245
Berdasarkan hasil interpretasi
di atas dapat dikatakan
bahwa secara garis besar keempat informan memandang seri The First Day of School sebagai simbol pertentangan antara yang baik
dan yang buruk yang direpresentasikan oleh sistem praktek sebagai yang baik dan sistem hafalan sebagai yang buruk.
4.2.1.4 Analisis Hasil Interpretasi Strip Komik 4 Helloween
4.2.1.4.1 Informan 1
Informan 1 menghubungkan protes Lucy van Pelt atas keberpihakan The Great Pumpkin kepada kaum pria male, yaitu
Linus van Pelt, dengan ketidaksetaraan gender yang tercermin di dalam perayaan Halloween. Dengan demikian, Lucy van Pelt
merupakan representasi dari kaum wanita dan Linus van Pelt merupakan representasi dari kaum pria di Amerika Serikat.
Menurut informan 1, seri Halloween menunjukkan bahwa ketidaksetaraan gender masih terdapat di Amerika Serikat meskipun
Amerika Serikat selalu mendengung-dengungkan kesetaraan gender. Kesimpulan tersebut diperoleh dari dialog berikut.
Peneliti : “Jadi ketika si Lucy menyebutkan bahwa dia a male chauvinist, The Great
Pumpkin, maka The Great Pumpkin lebih memihak kaum pria ...” Informan : “Male, gitu ya.”
Peneliti : “daripada
kaum wanita.
It’s not fair.” Informan : “He’e ...”
Peneliti : “Nah,
kalau misalnya
Lucy begini,
berarti dia
protes kepada
The Great Pumpkin.” Informan : “He’em.”
Peneliti : “Ya. Berarti dia protes kepada The Great Pumpkin atas e hak istimewa
atau priviledge yang diberikan kepada si laki-laki ini, adiknya.” Informan : “He’em.”
246
Peneliti : “Nah, biasanya yang sampe, yang diijinkan berada di luar rumah
sampe malem kan anak laki-laki.” Informan : “He’em.
Betul.” Peneliti
: “Jadi yang dapet hadiah adalah ... “ Informan : “Anak
laki-laki.” Peneliti
: “anak laki-laki. Proteslah si Lucy.” Informan : “Iya. karena anak perempuan biasanya kan nggak, nggak diperbolehkan
sampe ...” “Ha’a, sampe malem.”
Peneliti : “Ini membuktikan bahwa di Amerika ketidaksetaraan gender masih ada.”
Informan : “Iya. O itu ya. He’e. Ada kaitannya juga ya itu ya ?” Peneliti
: “Padahal mereka mengakui bahwa mereka adalah polisi dunia. Mengakui bahwa mereka adalah the best dalam hal human right.
Ternyata masih ada ketidaksetaraan gender.” Informan : “Padahal mereka mendengung-dengungkan bahwa wanita tu ...”
“setara dengan pria. Kan gitu.”
Lampiran V, halaman 8--9
4.2.1.4.2 Informan 2
Informan 2 menghubungkan protes Lucy van Pelt --sebagai feminis-- atas keberpihakan The Great Pumpkin kepada kaum pria,
yaitu Linus van Pelt, dengan ketidaksetaraan gender yang tercermin dari perayaan Halloween. Dengan demikian, Lucy van Pelt merupakan
representasi dari kaum wanita dan Linus van Pelt merupakan representasi dari kaum pria di Amerika Serikat.
Menurut informan 2, seri Halloween menunjukkan bahwa ketidaksetaraan gender masih terdapat di manapun, termasuk
di Amerika Serikat. Hal tersebut menunjukkan bahwa kaum feminis masih
harus berjuang untuk memperoleh kesetaraan gender karena kaum pria masih memperoleh hak istimewa dari gendernya tersebut.
Kesimpulan tersebut diperoleh dari dialog berikut.
247
Informan : “Linus ? He’em. Dia nungguin labu.” “... mungkin dia pingin merayakannya seperti background story nya ...”
Peneliti : “O, ya, ya, ya.”
Informan : “apa itu
? Halloween ?”
“Bahwa anak laki-laki yang menunggu labu. Nah kan bener juga. Akhirnya Lucy lewat dengan papan seperti itu, ‘The Great Pumpkin is a male
chauvinist ’” Peneliti
: “Jadi ibu tau kalo si Lucy itu feminis ?” Informan : “Yah, keliatan sekali.”
Peneliti : “Dia pasti akan membela gendernya.”
Informan : “He’e. Dan kalo buat saya, kartun strip ini mewakili isu gender yang ada di mana-mana.”
Peneliti : “Bahkan di Amerika ya ?”
Informan : “Iya ... Dan bahwa kaum feminis masih harus selalu berjuang untuk diakui.” Peneliti
: “Dan itu dicuekin kok sama si Linus. Dia suma sigh aja menghela napas.” Informan : “Mungkin ia menghela napas karena bingung. Ya begitulah perempuan
selalu ingin dimengerti.” Peneliti
: “Tidak harus memberi komentar dia dengan protesnya si Lucy itu.” Informan : “He’em. Jadi ini buat saya adalah isu gender bahwa di mana-mana
feminis itu masih berjuang untuk dihargai. Dan bahwa ...” Peneliti :
“Eventhough di Amerika ?” Informan : “Iya ... Dan bahwa e masih pria juga yang menang di mana-mana.”
Peneliti : “Ibu tau pria yang menang di mana-mana dari mana Bu ?”
Informan : “Lha itu
? Male chauvinist ?”
Peneliti : “Ya sih, dan male yang menerima keistimewaan hanya cuek-cuek saja.”
Informan : “Tentu saja. Karena dia sudah ...” Peneliti :
“Karena dia
menikmati priviledge-nya ?”
Informan : Iya.”
Lampiran V, Halaman 18
4.2.1.4.3 Informan 3