonesia.” Peneliti : “Oh, jadi kalo di Indonesia Halloween ?” Informan : “Halloween biasanya dirayakan hanya dengan pesta kostum.” “Seperti itu saja.” Peneliti : “Costume party.” Informan : “Ndak ada, tidak ada Trick or Treat karena itu kan menuntut anak-anak supaya e mereka dikasih permen dari rumah ke rumah. Sementara, tidak, masyarakat luas kebanyakan tidak begitu, apa ya, tidak familiar dengan hari itu. Jadi kalo mereka anak-anak dateng, ngapain gitu mereka ? Wong nggak dapet, tidak menyediakan permen.” Peneliti : “Kalo dari strip ini, ibu tahunya ini e Halloween dari apakah hanya dari tanggalnya aja atau dari gambar yang ada di situ ? Karena tanggalnya kan jelas 31 Oktober.” Informan : “Iya kalo kita liat tanggalnya sih, baru bisa tahu ya. Baru, baru sadar kalo ini ada labu gitu.” Peneliti : “Mm pumpkin ?” Informan : “He’em.” Peneliti : “Karena kita ini kan nggak berwarna Bu stripnya ?” Informan : “He’em. Gitu ya ...” Peneliti : “Kalo dari empat strip ini e empat panil yang ada di sini bisa merangkum cerita tertentu nggak Bu ?” 141 Informan : “Sebentar kalo saya liat sih, kalo kartun atau strip yang semakin sedikit komentarnya, semakin sedikit conversation-nya itu adalah berarti semakin semakin dalam juga maknanya. Di sini si siapa Lucy ya ?” Peneliti : “He’em.” Informan : “Lucy dia bawa. Eh, sebentar si siapa ?” Peneliti : “Linus.” Informan : “Linus ? He’em. Dia nungguin labu.” “Mungkin dia ini ...” Peneliti : “Ibu tau nunggunya karena dia bertopang dagu atau ...” Informan : “Ya, karena dia bertopang dagu jadi mungkin dia pingin merayakannya seperti background-story-nya ...” Peneliti : “O, ya, ya, ya.” Informan : “apa itu ? Halloween ?” Peneliti : “He’e.” Informan : “bahwa anak laki-laki yang menunggu labu. Nah kan bener juga. Akhirnya Lucy lewat dengan papan seperti itu, ‘The Great Pumpkin is a male chauvinist ’” Peneliti : “Jadi ibu tau kalo si Lucy itu feminis ?” Informan : “Yah, keliatan sekali.” Peneliti : “Dia pasti akan membela gendernya.” “Dan itu dicuekin kok sama si Linus. Dia suma sigh aja menghela napas.” Informan : “Mungkin ia menghela napas karena bingung. Ya begitulah perempuan selalu ingin dimengerti.” Peneliti : “Tidak harus memberi komentar dia dengan protesnya si Lucy itu.” Informan : “Iya.” Peneliti : “Kalo mengenai waktu menunggu di sini ada gambar awan tiga kemudian satu ini ...” Informan : “He’em.” Peneliti : “pergeseran waktunya ibu bagaimana melihatnya ?” Informan : “Setau saya ini all day gitu kali ya ?” “Jadi dari pagi mungkin, sampe siang, sampe sore.” Peneliti : “Karena awannya ?” Informan : “Ya, buat saya sih seperti itu.” Peneliti : “Oh, dalam artian, semakin banyak awan berarti semakin pagi gitu ? Ini mungkin siang, ini sore ?” Informan : “Ya. Ya ini mestinya ...” Peneliti : “O, ibu menentukan waktunya berdasarkan awannya. Bukan gelap terangnya ?” Informan : “Ya karena ndak berwarna ya.” Peneliti : “I see. OK.” Lampiran V, Halaman 17--18 142 Analisis Peneliti atas Hasil Pengungkapan Implikatur Percakapan dari Ujaran 17 – 18 oleh Informan 2 17 The Great Pumpkin is a male chauvinist Seperti halnya informan 1, selain menganalisis unsur verbal berupa ujaran tulisan di dalam papan protes yang dibawa Lucy van Pelt, informan 2 juga menganalisis unsur visual berupa gambar