Informan 2 Analisis Hasil Interpretasi Strip Komik 3 The First Day

237 Peneliti : “Nah mungkin e ini bagian sekolah yang barangkali budget-nya terbatas. Yang tidak memungkinkan mengajak mereka untuk jalan-jalan ...” Informan : “Iya. Nggak semua, nggak semua e sekolah itu kan bagus, gitu ya. Mungkin di Amerika mungkin ada beberapa yang katakanlah di, di e apa ...” Peneliti : “Daerah-daerah yang ...” Informan : “He’e, village itu, yang biasa-biasa aja, yang mereka sendiri nggak harus mengetahui itu capital city seperti apa, ‘O a king itu yang kayak apa ?’ Kayak gitu. Jadi surprising aja. Tidak semuanya anak-anak di Amerika itu mengetahui apa e mengetahui apa yang dia memorize, apa yang dia hafal, begitu.” Lampiran V, Halaman 7

4.2.1.3.2 Informan 2

Informan 2 menghubungkan masih adanya pelajaran menghafal di sekolah Sally Brown dengan masih dicantumkannya pelajaran tersebut di dalam kurikulum sistem pendidikan yang diterapkan di sekolah dasar di Amerika Serikat. Dengan demikian, Sally Brown merupakan personifikasi dan representasi dari murid sekolah dasar di Amerika Serikat. Hal tersebut mengherankan informan 2 karena menurutnya pelajaran menghafal tidak lagi diterapkan di Amerika Serikat karena menunjukkan inkonsistensi sistem pendidikan di Amerika Serikat, yaitu pertentangan sistem hafalan yang diterapkan di tingkat dasar sekolah dasar dengan sistem praktek yang diterapkan di tingkat tinggi perguruan tinggi. Menurut informan 2, seri The First Day of School menunjukkan kekurangan sistem pendidikan di Amerika Serikat, yaitu tidak semua sekolah di Amerika Serikat menerapkan kurikulum yang baik, seperti Kurikulum Berbasis Kompetensi KBK yang diterapkan di Indonesia. 238 Selanjutnya, informan 2 memandang pembuatan seri tersebut di Amerika Serikat ditujukan untuk mengkritik sistem pendidikan di sana, sedangkan pemilihan seri tersebut oleh editor The Jakarta Post di Indonesia disesuaikan dengan isu KBK yang sedang marak di sini karena dimuat pada bulan September 2004. Sebagai tambahan, informan 2 menyatakan bahwa mengubah kurikulum atau sistem pendidikan tidak mudah karena hal tersebut membutuhkan waktu yang cukup panjang, seperti yang dikemukakan oleh Charlie Brown melalui analognya. Kesimpulan tersebut diperoleh dari dialog berikut. Informan : “He’em. ’Why do I have to go to school and learn the names of all those rivers ?’ Oya. OK. Jadi di sini cuman disuruh ngapalin doang ya. Nama-nama dan yang lain-lain.” “... Padahal dia sendiri belum pernah ngelihat e, e apa ?” Peneliti : “Sungai-sungai yang namanya harus diapalin itu ?” Informan : “Iya, betul. Ya buat saya mungkin di sini dia mengkritik sistem pendidikan yang hanya menghapal.” Peneliti : “Eh, di Amerika masih ada ya Bu ? Pendidikan kaya gitu ? Kok ? Jangan-jangan ...’ Informan : “Ya, iya.” Peneliti : “Mencurigakan ya ?” Informan : “He’e. Ya iya juga sih.” Peneliti : “Masa Amerika masih begitu ?” Informan : “Mungkin di sana berarti tidak semua sudah menerapkan KBK.” Peneliti : “Iya. Saking luasnya mungkin. Ada beberapa states yang nggak.” Informan : “Ya. Mungkin mereka ingin nyorot juga. Mungkin pendidikan dasar sampai elementary lah.” “Sampai sembilan mungkin masih sangat menerapkan hapalan.” Peneliti : “Yup.” Informan : “Dan itu e sangat kontras mungkin dengan, dengan pendidikan yang selanjutnya. Jadi, jadi ...” Peneliti : “Yang banyak prakteknya ?” Informan : “He’em.” Peneliti : “Di kampus ?” 239 Informan : “Mungkin Schulz di sini ingin, ingin mengkritik bahwa sistem pendidikan di Amerika ternyata juga tidak konsisten, gitu. Dia bilang seperti itu.” “Nah, itulah. Mungkin e editor yang memuat ini, ini di Jakarta Post ya ?” “Ya, Jakarta Post, mungkin ingin menyesuaikan isu yang, ‘Oh, kebetulan sama.’” Peneliti : “Oh, jangan-jangan ini dikeluarkannya pas lagi isu KBK lagi marak ya Bu ya ? Ini kapan tuh ? “ “September ...” “Dua ribu empat. Bisa jadi.” Peneliti : “Jadi ?” Informan : “Keliatannya dua ribu empat ya KBK kita mulai.” Peneliti : “He’em. Ya. Trus si Chuck juga bilang. ‘It is a good point that’ Jadi dia mengakui ... “ Informan : “He’em.” Peneliti : “itu memang sebuah kekurangan.” Informan : “Menurut saya sih, begitu. Jadi e pembuatan strip yang ini adalah untuk mengkritik sistem edukasi di sana, tapi pemuatannya di sini di pas-pasin karena e kebetulan isunya sama.” Peneliti : “Dan si Chuck ini bilang, ‘This may take more than one field trip to the zoo.’ Dalam artian tidak semudah itu mengubah sistem pendidikan ?” Informan : “Iya betul. Kalo mau dibikin begitu.” Peneliti : “Sangat perlu waktu. Kalau mau bikin yang banyak prakteknya bisa bikin course book-nya kali, Bu ?” Informan : “Setuju.” Peneliti : “Belum penerapannya.” Informan : “Ya, ya.” Lampiran V, Halaman 15--16 4.2.1.3.3 Informan 3 Informan 2 menghubungkan masih adanya pelajaran menghafal di sekolah Sally Brown dengan masih dicantumkannya pelajaran tersebut di dalam kurikulum sistem pendidikan yang diterapkan di sekolah dasar di Amerika Serikat. Dengan demikian, Sally Brown merupakan personifikasi dan representasi dari murid sekolah dasar di Amerika Serikat. 240 Walaupun demikian, hal tersebut tidak mengejutkan bagi informan 3 karena ia sendiri memperoleh palajaran menghafal ketika duduk di bangku sekolah dasar di Los Angeles, California, pada tahun 1969 hingga 1974. Menurut informan 3, seri The First Day of School menunjukkan bahwa pendidikan di Amerika Serikat, khususnya pada tingkat dasar sekolah dasar memang hanya ditekankan untuk membaca, mengeja, dan menghafal. Pelajaran menghafal tersebut ditujukan untuk memperkenalkan murid dengan segala hal yang berhubungan dengan Amerika Serikat centralized, misalnya sungai, gunung, ibukota negara bagian, dan batas wilayah antar-negara bagian atau antara Amerika Serikat dan negara lain yang terdapat di sana. Sebagai tambahan, informan 3 menyatakan bahwa tidak mudah memenuhi tuntutan Sally Brown agar sekolah mengajaknya untuk mengenal apa yang dihafalkannya karena hal tersebut membutuhkan waktu yang cukup panjang, seperti yang dikemukakan oleh Charlie Brown melalui analognya. Kesimpulan tersebut diperoleh dari dialog berikut. Peneliti : “Ya, sekarang tiba-tiba dia harus di situ menghapal.” Informan : “Iya.” Peneliti : “Kira-kira kalo e di, diukur e dari usia dan e strata ini kelas ya, mereka ini kelas berapa sih, Pak ?” Informan : “SD.” Peneliti : “SD ya. OK. Di SD masih banyak pelajaran menghapal ?” Informan : “Mm iya. Saya dulu menghapal karena ... Pendidikan di Amerika tu pada SD hanya ditekankan untuk membaca, mengeja, dan menghafal ...” Peneliti : “SD ya ? Jadi rupanya, rupanya memang seperti itu adanya yang di, diangkat oleh Schulz di sini ya ?” 241 Informan : “Iya. Ha’ah.” Peneliti : “Itu di, di panil satu, dua, tiga, empat. Yang dikhawatirkan oleh si Sally adalah menghapal ini, menghapal itu. Padahal dia tidak pernah melihat satupun yang dihapalkannya.” Informan : “Dia tidak. Ya. OK. Peneliti : “Dan kemudian itu diakui juga oleh Chuck. E, ‘It’s a good point .’“ Informan : “Ya, ya. ‘It is a good point.’ OK.” Peneliti : “Dan kalaupun itu mau diterapkan dalam artian e semua yang dihapal harus diketahui maka waktunya akan panjang sekali yang dia ibaratkan dengan lebih lama dari perjalanan ke ...” “keliling kebun binatang. Semua.” Informan : “Keliling kebun binatang.” Peneliti : “OK. So, apakah kalo dibandingkan dengan di sini pendidikan di sana itu sebetulnya masih lebih bagus di sini. Kan lebih, lebih banyak dibanding hanya mengeja, menghapal ?” Informan : “Maksudnya gimana ?” Peneliti : “Pendidikan di sana.” Informan : “Di sana ?” Peneliti : “He’em. SD. Tingkat SD. SD yang sekarang di Indonesia udah pulang jam tiga, pelajaran matematika ...” Informan : “Lho di sana juga pulang jam tiga.” Peneliti : “Tapi ?” Informan : “Jam tiga, tapi di sana lebih banyak e ya itu saya inget, saya pernah, karena saya bisa mengeja dan membaca dengan baik saya ada satu jam atau dua jam time slot khusus untuk membaca yang lebih lanjut. Advanced gitu. Advanced Reading dibandingin sama temen-temen saya. Jadi bukan akselerasi tapi karena membaca saya lebih baik dari yang laen ya saya bisa masuk ke kelas itu. E yang saya inget banget matematiknya itu saya inget banget matematiknya nggak banyak. Tapi juga, dia juga geografinya atau menghapalnya lucunya hanya menghapal Amerika aja gitu lho.” Peneliti : “Mm ... termasuk boders tadi ya ?” Informan : “Ya boders Amerika. Jadi e ...” Peneliti : “Atau mungkin karena Amerika terdiri dari bermacem-macem, apa, states.” Informan : “Enggak. E they’re really centralized. Mereka hanya mengenal dirinya sendiri gitu.” Peneliti : “Uh huh.” Informan : “Ada beberapa orang yang malah ngga tau a Bali itu bagian dari Indonesia, gitu misalkan.” Lampiran V, Halaman 24--25 242

4.2.1.3.4 Informan 4