buah labu pumpkin sebagai simbol perayaan Helloween dan gambar awan sebagai penanda waktu yang menunjukkan rentang waktu selama Linus van Pelt menunggu kehadiran The Great Pumpkin. Menurut informan 2, implikatur percakapan dari ujaran 17 adalah kalimat “The Great Pumpkin is a male chauvinist” yang ditunjukkan Lucy van Pelt di dalam papan protesnya kepada Linus van Pelt, yang sedang merayakan Helloween dengan menunggui buah labu agar mendapatkan hadiah dari The Great Pumpkin, ditujukan untuk memprotes keberpihakan The Great Pumpkin kepada kaum pria Linus van Pelt, adiknya di dalam perayaan Helloween. Implikatur percakapan tersebut diperoleh informan 2 berdasarkan pengetahuannya tentang peristiwa budaya Amerika berupa Helloween dan tokoh The Great Pumpkin yang diperoleh dari seri STP yang bertema Helloween, di mana pada malam Halloween The Great Pumpkin terbang melintasi kebun labu dengan membawa sekarung mainan yang akan dihadiahkannya kepada anak yang setia menunggui buah labunya. Karena pada umumnya hanya anak laki-laki yang diijinkan berada di luar rumah hingga larut malam, maka mereka lah yang akan mendapatkan mainan dari The Great Pumpkin sebagai hadiah atas kesetiaan mereka menunggui buah labunya. 143 Hal tersebut juga diperoleh informan 2 berdasarkan pengetahuannya tentang makna istilah male chauvinist, di mana The Great Pumpkin lebih memihak kaum pria daripada kaum wanita, serta pengetahuannya tentang karakter Lucy van Pelt di dalam STP yang dikenal sebagai seorang feminis. Ujaran 17 relevan dengan situasi percakapan di dalam seri tersebut karena dikemukakan oleh Lucy van Pelt yang dikenal sebagai seorang feminis untuk menghujat ketidaksetaraan gender di dalam perayaan Helloween. Kesimpulan tersebut diperoleh dari dialog berikut. Informan : “Linus ? He’em. Dia nungguin labu.” Peneliti : “Ibu tau nunggunya karena dia bertopang dagu atau ...” Informan : “Ya, karena dia bertopang dagu jadi mungkin dia pingin merayakannya seperti background-story-nya ...” Peneliti : “O, ya, ya, ya.” Informan : “apa itu ? Halloween ?” Peneliti : “He’e.” Informan : “bahwa anak laki-laki yang menunggu labu. Nah kan bener juga. Akhirnya Lucy lewat dengan papan seperti itu, ‘The Great Pumpkin is a male chauvinist ’” Peneliti : “Jadi ibu tau kalo si Lucy itu feminis ?” Informan : “Yah, keliatan sekali.” Peneliti : “Dia pasti akan membela gendernya.” 18 onomatope Sigh Menurut informan 2, implikasi dari onomatope berupa helaan napas dari Linus van Pelt adalah Linus van Pelt bingung tidak mengerti atas sikap Lucy van Pelt, sebagai seorang perempuan, yang selalu ingin dimengerti. Hal tersebut diperoleh informan 2 berdasarkan pengetahuannya tentang helaan napas yang menunjukkan kebingungan Linus van Pelt. 144 Onomatope tersebut relevan dengan sikap Linus van Pelt yang tidak ingin menanggapi protes Lucy van Pelt. Kesimpulan tersebut diperoleh dari dialog berikut. Peneliti : “Dan itu dicuekin kok sama si Linus. Dia suma sigh aja menghela napas.” Informan : “Mungkin ia menghela napas karena bingung. Ya begitulah perempuan selalu ingin dimengerti.” Peneliti : “Tidak harus memberi komentar dia dengan protesnya si Lucy itu.” Informan : “Iya.”

4.1.3.4.3 Pengungkapan Implikatur Percakapan dari Dua Ujaran di dalam Seri 4 oleh Informan 3